Nun jauh di timur Indonesia, tepatnya di distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua ada komunitas sepeda yang sedang berkembang. Semangat bersepeda yang tinggi membuat Setani Bike Community jadi motor penggerak hidup sehat di tanah Papua.

Bermula 5 tahun lalu, Johanis Fajar Kurniawan bersama Hengky, Mubarak, Yono, Sugeng, Tri, dan Adi sepakat bersama-sama menyatukan semua pesepeda di Sentani.

“Awalnya bernama Sentani Mountain Bike. Tapi sejak Juni 2018, berubah nama menjadi Sentani Ride Cycling. Karena semakin hari semakin banyak anggota kami yang beralih ke road bike atau sepeda lipat,” bilang Johan.

Belum genap setahun dengan nama baru, Sentani Ride Cycling berganti nama lagi menjadi Sentani Bike Community (SBC).

“Tidak ada alasan khusus penggantian nama kedua ini. Agar lebih universal dan terbuka untuk umum saja. Segala macam sepeda boleh bergabung bahkan sudah ada anggota kami yang menggunakan e-bike,” tutur Johan.

Sukses, hari ini anggota SBC sekitar 30-an cyclist dan mereka selalu mengadakan gowes rutin di hari Sabtu. Tujuannya ke Kotaraja, Sentani Lake, Kali Ular, Gunung Bakso, Toare, Jembatan Kuning, atau Ujung Bandara.

“Buat cyclist yang ingin gabung, langsung aja datang ke basecamp kami di toko sepeda Pancal Jaya Sentani yang sekaligus jadi tempat start dan finis saat turing,” bilang Johan. Buat cyclist yang masih ada kesibukan di pagi hari, mereka menyempatkan diri untuk gowes di sore hari jam 15.00 dengan rute yang sama.

Meskipun berasal dari berbagai suku, ras, agama tapi semua anggota SBC sangat toleransi dan kuat rasa kekeluargaannya. Bahkan, sempat ada 4 cyclist asal Amerika Serikat yang menjadi anggota SBC. Juga Kapolda Sentani, Irjen. Pol. Drs. Martuani Sormin, M. Si tak malu-malu bersepeda bersama SBC.

Komunitas ini mempunyai misi tidak boleh ada yang tertinggal sendirian saat gowes. Jadi apabila ada yang capek harus ditemani satu atau dua anggota SBC lainnya.

“Di Sentani masih banyak palak juga banyak pecahan kaca berserakan di jalan. Lalu juga ada pemabuk. Jadi agar aman, anggota SBC yang tertinggal ditemani teman lainnya,” tutur Chaty, satu-satunya anggota perempuan di SBC.

SBC tidak menutup diri, sering juga gowes bareng dengan komunitas lain di Papua. Seperti bersama Abepura Pedal Work, Seroja, dan Jayapura Cycling Community (JCC).

SBC pernah melakukan turing “tergila”nya. Yaitu turing ke Kabupaten Keerom di Distrik Waris sejauh 112 km. Tanpa survei lokasi, sekitar 20 anggota SBC langsung gowes. Tak disangka, banyak rute yang masih berbatu dan tanjakan tidak ada habisnya. Sehingga banyak anggota SBC yang loading sebelum finis.

“Ini adalah gowes pertama yang dilakukan selama 12 jam. Start jam 7 pagi dari Mapolda Papua, kota Jayapura dan finis di District Waris jam 6 sore. Itu belum termasuk perjalanan balik ke rumah masing-masing. Jadi ada yang sampai rumah baru jam 2 atau 3 pagi. Badan lelah dan sepeda banyak yang rusak minimal baret-baret di badannya,” cerita Johan.

Anggota SBC paling sedih ketika ada sepeda rusak. Di Sentani maupun di seluruh Papua tidak ada toko sepeda yang menyediakan komponen lengkap seperti di Jawa.

Yono, bos toko sepeda Pancal Jaya Sentani kerap harus memutar otak untuk mengakali komponen sepeda yang rusak. “Minimal bisa digunakan bersepeda sambil menunggu komponen pengganti datang dari Jawa,” tukasnya.

Tetapi mereka tertolong dengan adanya marketplace online seperti BukaLapak, Tokopedia, dan lainnya. Banyak pelapak yang menjual komponen sepeda jadi tinggal beli, bayar, dan kirim ke Sentani.

“Sedihnya lagi, jika barang sudah datang tetapi tidak sesuai dengan komponen kami. Bisa baut kurang panjang atau kode komponen salah. Jadi mau tidak mau harus beli lagi dan menunggu lagi,” bilang Yono.

Solusi kedua adalah menggunakan jasa titipan, jadi apabila cyclist SBC ada yang ke Jawa langsung bilang di Whatsapp Group. “Sejauh ini hanya itu yang bisa kami lakukan. Jika beli sepeda full bike, kami hubungi langsung toko-nya di Jawa dan dikirim ke Sentani,” imbuh Johan.

Tapi di tengah kendala itu, SBC tetap bersemangat untuk gowes bersama dan menghidupkan komunitas sepeda di Sentani. Salut! (mainsepeda)

Populer

Journey to TGX 2024: Hanif Finisher Pertama di Pasar Pon Trenggalek
GCR Malang Punya Jersey Baru, Lebih Sejuk dan Menarik
Kolom Sehat: Akhir Tahun 2024
Giliran EJJ Boleh Berbagai Jenis Sepeda, Kecuali eBike!
Investor Kakap dari Tiongkok, Akankah Bawa XDS Astana Keluar dari Degradasi?
Kalender Mainsepeda 2025: Dibuka EJJ, Trilogy Telah Menanti
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF