Gowes di alam terbuka adalah hal yang sangat menyenangkan. Sebagai cyclist kita seharusnya setuju dengan itu. Entah itu gowes santuy sambil ngobrol dan bercanda, atau gowes seperti dikejar setan demi mengejar kavling Strava.
Ketika dalam Podcast Main Sepeda (Episode 18) saya menyebut bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kondusif cuacanya, karena hanya ada panas dan hujan (tidak seperti negara empat musim), disambung oleh Azrul Ananda kalau cuaca memang mendukung, tapi kondisi jalan dan lalu lintas belum tentu mendukung.
Ya, harus diakui keadaan jalan dan lalu lintas kita belum sempurna untuk cyclist. Jalur sepeda yang terkesan untuk pencitraan juga kerap memakan korban. Tapi ada satu lagi yang ingin saya tambahkan: Perihal keamanan juga masih menjadi momok.
Cyclist perempuan lebih bahaya jika gowes sendirian
Di era medsos ini, banyak video beredar terkait ini. Mulai dari rekaman CCTV yang memperlihatkan sepeda sedang dicuri dari pekarangan rumah, hingga yang lebih parah di jalanan.
Belakangan tersebar video mengenai seorang pengendara skuter yang terjatuh ketika ada orang berusaha merampas tas selempangnya. Sialnya, pengguna skuter itu tidak memakai helm.
Para pelaku kejahatan ini, ketika berusaha merampas, banyak yang belum ahli. Sehingga mereka merampas sambil mengakibatkan kecelakaan dan cedera. Saat berada di atas sepeda, seorang cyclist perlu menjaga keseimbangannya.
Ketika ada yang mendadak mencoba mengambil dompet, tentu dia bisa kehilangan keseimbangan dan jatuh. Padahal, isi tas/dompet itu belum tentu seberapa secara nominal, tapi ketika jatuh cederanya belum tentu ringan.
Cyclist perempuan juga harus lebih hati-hati. Ketika mereka gowes sendirian, bisa tampak seperti mangsa empuk di mata para pelaku kejahatan. Bukan sekadar merampas barang, mereka juga bisa melakukan pelecehan. Dan seperti disebut di atas, bisa jatuh dan luka-luka.
Orang jahat tidak tahu susahnya merawat kulit siang dan malam. Apalagi kalau jatuh dan luka. Jangan-jangan tidak bisa kembali seperti sebelum jatuh. Plus rasa trauma, yang bisa mengganjal hasrat untuk terus berolahraga.
Untuk meminimalisasi risiko di jalan, saya punya beberapa saran:
1. Membawa Uang Secukupnya
Saat gowes, bawa uang secukupnya saja. Kalau membawa handphone, upayakan tidak menarik perhatian. Zaman sekarang, hape semakin besar. Pastikan kantung Anda menutupi sempurna. Yang jelas, jangan bawa GalaxyTab atau iPad ketika bersepeda!
2. Jangan Bawa Tas Selempang
Sejak awal bersepeda, tas selempang adalah obyek yang paling mencuri perhatian untuk diambil. Teman saya dulu pernah ada yang dirampas tasnya. Sebisa mungkin semua barang yang kita bawa melekat di badan, di dalam kantung jersey. Botol minum bisa ditaruh di sepeda, bukan di dalam tas.
3. Memakai Apparel dengan Kantung Khusus
Ada bib short yang memiliki kantung di punggung, terlindung di balik jersey (seperti milik The Black Bibs). Ada pula jersey yang memiliki ritsluiting, di tengah maupun di samping, untuk lebih mengamankan barang.
4. Jangan Gowes Sendirian
Kebanyakan tindak kejahatan terjadi ketika masih sepi dan sendirian. Sebisa mungkin gowes bersama teman. Ketika lebih dari satu orang, kita bisa saling menjaga. Juga upayakan gowes dengan teman yang kekuatan merata. Yang tertinggal sendirian copot dari peloton bisa jadi korban kejahatan.
Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan untuk menghindari kejahatan. Bukan jaminan, tapi bisa membantu kita jadi lebih awas. Saya juga mengimbau cyclist yang berpengalaman untuk terus memberi coaching kepada para pemula. Supaya mereka lebih percaya diri, tahu cara bersepeda yang baik dan aman.
Tentunya, doa sebelum berangkat juga diperlukan. Agar kita selalu diberikan perlindunganoleh-Nya. Semoga gowes kita semua selalu aman. Happy cycling gaesss! Sekian. (johnny ray)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 18
Audionya bisa didengarkan di sini