Ketika kompetisi balap sepeda di Indonenesia mandek gara-gara pandemi Covid-19, sebuah tim balap sepeda profesional berdiri di Pontianak. Namanya Ponti Wijaya Racing Team. Tim yang berdiri sejak 14 Mei 2020 ini menampung bakat-bakat pembalap potensial di Kalimantan Barat (Kalbar).
Kisah PWRT dimulai sekitar Oktober 2019 lalu. Tatkala owner PWR Darmadi diperkenalkan dengan salah satu pembalap muda bernama Nur Ikhsan. Ikhsan adalah bagian tim balap sepeda Kalbar di kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) di Lubuklinggau, Juni 2019.
Usianya masih muda, baru 19 tahun. Ikhsan memiliki tekad kuat untuk melanjutkan karier di balap sepeda. Hanya saja ia tidak memiliki sponsor. Setelah memutuskan bertemu dan berbicara langsung dengan Ikhsan, Darmadi memutuskan untuk membina rider asal Kabupaten Landak ini.
Nur Ikhsan menjadi pembalap pertama yang bergabung Ponti Wijaya Racing Team
Berselang dua bulan, Darmadi memutuskan untuk menambah dua atlet binaan. Namanya Bentar Sari dan Andi Saputra. Bentar berusia 27 tahun. Sayang kariernya tak meredup. Tidak adanya sponsor membuat Bentar berhenti balapan selama dua tahun. Sedangkan Andi adalah pembalap muda seangkatan Ikhsan.
"Sejak ada tiga pembalap ini saya baru kepikiran untuk membikin timnya. Kami sudah mendaftarkan Ponti Wijaya Racing Team ke ISSI Kota Pontianak pada Mei lalu," cerita Darmadi kepada Mainsepeda.com.
Pada awal tahun ini Ponti Wijaya menambah satu pembalap lagi. Namanya Muhammad Maulana. Rider asal Kabupaten Mempawah ini masih berusia 19 tahun. Keempat pembalap ini dilatih legenda balap sepeda Kalbar: Suwandra. Ia adalah mantan atlet yang pernah memperkuat Indonesia di berbagai event.
Coach Suwandra mulanya hanya melatih Ikhsan. Ia berjiwa besar mendidik anak ini tanpa mengharapkan apa pun. Baginya, kesuksesan anak asuhnya adalah kepuasan tersendiri untuknya. Hal inilah yang membuat Darmadi mengaku cocok dan satu visi dengan Suwandra.
"Pak Wandra berkomitmen dengan saya. Utamanya agar anak-anak Kalbar bisa bersaing di nasional. Apalagi keempat pembalap kami asli Kalimantan Barat. Kalbar punya sejarah sukses di balap sepeda. Jadi kami ingin meneruskan tradisi ini," jabar bapak tiga anak ini.
Ponti Wijaya Racing Team berlatih intens untuk agar siap saat kompetisi di Indonesia dimulai lagi
Sebenarnya pengusaha asal Pontianak ini bisa saja merekrut pembalap-pembalap yang sudah jadi, yang sudah punya namun. Namun opsi ini tak ia lirik semata-mata demi kemajuan balap sepeda Kalbar. "Saya akan merasa puas kalau bisa mengasah sebuah potensi menjadi pembalap berhasil," tegasnya.
Selain berkomitmen untuk ikut membangkitkan kejayaan balap sepeda di Kalbar, Ponti Wijaya juga menjadi media promosi brand lemon drink "Ciayow". Dengan keikutsertaan Ponti Wijaya di berbagai event di Indonesia nantinya, diharapkan membuat brand Ciayow semakin dikenal masyarakat.
Tim ini juga turut mendukung brand-brand Indonesia. Mereka menggunakan sepeda dari Wdnsdy Bike, jersey-nya buatan produsen asal Surabaya, SUB Jersey. "Semuanya produk Indonesia. Selama masih ada produk lokal, akan saya gunakan produk lokal," jelasnya.
Ponti Wijaya Racing Team dilatih mantan pembalap nasional Suwandra
Saat ini Nur Ikhsan dan kolega sedang fokus berlatih untuk mengejar ketertinggalan dari tim-tim lain. Sambil menunggu dimulainya kompetisi balap sepeda di Indonesia, Ponti Wijaya menggelar pemusatan latihan di kawasan perkebunan milik Darmadi di Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Kapan ada event, saya akan kirim. Sebab itulah janji saya. Saya akan mengirim mereka ke event yang ada di Indonesia dulu. Saya yakin anak-anak ini bisa bersaing jika mereka punya komitmen dan punya daya juang. Yang penting harus berlatih keras dulu," ucap alumnus RMIT University di Australia itu.
Darmadi sering latihan bareng dengan pembalap Ponti Wijaya Racing Team
Sebagai owner, Darmadi tak cuma duduk di belakang meja dan menerima laporan. Sebab ia sering berlatih bareng dengan para pembalapnya. Setiap Sabtu-Minggu mereka selalu gowes endurance. Rute lebih dari 100 kilometer menjadi santapan utamanya saban akhir pekan.
Darmadi mulai bersepeda sejak November. Namun, ia baru benar-benar serius menekuni olahraga ini sejak Februari lalu. Untuk urusan performa di atas sadel, pria 40 tahun ini sering berkonsultasi dengan John Boemihardjo, co-founder Wdnsdy Bike. Sekarang ia sudah jago, bahkan ketagihan nanjak.
"Saya sudah 40 tahun. Saya ingin tunjukkan ke anak-anak bahwa saya sebagai orang baru di sepeda saja bisa ikut latihan dengan mereka. Saya memaksakan diri untuk menyemangati mereka bahwa mereka harus lebih kuat dari saya," tutur Darmadi. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 14
Audionya bisa didengarkan di sini
Foto: Dokumentasi Ponti Wijaya Racing Team