Pembalap masa depan Belgia, Remco Evenepoel rupanya sempat menggeluti sepak bola sebelum banting setir ke balap sepeda. Runner-up kejuaraan dunia Individual Time Trial (ITT) 2019 tersebut bahkan pernah memperkuat tim nasional Belgia U-15 dan U-16.

Remco Evenepoel memang lahir dari keluarga balap sepeda. Ayahnya, Patrick Evenepoel adalah mantan pembalap profesional era 80an dan 90an. Meski memiliki darah pembalap dari sang ayah, Remco kecil tak langsung tertarik dengan olahraga ini.

Sepak bola menjadi olahraga pertama yang berhasil memikat hatinya. Remco Evenepoel belajar sepak bola di akademi Anderlecht sejak usai lima tahun. Ia pindah ke akademi PSV Eindhoven pada usia 11 tahun. Saat memasuki usia 14 tahun, Remco Evenepoel memutuskan pulang ke Anderlecht.

Tak hanya berkarier di level klub, Evenepoel juga sempat berseragam tim nasional Belgia. Ia menjadi bagian dari skuad muda Belgia U-15 dan U-16.

"Saya menghabiskan waktu sebelas tahun di sini (Anderlecht.red). Sejujurnya, beberapa tahun terakhir di sana adalah masa yang sulit. Mereka mematahkan mental saya. Tapi pengalaman itu yang membuat saya kuat," aku Evenepoel seperti yang dilansir Cyclingweekly.

Kekecewaan di sepak bola membuat Evenepoel memutuskan hijrah ke balap sepeda pada 2017 lalu. Ia memperkuat tim amatir, Forte Young CT. Kemudian ia pindah ke Acrog–Pauwels Sauzen pada 2018. Evenepoel rupanya berjodoh dengan balap sepeda.

Pada 2018, atau setahun setelah berhenti dari sepak bola, Evenepoel langsung menjadi juara dunia road race di level junior. Bukan hanya itu, Evenepoel juga menyabet gelar juara road race di kejuaraan nasional Belgia, dan kejuaraan road race Eropa. Selain tiga gelar itu, Evenepoel menjuarai delapan event sepanjang 2018.

Kegemilangannya membuat Deceuninck–Quickstep terpikat. Tim World Tour asal Belgia tersebut menyodorkan kontrak berdurasi lima tahun. Evenepoel memulai debutnya di Deceuninck–Quickstep pada 2019. Ia berhasil menjadu juara kejuaraan ITT Eropa, dan runner up di kejuaraan dunia ITT 2019.

Pada tahun pertamanya di Deceuninck–Quickstep tersebut, Evenepoel juga sukses memenangkan Tour of Belgium 2019, dan Clasica de San Sebastian. Kegemilangannya berlanjut pada 2020. Sebelum kompetisi balap dihentikan karena pandemi coronavirus, Evenepoel berhasil memenangkan Vuelta a San Juan dan Volta ao Algarve.

"Terus terang, saya lebih bangga mengenakan jersey ini (Deceuninck–Quickstep.red). Dan sekarang saya merasa lebih senang," aku rider yang masih berusia 20 tahun tersebut.

Remco Evenepoel berharap pandemi coronavirus segera berakhir. Sebab ada sebuah misi yang ingin ia tuntaskan tahun ini. Evenepoel ingin menggusur Rohan Dennis dari tahta juara dunia ITT. "Mendapatkan rainbow jersey adalah tujuan utama saya," tegasnya kepada media asal Belgia, La Derniere Heure.

Selain berencana membalap di kejuaraan dunia ITT, Evenepoel ingin memulai debutnya di Grand Tour dengan mengambil bagian dalam Giro d'Italia 2020. "Giro akan dimulai dengan balapan time trial. Itu akan memberi saya beberapa kemungkinan menarik," terangnya.(mainsepeda)

Foto: AS, Getty Images, Het Nieuwsblad

Populer

Julian Alaphilippe Kehilangan Yellow Jersey Akibat Melanggar Aturan Feeding
Tadej Pogacar Juara Etape Termuda
Tour de France 2025 Tak Diciptakan Sebagai Penghalang Pogi
Peserta Disambut Tari Kabasaran di Danau Linow
Kolom Sehat: Nasib Tour de France di Inggris
Pinarello Pop Art Spesial untuk Chris Froome
Mattias Skjelmose Rebut Etape 3 Sekaligus Pimpin GC Tour de Suisse 2023
Kolom Sehat: Hari Apes Nggak Ada di Kalender
Inilah Sepeda dan Komponen WorldTour Team 2018
Elia Viviani Rebut Gelar Juara Road Race Eropa