Bersepeda bisa menyatukan sesama warga perantauan. Hidup di Sydney, Australia membuat 9 cyclist asal Indonesia ini gowes bersama. “Kita kompak berkomitmen untuk hidup sehat, kebetulan kami tinggal di daerah yang sama, eastern suburb,” bilang David Saputra.

Dia bersama Budy Lukman, Daniel Sutanto, Henry Lukman, Alex Wibowo, Handy Christian, Lucas Kurniadjaja, Tommy Sutrisno, dan Franklin Tjhin membentuk klub sepeda bernama Sydney Indo Cycling Group (SICG). “Awalnya kami bersembilan ini. Sekarang sudah mencapai 66 cyclist yang bergabung dengan kami,” bilang David.

Kebanyakan mereka dikenal dari mulut ke mulut. Atau berkenalan lewat Strava club dan Facebook. Menurut David, SICG adalah satu-satunya klub sepeda di Sydney yang terbuka untuk orang indo umum jadi tidak eksklusif. “Mungkin ada beberapa grup sepeda lain yang anggotanya cyclist Indo juga tapi member mereka kurang dari 10 orang,” imbuhnya.

Secara konsisten, SICG rutin mengadakan gowes mingguan di hari Sabtu atau Minggu. Start jam 6 pagi dengan jarak sekitar 50-100 km. “Tikumnya bisa di TAB Kingsford atau Centennial Park Fox Studio gate,” bilang David.

Di luar itu, SICG juga kerap gowes bersama bule-bule lokal dari grup Pedal Mafia. Biasanya kebut-kebutan di Cape Solander atau Kurnell. Atau gowes climbing ke Eastern beach, Zoo, Bobbin head, Westhead, Akuna, atau 3 Gorges.

“Kadang gradiennya lumayan ekstrem. Di Arden street, Coogee ada yang hingga 15 persen,” imbuh Andre Djojo yang merupakan salah satu anggota Pedal Mafia.

Andre-lah yang membawa SICG gowes bersama Pedal Mafia. “Anggotanya masih muda sekitar 20-30an tahun jadi mayoritas dari mereka sangat kuat gowesnya,” bilangnya.

Andre adalah anggota yang terkuat dari grup SICG dan kerap “menarik” peloton saat riding mingguan. Andre juga tidak pelit ilmu, sering sharing bagaimana latihan yang efektif untuk meningkatkan performa. Budy Lukman adalah salah satu “hasil terbaik” dari coach Andre. Kurang dari setahun bergabung di SICG, Budy sudah menjadi salah satu climber terkuat.

Selain Andre, ada Handy Christian, juga anggota SICG yang sering memberi semangat temannya untuk gowes lebih serius agar performa meningkat. “Kecepatan rata-rata anggot SICG tahun lalu kira-kira 21-24 kmh. Tapi sekarang bisa mencapai 28-34 kmh,” bilang Handy.

Lucunya, beberapa waktu lalu, anggota SICG ramai-ramai mengganti sepedanya dengan tipe aero seperti Scott Foil, Cervelo S3, dan lainnya. “Agar bisa mengejar rombongan,” tutur Nandya Pryandana dan Henry Lukman bersamaan.

Sadar bahwa labour cost (biaya tenaga kerja) di Sydney mahal, dua anggota SICG sangat mahir merakit dan merawat sepeda. Mereka adalah Donni Arifin dan Alex Wibowo. Donni membangun sepeda Pinarello Dogma-nya sendiri dengan berburu parts paling murah via online. “Mereka berdua sangat lihai mendapatkan komponen sepeda dengan harga sangat murah! Jadi kita tinggal bilang ke mereka apa yang kita perlukan mereka akan mencari harga paling murah untuk kita,” cerita Budy lantas tertawa.

Sesuai dengan misi awal bahwa SICG tidak mau eksklusif, maka SICG juga mengikuti even seperti Spring Cycle, MS Gong, Bowral, dan Orange. Dan mereka sangat aktif di medsos termasuk Facebook.

“Barusan dapat kabar bahwa akan ada komunitas asal Jakarta namanya IPSJ (Ikatan Penggemar Olahraga Sepeda Jakarta) akan berkunjung ke Sydney bulan Oktober dan mengajak gowes bersama. Dan kita sangat welcome!” bilang David.

Tak melulu harus grup ride, SICG juga siap menemani cyclist asal Indonesia yang datang sendirian berlibur untuk gowes bersama mereka.

“Eric Go asal Surabaya pernah datang ke Sydney membawa sepeda. Langsung ketemuan dan gowes bersama dan kita akrab hingga hari ini meskipun Eric Go sudah pulang Surabaya. Juga Robby Gontai asal Kupang pernah ride bersama kami waktu dia datang liburan ke Sydney,” tutup David. (mainsepeda)

 

 

Populer

Tim Safety dan Medis Siaga Mengawal Peserta Journey to TGX 2024
Journey to TGX 2024: Hanif Finisher Pertama di Pasar Pon Trenggalek
Ditemani Hujan, Asril Kurniadi Dkk Tiba Pertama di CP Tulungagung
Journey to TGX 2024: Saling Jaga, Finis Sebenarnya Adalah Rumah
Journey to TGX 2024: Termuda 16 Tahun, Terjauh dari Toraja
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Tips Setting Rantai Hub Gear dan Lepas Roda Belakang Brompton
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
“Pemanasan” 192 Kilometer hingga Situbondo
Rekor Bersepeda Tercepat di Dunia, 296 km/jam!