Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Yang terpenting adalah bagaimana sikap kita menghadapi kegagalan tersebut. Apakah akan bangkit, atau semakin terpuruk. 

Contohlah Mads Pedersen. Gagal di sepak bola dan bulu tangkis tak membuatnya menyerah. Sebaliknya, Pedersen menemukan titik balik ketika menekuni balap sepeda. Kini ia menyandang status juara dunia road race 2019. 

Sepak bola adalah olahraga terpopuler di Denmark, negara asal Pedersen. Kegilaan masyarakat terhadap sepak bola semakin menjadi ketika tim nasional Denmark menjuarai Piala Eropa 1992, dan Piala Konferedasi 1995.

Selain sepak bola, bulu tangkis juga sangat populer di Denmark. Bahkan, Denmark adalah negara bulu tangkis terkuat di Eropa. Denmark pernah melahirkan pemain hebat seperti Peter Gade, dan Viktor Axelsen.

Laiknya seorang anak Denmark pada umumnya, Pedersen sempat menekuni sepak bola dan bulu tangkis. Akan tetapi, ia gagal di kedua cabang olahraga itu. 

“Saya bermain sepak bola, sebelumnya. Tapi saya selalu marah dengan teman setim saya. Kemudian saya mulai bermain bulu tangkis. Namun saya mematahkan begitu banyak raket,” cerita Pedersen kepada Cyclingnews, dan La Gazzetta dello Sport.

Kemudian sang ayah membelikannya sepeda. Dari sinilah kisah sang juara dunia dimulai. “Saya mulai bersepeda, dan saya tidak pernah berhenti,” ungkapnya

Pedersen menemukan passion-nya di sepeda. Ia mulai berkompetisi pada usia 10 tahun. Mulanya hanya ingin bersenang-senang. Lambat laun semangat kompetitifnya pun makin terasah. Pedersen mulai memiliki hasrat mengalahkan lawan-lawannya di lintasan balapan.

Karier profesionalnya dimulai saat ia direkrut tim kontinental, Cult Energy Vital Water pada 2014. Setelah itu ia merapat ke Stolting Service Group pada 2016. Pedersen mulai membalap untuk Trek-Segafredo pada 2017. 

Pedersen menjadi juara dunia road race 2019, pekan lalu. Ia menuntaskan balapan dari Leeds menuju Harrogate dengan catatan waktu 6 jam 27 menit dan 28 detik. “Gelar juara dunia adalah hal yang sangat besar. Saya yakin itu akan mengubah hidup saya,” akunya.

Perjalanan Pedersen di musim ini masih belum berakhir. Ia baru saja ambil bagian di Tour de l'Eurométropole di Belgia. Pedersen akan mengakhiri musim di Italia. Ia juga turun di Tre Valli Varesine, dan Milano-Torino 2019.

Selepas itu, Pedersen akan menghabiskan waktu bersama sang kekasih, Lisette Dam Jorgensen. Mereka berencana menikah. Tanggalnya masih dirahasiakan. Bagi Pedersen, menikahi Lisette jauh lebih istimewa daripada gelar juara dunia yang ia raih pekan lalu.

“Kami sudah bersama selama enam tahun. Dia selalu mendukung saya. Lisette selalu ada untuk saya, dan dia membuat saya menjadi apa adanya,” bilangnya. 

Foto: trekbikes

 

Populer

Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Campagnolo Kembali ke Balapan WorldTour 2025
Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF
Journey to TGX 2024, Penuh Cerita Tak Terlupakan
Journey To TGX 2024 Terbuka untuk Berbagai Jenis Sepeda (No eBike!)
De Bleu CC Gairah Kota Biru
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Taiwan KOM 2024 - Rute Lama Kena Gempa, Rute Baru Jadi 150 Km
Remco Evenepoel Celaka saat Latihan, Patah Beberapa Tulang
Ijen KOM 2024: Inilah Kuliner Hidden Gem Banyuwangi, Wajib Cicip!