Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengundang founder Mainsepeda.com, Azrul Ananda dalam dialog dengan tema "Aman, Produktif, Adaptif dan Sporty”, Minggu (7/6) pagi. Azrul bercerita banyak hal tentang olahraga bersepeda pada masa pandemi coronavirus.
Diskusi ini dipandu oleh Tim Komunikasi Publik Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kolonel Inf Kristomei Sianturi. Acara ini disiarkan secara live melalui tv pool dan radio pool, dengan hak siar yang dapat dipakai untuk seluruh media.
Azrul bercerita bahwa pandemi coronavirus membuat intensitas gowes indoor semakin meningkat. Apalagi ada banyak aplikasi yang memungkinkan cyclist gowes 'keliling dunia' hanya dari rumahnya. Meski begitu, ada banyak pula cyclist yang tetap gowes di luar rumah. Tentu saja dengan mematuhi protokol kesehatan.
"Yang tetap keluar rumah untuk gowes biasanya memilih sendirian, atau membatasi jumlah kelompoknya," cerita Azrul.
Azrul menyinggung tentang pentingnya menggunakan pelindung wajah atau masker. Untuk cyclist, jenis masker yang menurutnya paling nyaman adalah buff. Sebab buff, selain bisa menutup hidung dan mulut, juga bisa menutupi telinga.
Selain menggunakan pelindung wajah, ia mengingatkan cyclist untuk menjaga jarak ketika bersepeda. Termasuk ketika berhenti di traffic light. "Ketika di lampu merah, kita harus jaga jarak agak jauh. Tidak apa-apa berada di belakang supaya tidak masuk ke kerumunan," pesannya.
Azrul menambahkan, pandemi ini justru membuat semakin banyak orang yang gowes. Orang semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dengan berolahraga teratur. Ia mengingatkan tentang edukasi untuk cyclist pemula. Sebab, ada banyak orang yang berolahraga setelah sekian lama absen.
"Ayo olahraga sesuai dengan protokol. Kalau sudah lama tak olahraga, jangan langsung olahraga keras. Mumpung orang sedang bergairah dengan olahraga, aturan fundamental olahraga harus ditingkatkan," pesan Headmaster Azrul Ananda School of Suffering (AASoS) ini.
Saat berlari tidak usah pakai masker, tapi maskernya harus tetap dibawa. Sebab jika kita lari menggunakan masker, khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Puteri Indonesia 2002 itu.
Sedangkan Yudhi mengatakan bahwa komunitasnya bersiap merayakan Hari Yoga Internasional pada 21 Juni nanti. "Kami akan merayakan itu dengan jumlah yang terbatas dengan tetap menjaga jarak. Juga tetap mengikuti protokol kesehatan," ucapnya.(mainsepeda)