Selalu ada cerita menarik di balik sebuah pesta. Apalagi pestanya saat hampir 500 cyclist dari berbagai penjuru Indonesia (dan dunia) menanjak ramai-ramai ke Wonokitri, Bromo. Berikut beberapa “cerita wkwkwk” dari Antangin Bromo KOM Challenge 2018, 21 April lalu.
Insting Bisnis, Jualan Gel
Yohan Hoki (FratzCC, Surabaya)
Semua persiapan saya sudah matang. Berat badan sudah turun beberapa kilogram, siap climbing. Sepeda sudah diservis, latihan juga sudah semaksimal mungkin. Tinggal menunggu Hari H even.
Semalam sebelum even, saya berpikir pasti banyak cyclist dari luar kota dan belum tahu medan menanjak yang berat itu. Mereka pasti membutuhkan asupan energi ekstra berupa gel. Nah, apa salahnya kalo saya jualan saja…
Sekitar sepuluh gel saya tempelkan di sepanjang top tube sepeda Cervelo. Pakai double sided tape biar gampang mengambilnya. Saya print tulisan harga jual gel dan saya tempelkan di sadel. Biar orang tahu. Hahaha…
Saat di lokasi start, GOR Untung Suropati Pasuruan, lumayan. Ada satu pembeli yang mau beli karena dia kelupaan bawa. Saya jual dua biji seharga total Rp 100 ribu.
Di sisi lain, saat perjalanan menuju Wonokitri, dua gel saya jatuh dan hilang. Wah, malah rugi! Akhirnya saya lepas semua yang tersisa dan saya kantongi saja daripada hilang lagi dan justru saya sendiri tidak kebagian…
Disoraki Karena Pakai SeLi
Soetrisno (BRCC, Banyuwangi)
Tidak ada pertimbangan khusus waktu saya memutuskan menggunakan sepeda lipat (seli) Polygon untuk ikut Antangin Bromo KOM Challenge 2018.
Hanya satu aja. Saya pengin benar-benar menikmati even menanjak sejauh 40 km setinggi 2.000 meter itu. Kalau pakai road bike, pasti bingung memilih kombinasi crank dan sproket yang nyaman untuk putaran kaki. Dan tentu bawaannya pasti ingin ngebut.
Pakai seli, saya tidak punya banyak pilihan. Sproket hanya enam speed. Meskipun begitu, saya tetap bisa mencapai Wonokitri dengan catatan waktu 3 jam 29 menit.
Sebenarnya, ada satu orang lagi yang menggunakan seli mengikuti even ini. Saya sempat bertemu di tempat start, tapi saya tidak bertemu dia lagi di sepanjang perjalanan dan di tempat finis. Ke mana ya? Hahaha…
Tidak ada kendala berarti dalam mengunakan seli, hanya saja saya sering disoraki oleh anak kecil dan ibu-ibu. “Orangnya besar tapi pakai sepeda anak-anak, rek!”.
Atau: “Om itu sepeda anaknya kok dipakai sih!”
Tidak masalah, tidak perlu marah. Itu malah hiburan dan saya tertawa senang mendengar teriakan-teriakan spontan itu.
Ketiduran di Feeding Zone
P3RC (Pelindo 3 Roadbike Community, Surabaya)
Gerombolan tim kami, Pelindo 3 Roadbike Community mengalami pengalaman seru banget. Karena kemampuan tidak merata, jadi yang kemampuannya sama selalu bersama-sama. Biar ada temannya sepanjang rute 40 km itu.
Nah, salah satu anggota kami, sempat ketiduran di feeding zone kedua. Katanya sih dia kelelahan dan hawanya sejuk. Tentu enak banget untuk memejamkan mata.
Meskipun kami ini rata-rata masih baru pertama kali ke Bromo, tapi kami bersemangat dan hepi. Sssttt! Apabila kami mau berhenti istirahat, kami tolah-toleh dulu. Jangan sampai ada fotografer yang jepret kami. Malu dan takut di-bully di grup Whatsapp. Wkwkwkwk…
Saat di tempat start, kami sempat keder juga. Semua yang pakai jersey oranye (kategori race kelas Men Elite) bertubuh langsing. Mereka kan pembalap beneran, beda dengan kami yang gendut semua.
Tapi kami cuek dan pede saja, kami seru-seruan bareng lah pokoknya! Sukses buat Antangin Bromo KOM Challenge. Kita pasti ikut lagi tahun depan dan full power!
Tanda Tangan Azrul dan Dewo Jadi Penyemangat
Marhuasas Tik Simbolon, SH (Gowes Tahes Adventure, Malang)
Alasan utama saya ikut even Antangin Bromo KOM Challenge ini adalah: Karena ini even bikinan Azrul Ananda! Hampir setiap even sepeda yang dia adakan pasti saya ikuti.
Buat saya, dia adalah sosok inspirator yang penuh semangat dan pantang menyerah. Dan ini adalah even pertama buatan Azrul secara pribadi dan berkonsep baru yang lebih keren tentunya. Saya harus jadi bagian dari sejarah!
Biar afdol, saat pengambilan starter kit di kantor DBL Indonesia di Surabaya Town Square, saya cari Azrul untuk tanda tangan di jersey saya. Tapi sayang, dia sedang rapat di luar kantor.
Tidak patah semangat. Pagi hari di tempat start, saya datangi Azrul dan saya minta tanda tangannya di jersey saya. Dia langsung respon, bersahabat, dan sama sekali tidak sombong!
Semangat saya membuncah karena mendapatkan tanda tangan Azrul sekaligus Dewo Pratomo, fotografer idola saya. Kebetulan Dewo juga berperan aktif di even bergengsi ini. Klop!
Semangat saya berkobar, saya bisa selesaikan jarak 25 km dari KOM Start di Pasrepan menuju Wonokitri kurang dari empat jam bersama dua orang kawan, Wahyu Vermadi dan Cin Fung!
PARA SPONSOR PUN BAHAGIA
900 Mangkok Mie Ludes
Cipto Suwarno Kurniawan (Owner Mie Bola Mas)
Sebagai tuan rumah, saya wajib mendukung even yang membesarkan nama Pasuruan ini. Mie Bola Mas ikut serta sebagai penyelenggara Antangin Bromo KOM Challenge bersama Azrul Ananda School of Suffering dan OtakOtak Event Organizer.
Even cycling ini bisa dibilang sukses dan kami tidak salah memilih acara sebagai ajang promosi produk mie kering. Sekitar 900 mangkok yang kami sediakan di dua tempat, di titik start GOR Untung Suropati dan di titik finish Wonokitri habis ludes. Secara branding dan brand awareness pasti berhasil kami dapatkan.
Branding Tepat Sasaran, ke Cyclist dan Konsumen
Febrianto Heru (Brand Campaign PT. Deltomed Laboratories - Antangin)
Secara overall, acara Antangin Bromo KOM Challenge ini sangat menarik dan bisa dibilang sukses. Tentunya, kesuksesan itu juga membawa dampak positif terhadap produk kami sebagai title sponsor.
Saya yakin, setelah even ini, penetrasi produk Antangin ke Pasuruan dan Jatim akan mudah. Dan tingkat penerimaan produk akan meningkat. Selain itu, brand image dan brand awareness-nya untuk kalangan cyclist sudah sangat kuat.
Cyclist biasanya akan membawa Antangin di kala melakukan turing sepeda untuk menjaga tubuh tetap fit untuk gowes.
Banyak Interaksi dengan Peserta dan Pengunjung
Cipto Atmojo (Owner Citicon)
Tidak kami sangka, even cycling bisa semeriah ini. Semua kalangan mengikuti even ini. Mulai dari pengusaha hobi sepeda, pejabat, hingga atlet. Tentu, ini sangat berguna untuk Citicon. Kami bisa melakukan banyak interaksi dengan peserta maupun pengunjung. Salah satunya adalah banyak yang berfoto dengan model yang kami sediakan di booth, sehingga membuat brand kami makin dikenal oleh masyarakat.
Pamer Teknologi Hill Start Assist
Wendy Miharja (Marketing and After Sales Service Director Honda Surabaya Center)
Sudah komitmen kami untuk mendukung semua aktifitas yang bernuansa positif. Salah satunya Antangin Bromo KOM Challenge. Kami full support dengan menyediakan mobil terbaik, yakni Honda CR-V, BR-V, dan Mobilio untuk digunakan operasional selama even.
Kami juga sangat bangga bisa jadi bagian dari even cycling besar dan dikelola profesional ini. Sehingga kami juga mendapatkan kesempatan unutuk menunjukkan kepada peserta maupun pengunjung tentang performa mobil kami. Utamanya fitur Hill Start Assist yang sangat mendukung perjalanan terutama di medan tanjakan seperti di Bromo.
Karena Parasol Penting untuk Cyclist
Fahrudin Effendy (Area Manager PT. Surya Dermato Medica - Parasol)
Kami sengaja memberikan sampling produk kami di dalam starter kit peserta Antangin Bromo KOM Challenge 2018. Tujuannya agar semua peserta gowes menanjak ke Wonikitri ini dapat merasakan secara langsung keunggulan produk kami.
Dan ini memang strategi marketing kami untuk mengenalkan produk, yaitu lewat even yang langsung berkenaan dengan target market. Intinya kita mengingatkan orang akan adanya produk Parasol.
Komitmen Terbaik dari Tuan Rumah
Dwi Prayitno (GM Hotel Horison Pasuruan)
Bromo adalah tujuan wisata kelas dunia. Banyak wistawan Indonesia maupun dari luar negeri yang datang ke Bromo hanya untuk melihat sunrise. Dan itu mereka tempuh dari Surabaya.
Dengan adanya even Antangin Bromo KOM Challenge 2018 ini, kami sangat terbantu promosi bahwa di Pasuruan sudah ada hotel bintang empat. Sangat layak dan bagus untuk wisatawan lokal maupun manca. Harga pun sangat kompetitif.
Hotel Horison Pasuruan akan berkomitmen untuk mendukung terus olahraga sepeda khususnya Antangin Bromo KOM Challenge. Sudah kewajiban kami sebagai tuan rumah memberikan yang terbaik buat para tamu Pasuruan.
Laku Puluhan Lusin Donat
Edwin Djunaidi Rachman (Owner O’Donuts)
Sebetulnya ini usaha istri saya. Karena saya cyclist dan ikut even Antangin Bromo KOM Challenge ini, jadi ya sekalian deh istri jualan. Dia sangat senang karena branding O’Donuts sangat terekspos dan mencolok. Menurutnya even ini cocok sebagai pengenalan produk.
Jam keberangkatan yang tidak terlalu pagi membuat banyak cyclist punya waktu untuk makan donut dulu sebelum gowes. Termasuk para pengantar seperti anak dan istrinya ikut beli donut kami.
Lumayan, sekitar 20 lusin O’Donuts habis terbeli di tempat start. Kami akan siapkan lebih banyak lagi donat untuk tahun depan dan kami akan berjualan juga di tempat finis di Wonokitri, Bromo. (mainsepeda)
Foto-foto: Dewo Pratomo, Robertus Pudyanto, dan tim.