Protokol kesehatan ketat akan dijalankan di Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020, 17 Oktober nanti. Seperti yang dilakukan di Tour de France saat ini, para peserta wajib menggunakan masker dan menjaga jarak ketika berada di garis start dan finis.
Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020 seharusnya dilangsungkan 11 Juli kemarin. Namun pandemi Covid-19 membuat event ini dijadwal ulang. Setelah berembuk dengan otoritas terkait, diputuskan bahwa ajang gowes ini akan dilaksanakan 17 Oktober nanti.
Pandemi ini membuat penyelenggara harus menetapkan protokol kesehatan tinggi untuk memastikan seluruh peserta aman dan sehat. Salah satu aturannya adalah peserta wajib memakai masker di area start dan finis serta water station dan sepanjang neutral zone.
"Jadi peserta wajib pakai masker saat gowes dimulai. Setelah neutral zone, peserta boleh melepas maskernya sebab jalanannya mulai menanjak sampai Gantasan," ucap Guntur Priambodo, penggagas event ini.
Posisi peserta di garis start pun dibikin berjarak. Penyelenggara akan membuat grid start layaknya balapan MotoGP. "Pelepasannya dilakukan per kategori. Pasti akan memanjang. Oleh sebab itu kami lakukan start di depan pendopo karena areanya yang luas," terang Guntur.
Proses seremonial pemenang lomba di podium nanti juga mengadopsi sistem di MotoGP. Jadi, hadiah akan diserahkan di depannya, kemudian peserta akan mengambil sendiri hadiah tersebut tanpa ada jabat tangan dan sebagainya.
Untuk memastikan semuanya sehat, peserta juga wajib mengantongi rapid test. Hasil rapid test itu harus masih berlaku ketika mereka berada di Banyuwangi. Hasil rapid test harus disodorkan ke panitia pada saat pengambilan race pack.
"Apabila ada yang tidak membawa, bisa melakukan rapid di Banyuwangi, di tempat yang sudah kami rekomendasikan," terangnya.
Sementara itu, pandemi ini membuat rute Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020 dipangkas menjadi 34,05 kilometer saja. Meski demikian, para peserta bisa merasakan sensasi menanjak ala pembalap dunia yang setiap tahun mengikuti International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI).
Sebab rutenya pun disuaikan dengan etape 4 ITdBI. Untuk diketahui, etape 4 menjadi queen stage (etape penentu) di setiap gelaran ITdBI. Inilah etape 'neraka' di ITdBI. Para pembalap harus menaklukkan tanjakan di Gunung Ijen dengan gradien maksimal 28 persen.
Bedanya, para peserta Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020 tak akan finis di Paltuding seperti para pembalap pro itu. Jadi, setelah start dari Pendopo Sabha Swagata, para peserta akan mendaki Gunung Ijen dan finis di Gatasan. Gradien maksimalnya sekitar 18 persen.
"Rutenya kami pangkas untuk menghindari pusat keramaian di tengah kota. Dalam rute baru ini kami mencoba mengurangi kemungkinan penularan virus korona," jelas cyclist sekaligus pentolan Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC) itu.
Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020 menyiapkan sejumlah kategori. Masih ada kategori race untuk berbagai kelompok umur. Kemudian masih ada kategori peloton non-kompetitif, untuk para penghobi yang tidak ingin balapan.
Bagi cyclist yang berminat bisa mendaftar di tautan yang tersedia di laman Mainsepeda.com, atau melalui Banyuwangisport.com. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 11
Audionya bisa didengarkan di sini