Manager Community Relation CSR KAI Muhibbuddin (kanan) menyerahkan bantuan CSR kepada Kepala Desa Wonokitri, Iksan.
Penyelenggaraan Herbana Bromo KOM Challenge 2020 membawa dampak besar bagi Desa Wonokitri yang menjadi titik finis. Event menanjak paling heboh di Indonesia ini memberikan dampak pariwisata yang luar biasa kepada desa di lereng Gunung Bromo itu.
Para pedagang yang ada di sekitar Pendopo Agung Desa Wonokitri seperti ketiban rezeki nomplok dengan ramainya orang yang membeli berbagai produk di warung mereka. Warga sekitar pun juga ikut merasakan rezeki. Para cyclist yang ingin kembali ke kendaraan masing-masing, banyak yang menyewa jasa ojek dari penduduk setempat.
“Di satu sisi, kegiatan Herbana Bromo KOM Challenge 2020 bisa memberdayakan masyarakat sekitar terkait penjualan makanan minuman. Lalu dampak pariwisata juga sangat besar sekali,” kata Iksan, Kepala Desa Wonokitri.
Sejumlah cyclist tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi langsung Gunung Bromo. Mereka memilih untuk extend dengan menyewa villa yang ada di sekitar. Terlebih Desa Wonokitri merupakan pemberhentian terakhir sebelum memasuki kawasan pariwisata Bromo. Jadi sudah sangat dekat jika ingin melihat keindahan Bromo.
Iksan menuturkan, event Bromo KOM Challenge memberikan perubahan yang signifikan terhadap pendapatan desa. Satu dekade sebelumnya Desa Wonokitri tidak seramai sekarang. Selain itu, dulu juga tidak ada event besar apa pun yang diselenggarakan di daerah ini.
Tetapi hal itu berbeda sejak adanya menanjak paling menantang di Indonesia tersebut. "Mudah-mudahan Herbana Bromo KOM Challenge 2020 ini bisa berlanjut, sehingga ke depan bisa dilaksanakan kembali," harap Iksan.
Lebih beruntung lagi, melalui Herbana Bromo KOM Challenge 2020, Desa Wonokitri mendapat kucuran dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT KAI sebesar Rp 70 juta. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan toilet umum di samping Pendopo Agung Desa Wonokitri.
Sebagai desa transit terakhir, Wonokitri memang masih minim toilet umum. Jika pun ada, belum spesifik pemisahannya antara toilet pria dan wanita.
"Untuk toilet memang kurang sekali. Kalau weekend pengunjung membludak sedangkan kami cuma punya empat kamar mandi itu pun campur. Saya sangat berterima kasih sekali sudah dibantu PT KAI untuk membuat toilet khusus pria," tutur Iksan.
Vice President CSR PT KAI, Agus Supriyono menjelaskan bahwa pihaknya ingin membantu, dan mempercantik Desa Wonokitri. "Kami ingin Desa Wonikitri semakin maju. Sehingga pengunjung yang datang ke Bromo juga semakin nyaman," ucap Agus saat menyurvei ke Wonokitri, akhir Januari lalu.
Di dalam PT KAI sendiri selama ini ada komunitas sepeda. Namanya IRCC, Indonesia Railways Cycling Community. Komunitas itu yang kerap kolaborasi dengan komunitas-komunitas sepeda lainnya di Indonesia.
Beberapa event yang diadakan PT KAI juga kerap menggandeng komunitas sepeda. Seperti misalnya ketika mereka mempromosikan KA Galunggung (Kiaracondong – Tasikmalaya pp).
Saat itu PT KAI merangkul berbagai komunitas sepeda lipat yang ada di Bandung untuk berpartisipasi dalam kegiatan Rail Bike with Galunggung Train. "Kami melihat sepeda itu sebagai salah satu sport tourism yang menjanjikan," ujar managing director of finance PT KAI, Didiek Hartantyo pada akhir Januari lalu. (syafaruddin)