Samson Usagani termasuk cyclist yang sangat setia mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge. Sejak dilangsungkan enam tahun lalu, pesepeda asal Jakarta ini hanya sekali absen di event yang disebut sebagai ‘kenduri’-nya cyclist di Indonesia ini.
Pada awalnya Samson mengikuti sebuah event gowes yang digagas oleh Azrul Ananda, founder Bromo KOM Challenge. Kesuksesan event tersebut membuat Samson terkesan. Dia ketagihan mengikuti ajang gowes lain yang dibikin oleh Azrul.
“Event-nya memang bagus, dan berjalan sukses,” akunya. “Lalu, ketika ada Bromo KOM, saya langsung ikut. Sebab yang pertamanya saya merasa puas,” ungkap Samson kepada Mainsepeda.com.
Ia kembali merasakan kepuasan di Bromo KOM Challenge edisi perdana. Kesan positif itu membuatnya hampir tak pernah absen menanjak di Bromo. “Hanya 2018 saja yang tidak ikut. Sebab ada kerjaan. Yang lainnya saya ikut semua,” aku sebut Samson.
Menurutnya, Bromo KOM Challenge itu event yang komplet. Hospitality-nya bagus. Sterilisasi jalan selama event juga bagus banget. Yang tak kalah penting bagi Samson, event ini selalu on time.
Samson menjelaskan, masalah ketepatan waktu sangat berpengaruh ke keselamatan peserta. Jamnya harus sesuai jadwal. “Kalau ngaret, keselamatannya berbahaya. Sebab planning menjadi salah semua,” jelasnya.
“Biasanya kalau acaranya orang Indonesia tuh terlambat mulu. Tapi tidak dengan Bromo KOM Challenge. Mungkin karena kebiasaan Mas Azrul yang selalu on time. Kami yang gowes juga senang kalau acaranya on time,” imbuhnya.
Sementara itu, Samson termasuk cyclist yang rajin mengikuti berbagai ajang gowes di Indonesia. Baik yang dilangsungkan di sekitar Pulau Jawa, maupun event di luar Jawa seperti di Sumatera, Bali, dan Sulawesi.
Dari sekian banyak ajang gowes yang pernah diikuti, Herbana Bromo KOM Challenge termasuk event yang menyuguhkan tanjakan tersulit. Samson menegaskan, teruntuk cyclist yang doyan tanjakan, syarat wajibnya adalah lulus di Bromo.
“Jika orang mau membuktikan diri, taklukkan Bromo dulu. Harus lulus di Bromo dulu. Kalau sudah bisa melewati Bromo, pasti akan diakui bisa melewati tanjakan lainnya,” bilang pengusaha asal Jakarta tersebut.
Samson akan turun pada kategori usia 45-49 tahun di Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Walaupun turun di nomor kompetitif, Samson tak mematok target naik podium. “Saya hanya mencari personal best. Target saya bisa konsisten finis dua jam,” imbuhnya.
Samson juga mendorong penyelenggara Herbana Bromo KOM Challenge 2020 untuk ikut mengampanyekan kebersihan lingkungan. Misalnya dengan menentukan tempat pembuangan sampah bagi peserta.
“Pembuangan sampah hanya boleh dilakukan dari kilometer sekian, ke kilometer sekian. Jika ada peserta yang membuang sampah di luar daerah tersebut, langsung terkena penalti. Biar bersih, tidak ada yang boleh membuang sampah,” sarannya.
Herbana Bromo KOM Challenge 2020 akan start di Makodam V/Brawijaya, 14 Maret nanti. Event menanjak paling heboh di Indonesia ini akan diikuti 1.400 cyclist dari 22 negara.
Peserta dengan road bike akan start dari Surabaya. Sedangkan peserta kategori sepeda lipat, dan Brompton start dari GOR Untung Suropati, Kota Pasuruan. GOR Untung Suropati sekaligus menjadi pit stop pertama untuk peserta yang start dari Surabaya.
Dari Pasuruan, barisan lomba akan start duluan. Diikuti peloton non-kompetitif serta sepeda lipat dan Brompton. Lomba secara resmi dimulai saat melewati gate KOM Start di Pasrepan. Dari sana, peserta tancap gas sejauh 25 km menuju garis finis di Wonokitri, Bromo.(mainsepeda)