Akhirnyaaaaa…. Event menanjak ke gunung kesayangan kembali hadir! Dalam hitungan hari, pada Sabtu, 21 April nanti, kita semua bisa menikmati Antangin Bromo KOM Challenge 2018, yang diselenggarakan oleh Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS), Mie Bola Mas, dan OtakOtak Event Organizer.
Beda dengan event tahun-tahun sebelumnya, kali ini event akan terbagi dua. Yang lomba serius, diikuti pembalap-pembalap top nasional, serta yang hobi serius, yaitu peloton non-kompetitif yang dikawal road captain serta marshal.
Beda lainnya, tahun ini jaraknya juga “hanya” 40 km. Start langsung dari Pasuruan (kota tempat tinggal saya), langsung ke Wonokitri di ketinggian 2.000 meter.
Tips ini bukan untuk yang balapan. Mereka tidak perlu diberi tahu harus bagaimana. Begitu mencapai titik KOM Start di Pasrepan, alias 25 km menuju finis, mereka hanya perlu tancap gas sekuatnya. Yang paling cepat, yang paling betah, bakal jadi juara.
Estimasi kami, para pembalap nasional hanya akan perlu waktu sekitar 1 jam 20 menit untuk menyelesaikan 25 km tersebut.
Tips ini seharusnya lebih berguna bagi peloton non-kompetitif, yang akan habis-habisan berjuang menuntaskan rute 25 km itu di bawah empat jam (plus toleransi 15 menit untuk peserta perempuan). Jangan salah, 25 km-nya Bromo itu sudah terkenal sekali “kejamnya.” Nyaris tak ada jalan turun atau datar, teruuuuuuus miring sampai Wonokitri.
Sebagai warga lokal pun saya tidak selalu mampu menuntaskan rute ini dengan nyaman. Siapa pun Anda, sekuat apa pun Anda, Bromo akan membuat kaki gemetar di puncaknya.
Berikut tips saya supaya bisa menuntaskan rute ini dengan seefisien mungkin. Supaya sengsaranya bisa lebih menyenangkan!
1. Sebisa mungkin mengurangi berat badan. Semakin ringan, semakin mudah menanjak. Ingat, dari KOM Start hingga Wonokitri itu adalah full climb tanpa ampun. Khususnya pada 10 km terakhir.
Memang tidak mungkin mengurangi bobot seminggu sebelum event. Tapi, minimal, jaga makan Anda mulai sekarang. Pastikan makan “bersih” hingga Hari H event. Anda akan merasakan manfaatnya.
2. Biasakan menanjak, khususnya long climb. Dan jangan berhenti-berhenti saat menanjak. Lebih baik pelan-pelan tapi konstan daripada memaksa tapi berhenti-berhenti. Demi melatih endurance. Seminggu sebelum event, Anda tidak akan bisa membuat diri lebih kuat lagi. Jadi minimal pastikan kondisi tubuh terjaga.
3. Pakai gearing yang tepat. Idealnya adalah 50-34 di depan, 11-28 di belakang. Sebenarnya tidak ada tanjakan yang sangat curam di Bromo, jadi sproket 32 belum tentu dibutuhkan. Tidak perlu memaksakan sepeda Anda memakai sproket 34, apalagi 36. Yang terjadi nanti hanya kaki berputar tapi tak kunjung sampai!
4. Makan secara teratur saat menanjak. Sedikit-sedikit tapi sering. Jangan terlalu kenyang. Setiap 45 menit pastikan ada makanan masuk, idealnya yang mudah dicerna. Minum juga jangan kebanyakan. Sedikit-sedikit saja setiap 10-15 menit. Bulan April bisa panas. Pakai campuran elektrolit kalau dibutuhkan, bawa beberapa gel. Tapi jangan paksakan gel di awal. Makanan solid lebih baik daripada gel.
5. Panitia akan menyediakan dua (2) feeding zone antara KOM Start hingga Wonokitri. Kurang lebih setiap 10 km. Kalau memang butuh berhenti untuk mengisi bidon atau mengambil snack, lakukanlah. Tapi jangan minum terlalu banyak, jangan makan terlalu banyak. Juga jangan berhenti terlalu lama! 5-10 menit sudah cukup.
6. Take it easy. Stay within your limit! Tanjakan Bromo itu karakternya khas. Ringan di awal (4-7 persen), semakin ke atas semakin curam. Pada 15 km terakhir akan berkisar 8-11 persen, dengan jalur ke finis 14-17 persen. Jadi jangan push di awal. Hemat energi Anda. Ingat, kalau average speed kita 8 km/jam, maka 15 km terakhir akan butuh waktu 2 jam untuk diselesaikan.
7. Gunakan ban clincher dan alloy wheel. Dan bawa ban dalam cadangan. Konyol kalau kita tidak finis gara-gara ban tubular kita bocor dan tidak ada spare. Padahal seharusnya bisa finis dalam time limit. Apalagi kalau ingin turun dari Bromo naik sepeda. Alloy rim jelas lebih aman daripada carbon wheel.
Semoga tips ini bisa membantu Anda menaklukkan Bromo dengan lebih nyaman. Setiap peserta akan mendapatkan timing chip, sehingga bisa mengukur waktunya dari KOM Start sampai finis di Wonokitri. Empat jam sangatlah cukup, asal Anda bisa menata kecepatan dan membagi energi dengan baik! See you on top! (cipto s. kurniawan)