Selamat Hari Jumat di era yang baru ini. Era di mana kita masih menebak-nebak sebaiknya kita harus bagaimana. Di satu sisi masyarakat ingin segera beraktivitas, di sisi lain seorang dokter cantik ikut mengumumkan bahwa angka penderita Covid-19 terus meningkat.
Yang pasti, pengguna atau penghobi sepeda mengalami kenaikan signifikan. Bukan hanya di Indonesia, tapi di berbagai belahan dunia. Mungkin Anda sudah merasakan ini, melihat begitu banyaknya orang bersepeda pada Minggu pagi.
Baru-baru ini, seorang kerabat mencari saya. Dan dia bukan kerabat yang rutin mengontak saya. Sebut saja namanya Hoki. Si Hoki ini bertanya soal sepeda, karena dia ingin berolahraga. Hobi asalnya main basket, namun dia merasa bermain basket tidak memungkinkan. Karena kontak fisiknya begitu tinggi. Belum lagi satu bola itu dipegang-pegang orang banyak.
Atas saran teman lain, dia ingin mencoba bersepeda.
Pasti dia tidak sendirian, karena sekarang makin banyak orang bersepeda.
Tentu saja, meledaknya jumlah pesepeda ini adalah hal baik. Tapi perlu dipahami, banyak dari mereka tidak terlalu paham hal-hal mendasar soal bersepeda. Sekilas, bersepeda memang sederhana kelihatannya. Hanya menyeimbangkan dua roda dan melaju dengan memutar pakai kaki. Tapi sejatinya tidak semudah itu.
Kondisi jalan di Indonesia sebenarnya tidak begitu mendukung untuk cyclist berolahraga bebas. Ada banyak faktor yang bisa mengganggu niat baik olahraga bersepeda ini.
Pertama, berbagi jalan. Sesuatu yang semakin sulit dilakukan pada Minggu pagi, ketika begitu banyak pesepeda "baru" memenuhi lajur kiri di jalan yang hanya terdiri atas dua lajur. Mereka juga bersepeda relatif tanpa "aturan." Ada yang lamban, ada yang zigzag, ada yang pelan tapi berjajar tiga.
Bukan hanya saling mengganggu dan saling membahayakan, juga mengganggu pemakai kendaraan yang lain.
Yang mengerikan, banyak di antara mereka tidak pakai helm. Mungkin pembaca bosan dengan topik ini. Tapi ini sesuatu yang harus selalu diingatkan. Ingat, rumah sakit sudah terlalu sibuk dengan pandemi. Jangan tambahi beban mereka.
Pembaca yang terhormat, pada intinya kita sebagai penghobi senang mendapat banyak teman baru. Namun semua tetap harus saling menjaga. Mungkin, teman-teman yang sudah berpengalaman bisa memberi arahan atau contoh, agar keamanan bersama bisa tercipta.
Lebih lanjut, supaya teman-teman baru itu nantinya tetap betah bersepeda, membuat hobi ini semakin memasyarakat. Saya punya usul. Kalau ada teman baru yang pemula, ajaklah dia makan. Agar kesehatan dan imunitasnya tetap terjaga.
Bagi yang pemula, selamat datang di hobi yang luar biasa ini. Semoga Anda betah. Jangan pernah takut memilih rute. Asal jangan sampai salah pilih teman gowes! Sekian, terima kasih. (Johnny Ray)