Peter Sagan Kangen Berat dengan Bersepeda

Juara dunia tiga kali, Peter Sagan sangat merindukan bersepeda. Ia rindu semuanya. Kayuhan pedal, aroma aspal jalanan, udara segar, dan nuansa musim semi yang khas. Semuanya harus dilewatkan gara-gara pandemi coronavirus yang melanda dunia.

Sagan baru turun dalam dua event balap pada tahun ini. Ia membuka 2020 dengan berpartisipasi di Vuelta a San Juan di Argentina pada 26 Januari hingga 2 Februari lalu. Sebulan kemudian, rider BORA-hansgrohe tampil di balapan Paris-Nice pada 8-14 Maret. Sagan tiga kali naik podium di kedua balapan itu.

Setelah itu dunia mulai sibuk berperang melawan pandemi coronavirus. Agenda balapan pun ditangguhkan. Akibatnya, banyak balapan yang ditunda, bahkan dibatalkan. Mayoritas pembalap profesional tak bisa keluar rumah karena wilayahnya di-lockdown. Sebagai gantinya, mereka hanya berlatih denganĀ trainer.

Sebagai 'penjelajah dunia', yang menghabiskan banyak di jalanan, berdiam diri di rumah bukan sesuatu yang mudah untuk Sagan. Pembalap asal Slovakia ini mengaku butuh waktu untuk beradaptasi dengan kondisi abnormal ini. Ia juga berusaha patuh terhadap aturan yang diberlakukan wilayah Monako, tempat tinggalnya saat ini.

"Saya sudah 'dikurung' selama dua bulan. Bahkan apa yang tidak pernah saya lakukan telah menjadi hal normal saat ini, yakni berbelanja," ujar pembalap 30 tahun tersebut dalam wawancara bersama koran Italia, Corriere della Sera.

"Akan tetapi, mereka yang mengenal saya pasti tahu bahwa saya selalu mencoba untuk melihat sisi positif dari berbagai hal. Dan bagian terbaik dari periode ini adalah menghabiskan waktu bersama Marlon setiap hari. Saya senang," imbuhnya. Marlon adalah putra Sagan yang kini berusia dua tahun.

Sagan juga berbicara tentang Tour de France. Balapan paling bergengsi di dunia itu akan dilangsungkan mulai 29 Agustus hingga 20 September. Ia juga membahas masalah Giro d'Italia dan Vuelta a Espana yang hingga saat ini belum dipastikan kapan akan dilaksanakan.

"Itu adalah hipotesis. Sebab tidak ada yang tahu bagaimana virus akan berperilaku dalam beberapa bulan mendatang. Saya berharap kita semua akan memiliki waktu yang sama untuk berlatih dan siap membalap. Satu-satunya kepastian bagi saya adalah bahwa mulai 11 Mei saya dapat bersepeda di luar rumah," jelasnya.

Masa depan balap sepeda yang belum betul-betul aman membuat Sagan kesulitan untuk mengatur jadwal dan menetapkan tujuan. "Ketika saya memiliki kepastian jadwal balapan, maka saya dapat membuat program dan memperbaiki performa saya," jabar mantan pembalap Tinkoff - Saxo itu.

Sagan sebenarnya menatap musim 2020 dengan percaya diri. Ia siap memenangkan sejumlah balapan klasik. Namun semua rencananya buyar gara-gara pandemi ini. Sekarang Sagan harus kembali ke nol. Ia menata ulang performanya dengan berlatih di rumah.

Sagan siap menembusnya dengan membalap hingga akhir tahun nanti. "Saya tidak masalah (jika membalap sampai Natal). Saya sudah cukup istirahat!" tegas Sagan.(mainsepeda)


COMMENTS