Siti Atikoh tersenyum lebar begitu melewati garis finis Herbana Bromo KOM Challenge 2020, Sabtu (14/3) siang. Rasa penasarannya akan 'siksaan' tanjakan Wonokitri yang terkenal itu, akhirnya terbayar sudah.

Founder Herbana Bromo KOM Challenge, Azrul Ananda secara langsung mengalungkan medali finisher kepada istri Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo itu. “Lega sekali. Akhirnya bisa finis. Saya jujur, yang penting bisa finis," kata Atikoh kepada Azrul.

Saat ditemui di garis start, Atikoh mengaku sangat deg-degan dalam debutnya di event menanjak paling ditakuti ini. Rasa penasarannya selama ini akhirnya terbayarkan ketika Atikoh dan beberapa rekannya tiba di Pendopo Agung Wonokitri, Bromo. Dia berhasil finis bahagia di Herbana Bromo KOM Challenge 2020.

"Baru kali ini saya mengikuti gowes yang nggak ada turunannya sama sekali. Pertamanya kan rute datar. Habis itu langsung nanjak terus sampai finis. Saya sampai mikir, kok nggak selesai-selesai ini tanjakannya. Mana nggak ada rolling sama sekali. Tapi secara keseluruhan event-nya keren sih,” ucap Atikoh saat ditemui Mainsepeda.com.

Sejak dulu Atikoh sudah bercita-cita untuk mengikuti event menanjak paling menantang di Indonesia tersebut. Wanita cantik berhijab itu memang hobi gowes. Beberapa kali dia bersama sang suami, Ganjar Pranowo menyempatkan diri mengikuti event bersepeda.

“Dari sekian event yang pernah saya ikuti, Herbana Bromo KOM Challenge 2020 ini yang paling berat,” kata Atikoh lantas tertawa.

Atikoh tidak menyangka antusiasme cyclist mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge 2020 akan seheboh itu. Memang ada 1.448 peserta di ajang kali ini. “Peserta ini kayak lagi gathering. Seperti Lebaran untuk pesepeda lah," ungkap ibu satu anak ini.

Keberhasilannya menyelesaikan rute sepanjang 100 kilometer itu membuat Atikoh ingin kembali tahun depan. Atikoh berjanji akan mengikuti Herbana Bromo KOM Challenge 2021. “Saya akan ke sini lagi. Tanjakannya ngangenin sih,” ujarnya.

Azrul Ananda salut dengan perjuangan Atikoh di Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Atikoh tetap berusaha finis walaupun telah melebihi cut off time (COT). Oleh sebab itu, sebagai bentuk apresiasi atas perjuangannya, Azrul memberikan medali finisher kepada Atikoh.

"Seharusnya Bu Atikoh memang tidak menerima medali. Tapi ini medali khusus. Saya mohon maaf untuk yang lain," kata Azrul.

Azrul menjelaskan, Atikoh termasuk tokoh yang berperan penting dalam perkembangan olahraga sepeda saat ini. Apalagi Atikoh sering mengikuti event sepeda di pelbagai kota di Indonesia. Nilai plusnya, Atikoh adalah cyclist yang jujur. Ia tetap berusaha finis bagaimana pun kondisinya.

"Bu Atikoh adalah penyemangat untuk cyclist perempuan di Indonesia. Juga penyemangat atas kejujurannya dalam bersepeda. Beliau tetap berusaha finis meskipun di bawah COT," bilang Azrul.(mainsepeda)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Kolom Sehat: Bucin
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour
RIDE Depok Upgrade Level ke SUB-PRO di Tahun Baru
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Weight Weenie Build: Wdnsdy AJ62 "NAKED" ini hanya 5,6 kilogram!