Ratusan cyclist dari berbagai kota di Indonesia mulai berdatangan pada hari kedua pengambilan starter kit Herbana Bromo KOM Challenge 2020, Kamis (12/3). Beberapa di antaranya mengaku baru pertama kali mengikuti event menanjak paling heboh di Indonesia tersebut.
Budi Henggar salah satunya. Ia berangkat dari rumahnya di Lamongan, Kamis siang. Ia tiba di Surabaya pada Kami sore. Henggar mengajak istrinya untuk mengambil starter kit Herbana Bromo KOM Challenge 2020 di halaman kantor Wdnsdy Bike, Surabaya Town Square street level, Jalan Hayam Wuruk Nomor 6, Surabaya.
Bapak dua anak ini tak langsung pulang ke Kota Soto. Ia memilih nongkrong di Wdnsdy Cafe dan bercengkerama dengan beberapa cyclist dari komunitas Strattos Cycling Club (SCC). Mereka langsung akrab walaupun baru pertama kali bertatap muka.
"Jadi Om Henggar ini belum pernah mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Tadi kami ngobrol banyak tentang sepeda dan tanjakan di Bromo," cerita pentolan SCC, Cak Kamto saat memperkenalkan Henggar kepada Mainsepeda.com.
Henggar mengaku baru setahun terakhir mulai rutin bersepeda. Herbana Bromo KOM Challenge 2020 adalah event menanjak pertama baginya. Keikutsertaan Henggar tak lepas dari dorongan dari komunitas 031 Brompton, dan rekan-rekan sesama cyclist di Lamongan.
"Saya tak langsung diterima saat mendaftar. Saya masuk waiting list dulu. Dari situ saya percaya bahwa peminat event ini sangat tinggi," ucap Henggar.
Henggar sudah melakukan cek rute ke Bromo pada akhir Februari lalu. Ia berangkat bersama tiga cyclist lain dari Lamongan. Salah satunya adalah Dandim 0812/Lamongan, Letkol Inf Sidik Wiyono. Hanya saja mereka tak sampai finis di Wonokitri, Bromo.
"Setelah itu saya semakin sering berlatih. Hampir tiap hari. Saya juga membaca tips menanjak dari Mas Azrul Ananda dan Om Johnny Ray di Mainsepeda.com. Target saya tidak muluk-muluk. Bisa finis sebelum COT," ucapnya.
Seperti halnya Budi Henggar, rasa penasaran akan tanjakan di Bromo melatarbelakangi niat Agustiono Gontoro ikut Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Agustiono intensif bersepeda dalam lima tahun terakhir.
Ia gowes setiap hari. Sekali jalan sekitar 25 kilometer. Jika ingin mendapatkan sensasi tanjakan, ia gowes ke Tretes atau ke Nongkojajar.
Agustiono sebenarnya mengikuti perkembangan event bersepeda di Indonesia. Termasuk Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Setelah lima tahun mengamati, pelukis asal Surabaya ini memutuskan untuk mengikuti 'kendurinya' cyclist di Indonesia itu pada tahun ini.
"Saya sudah berulang kali mendaki ke Bromo. Tapi baru pertama kali ini saya melakukannya dengan bersepeda," akunya. Turun di kategori usia 55-59 tahun, Agustiono berharap bisa finis sebelum cut of time (COT).(mainsepeda)