Namanya sangat keren: West Wilis Road Bike. Disingkat W2RB. Berdiri 2013 di Ponorogo. Dimotori oleh lima pesepeda, kini anggota komunitas ini sudah tembus 100an cyclist. Konon W2RB adalah komunitas road bike pertama sekaligus yang terbesar di Bumi Reog.
"Sederhana saja. Kota Ponorogo terletak di sebelah barat dari Gunung Wilis. Jadi kami namakan komunitas ini West Wilis Road Bike," terang Ketua sekaligus salah satu founder W2RB, Amron Fathur Rohman.
Kisah W2RB bermula pada 2013 silam. Kala itu Amron bersama empat koleganya, yakni Khafidurrohman Agustianto, Ahmad Yusril Aminullah, Haryanto 'Gono' Donovan, dan Henny Tanjaya, berinisiatif untuk mengumpulkan pengguna road bike di Ponorogo.
Pada masa itu Ponorogo masih dominasi pengguna sepeda gunung (MTB). Pemakai road bike sangat sedikit. Bisa dihitung dengan jari. Perlahan kelima cyclist ini 'berburu' pengguna road bike di Ponorogo. Selain itu, mereka juga mengajak sejumlah teman yang sebelumnya 'berhaluan' MTB, untuk hijrah ke road bike.
"Mas Khafid ini alirannya road bike ortodoks. Saya 'diracuni' di Ngebel," kenang Agung seraya tertawa. "Turun dari Ngebel, saya langsung beli road bike, Polygon Helios. Sepeda ini yang saya pakai hingga saat ini," ungkap cyclist yang kini menjabat Wakil Ketua W2RB tersebut.
Mempromosikan road bike di kalangan pesepeda Ponorogo bukan perkara mudah. Setiap minggu mereka selalu berupaya menjaring anggota baru. Tiap bertemu dengan pengguna road bike di jalan, mereka berusaha mendekati dan mengajak gabung W2RB.
Tantangannya adalah banyak cyclist yang keder ketika diajak masuk W2RB. Sebab masyarakat setempat menganggap komunitas ini selalu gowes jarak jauh dengan speed kencang. Banyak cyclist yang malu, takut ditinggal, takut kram, serta khawatir berada paling belakang.
"Saya sampaikan ke teman-teman yang lebih muda agar jangan malu. Kram dan kewer itu biasa. Saya pun pernah mengalaminya. Ketika terbiasa, maka hal-hal yang dikhawatirkan itu tak akan terjadi lagi," jelas Agung.
Ipong memang tidak berafiliasi ke satu komunitas. Namun keputusannya untuk menggunakan road bike secara tak langsung juga membuat jenis sepeda ini kian populer di masyarakat Ponorogo. "Beliau memancing masyarakat Ponorogo untuk menggunakan road bike juga," ucap Amron.
W2RB mengadakan gowes bareng setiap Minggu pagi. Setelah berkumpul di alun-alun Ponorogo pukul 05.30, mereka akan gowes menuju lokasi yang telah disepakati. Rutenya bermacam-macam. W2RB sering gowes antarkota ke Pacitan, Trenggalek, Madiun, Magetan, hingga Wonogiri di Jawa Tengah (Jateng).
Untuk gowes dalam kota, mereka acap kali gowes ke tanjakan Slahung menuju Ngrayun. Di sana ada tanjakan sepanjang tiga kilometer dengan gradien 23 persen. Selain itu mereka juga sering gowes ke Ngebel. Rute ini termasuk masyhur di Madiun Raya.
"Kami suka climbing. Jadi tiap minggu kami adakan 'unjuk kesaktian'. Anggota kami kan berlatih sendiri-sendiri setiap hari. Hasil latihannya ditunjukkan saat gowes bareng Minggu pagi. Nanti kami akan bikin siapa anggota yang jadi pimpinan klasemen," cerita Agung.
Sebagai komunitas road bike pertama dengan jumlah anggota terbesar, W2RB ingin menjadi motor penggerak olahaga sepeda di Ponorogo. Mereka berinisiatif menjadi pencetus Pengcab ISSI di Ponorogo. W2RB ingin bertemu Bupati Ipong untuk membahas rencana ini.
Menurut mereka, bersepeda bisa menjadi jalan lain untuk membuat nama Ponorogo kian populer. W2RB juga mulai bergerak untuk mencari bibit pesepeda potensial. Dengan latihan yang terukur dan intens, mereka diharapkan bisa menjuarai event balap sepeda dan mengangkat nama Ponorogo. (mainsepeda)
Episode Kelima Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray: Apa Upgrade Sepeda Paling Penting?
Audionya bisa didengarkan di sini
Foto: Dokumentasi W2RB