Ribuan cyclist menyerbu Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), akhir pekan lalu. Mereka hadir untuk mengikuti Romansa de Purworejo 2019. Acara ini digelar untuk memperkenalkan destinasi wisata di kota kelahiran Wage Rudolf Soepratman itu.
“Kami optimistis Purworejo akan semakin dikenal melalui sepeda,” kata Woro Kent, ketua panitia Romansa de Purworejo.
Purworejo memiliki segudang potensi wisata. Di sini bisa ditemukan 16 air terjun, dua hutan nan asri, tiga gua, serta empat pantai yang menawan. Purworejo juga memiliki puncak Geger Menjangan yang terkenal akan keindahan panoramanya itu.
Keunggulan lainnya adalah, Purworejo dekat dengan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo. Akses menuju barat Jogjakarta juga harus melewati Purworejo.
Purworejo juga dikelilingi oleh Pegunungan Serayu Selatan, Gunung Sumbing, dan Pegunungan Menoreh. Jalanan di Purworejo diklaim sangat cocok untuk bersepeda. Aspalnya mulus. Medannya naik-turun.
Selain itu, ada belasan tanjakan yang siap menguras energi, dan menantang nyali para cylist. “Ada banyak tanjakan seksi di sini. Belum cyclist murni kalau belum menaklukkan tanjakan di Purworejo,” tutur Woro.
Menurut Woro, acara yang dilangsungkan Minggu (29 September) itu diprakarsai oleh Komunitas Purworejo Cycling Family (PCF). Romansa de Purworejo dilangsungkan untuk merayakan hari jadi PCF yang pertama.
“Kami ingin mendongkrak sports and tourism di Purworejo. Juga edukasi agar masyarakat Purworejo gemar berolahraga, dan hidup sehat. Terutama bersepeda. Sehingga olahraga bisa menjadi kebutuhan hidup dan gaya hidup,” jabarnya.
Romansa de Purworejo dibagi dalam dua kategori. Pertama adalah fun bike. Rutenya sejauh 35 kilometer. Jumlah pesertanya mencapai 1.400 cyclist. Start dan finisnya di depan alun-alun Kota Purworejo.
Kategori kedua diberi titel Bruno Fun Race. Pesertanya 150 cyclist. Peserta Bruno Fun Race dibagi dalam lima kategori, yakni women open, MTB, Usia di bawah 35 tahun, usia 35-45 tahun, dan usia lebih dari 45 tahun.
Lokasi start dan finisnya sama dengan fun bike. Hanya sama rutenya lebih panjang: 110 kilometer. Ada dua titik pit stop di Balai Desa Wirun dan di kantor Kecamatan Bruno. Selain itu, panitia juga menyediakan satu water station di Desa Cawang.
Para cyclist akan ditantang untuk menaklukkan tanjakan di Desa Cepedak, Kecamatan Bruno, Purworejo. Panjangnya 5 kilometer. Tingkat kemiringannya 7.3 persen hingga 20 persen. “Wow! Luar biasa tanjakannya," bilang Juwanto, cyclist asal Semarang.
Peserta Romansa de Purworejo berasal dari banyak kota di Indonesia. Mulai dari Jogja, Kabumen, Wonosobo, Jakarta, Lampung, Jambi, Solo, Semarang, dan Bandung. Bahkan ada peserta yang berasal dari Eropa, yakni Jerman, dan Italia.
“Respon peserta sangat positif. Mereka memang kelelahan karena harus menaklukkan tanjakan di Bruno sepanjang 5 kilometer. Meski demikian, mereka justru ketagihan. Mereka meminta event ini diulang tahun depan,” ungkap Woro.
Yang menarik, Romansa de Purworejo 2019 digarap dalam waktu singkat. Kurang dari tiga bulan. Woro menyebutkan, pihaknya melakukan promosi besar-besaran untuk menarik peserta datang ke Purworejo.
“Meskipun izin belum 100 persen keluar, kami sudah melakukan promosi ke berbagai komunitas,” seloroh Woro seraya tertawa.
Selain itu, penyelenggara juga menyediakan reward menarik. Total hadiah untuk Bruno Fun Race adalah Rp 9 juta. Sementara untuk fun bike, total hadiah yang diserahkan sejumlah Rp 35 juta berupa berbagai macam sepeda, kulkas, mesin cuci, dan lainnya.
“Kami berterima kasih kepada pihak kepolisian, dan pemerintah Kabupaten Purworejo atas dukungan yang luar biasa terhadap acara ini,” tuturnya.
Hasil Bruno Fun Race 2019 (Tiga Besar)
Usia -35 tahun
1. M. Nur Alif (Bantul)
2. Maizalahenda (Purwokerto)
3. Sidik Yanu (Solo)
Usia 35-45 tahun
1. Purwantoro (Sleman)
2. Juwanto (Semarang)
3. Agus Purwanto (Purbalingga)
Usia +45 tahun
1. Antonius Haryono (Jogjakarta)
2. Suyanto (Klaten)
4. Francesco Bruno (Italia)
Women Open
1. Maria Dea (Jogjakarta)
2. Yuwana Widyastuti (Jogjakarta)}
3. Widi Nugrahanti
MTB
1. Choirul Huda (Boyolali)
2. Budi Wahyono (Sleman)
3. Yuda Aji (Solo)
Foto-foto: dokumentasi Purworejo Cycling Family