Penggemar balap motor pasti kenal Doni Tata Pradita, yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah Moto2 tahun 2013. Yang tidak banyak orang tahu, pria 28 tahun itu ternyata juga penggemar cycling!
Nama Doni Tata pun muncul di daftar peserta Antangin Bromo KOM Challenge 2018, yang akan diselenggarakan 21 April mendatang. Rupanya, dia sudah lama penasaran dengan tanjakan menantang menuju Wonokitri, sekitar Bromo, tersebut.
“Saya sangat tertantang dengan even ini. Sudah lama saya dengar banyak cerita seru tentang menanjak Bromo naik sepeda. Baru tahun ini saya punya waktu untuk ikut,” tuturnya.
Pria kelahiran 21 Januari ini pun mempersiapkan diri secara maksimal. Tinggal di kawasan Yogyakarta, dia pun menyantap rute-rute tanjakan di sana. Seperti Bale Rante, Puncak Suroloyo, atau Kaliurang. Modal nanjaknya: Specialized Venge.
“Saya belum punya sepeda allrounder. Jadi pakai sepeda aero juga tidak apa-apa. Nanti ganti wheelset saja yang ringan,” ujarnya.
Biasanya, Doni Tata berlatih dengan komunitas Keong Jogja. Dan karena dasarnya seorang atlet, dia sudah terbiasa menjaga makan. Mengurangi pedas, berlemak, gorengan, lalu mengonsumsi makanan berprotein tinggi. Tidak ketinggalan rutin nge-gym untuk memperkuat otot core dan glute.
Doni Tata ingin benar-benar bisa menikmati tanjakan sekitar 40 km dari Pasuruan ke Wonokitri tersebut.
“Saya tahu pemandangan di Bromo itu bagus. Tapi selama ini selalu naik mobil, jadi tidak terlalu perhatian dengan sekeliling. Nanti, dengan sepeda, pasti bisa lebih menikmati. Saya excited banget!” lanjut Doni.
Karena ingin menikmati pemandangan, Doni Tata tidak mendaftar di kategori race. Dia memilih bergabung di peloton non-kompetitif.
Saat ini, cyclist dari berbagai penjuru Indonesia sudah mendaftarkan diri di Antangin Bromo KOM Challenge 2018. Panitia dari Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS), Mie Bola Mas, dan OtakOtak pun menetapkan pendaftaran akan ditutup pada 1 April nanti.
Pendaftaran bisa dilakukan secara online di Mainsepeda.com. Tinggal memilih mau ikut race di kategori apa, atau seperti Doni Tata bergabung di peloton normal yang tidak balapan.
“Semua peserta akan mendapatkan timing chip sehingga bisa meraih catatan waktu resmi di garis finis, di ketinggian 2.000 meter,” kata Cipto S. Kurniawan, bos Mie Bola Mas selaku tuan rumah di Pasuruan. (mainsepeda)