Tetap Semangat Nanjak Bareng ke Lereng Gunung Ijen

| Penulis : 

Meski Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020 batal digelar, para peserta diakomodasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi untuk latihan bareng. Mereka nanjak dari Pendopo Sabha Swagata Blambangan ke Gantasan di kaki Gunung Ijen.

Para peserta benar-benar antusias dengan acara ini. Mereka sudah berkumpul di titik start Sabtu (17/10) pagi-pagi. Mayoritas menggunakan jersey Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020. Sekitar pukul 06.00 rombongan diberangkatkan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Dalam sambutannya, Bupati Anas mengatakan ada banyak event di Banyuwangi yang harus ditunda karena pandemi Covid-19. Mulai dari International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI), serta berbagai kegiatan lainnya.

"Hari ini adalah latihan yang menyenangkan untuk saya. Saya lihat pembalapnya hebat-hebat, semangat-semangat. Jangan lupa kulineran di Banyuwangi. Ada banyak kuliner yang enak yang murah," bilang bupati yang telah memimpin selama dua periode itu.

Bupati Anas (tengah/baju hitam) bersama para peserta di Pendopo Sabha Swagata Blambangan

Sesuai dengan janjinya, Pemkab Banyuwangi menyediakan marshall untuk mengawal peserta. Ada dua water station di Lapangan Glagah dan Rest Area Taman Sari. Para peserta mulai tiba di garis akhir di Gantasan sekitar pukul 07.45.

"Saya sudah lama tidak nanjak di Ijen. Terakhir di Porprov 2015. Tapi tidak pernah sampai di Gantasan, sebab finisnya masih di bawah. Jadi pas nanjak tadi sepedaku sampai keangkat-angkat," ucap Crismonita Dwi Putri, anggota tim nasional balap sepeda Indonesia.

Meski konsepnya berubah menjadi latihan bersama, namun para peserta sangat semangat dan ingin membuktikan diri. Apalagi rutenya juga sangat mengasyikkan. Selain tanjakan yang ngeri-ngeri sedap, peserta juga disuguhi hamparan sawah yang mulai menguning di Desa Banjar dan Segobang.

Ahmad Rizki bersama komunitas BMRCC di Paltuding Ijen

Saat mulai nanjak ke Gantasan, peserta melewati kebun kopi dan kebun cengkeh. Pemandangan yang indah ditambah udara yang sejuk menjadi teman yang pas untuk nanjak.

"Saya dan teman-teman merasa puas banget. Tanjakannya benar-benar gila. Ada yang kemiringannya lebih dari 20 persen. Servis panitia juga oke. Marshall banyak. Sehingga kami di jalan juga merasa aman," sanjung Ahmad Rizki, cyclist asal Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.(mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 18

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Humas Pemkab Banyuwangi

Populer

Super Magnesium; Material Pesaing Karbon?
Shimano CUES, Ekosistem Baru Pengganti Grupset di Bawah 105
Laksmarion Moll dan Kecintaannya pada BMX
Kolom Sehat: Mengapa Harus Custom Bike
Angin Kansas (Kolom Azrul Ananda)
Sold Out, Ini Cara Dapatkan Slot Bromo KOM Lewat Jalur Bundling, Kuota Terbatas!
Kado Pensiun Cavendish: Menang di Singapore Criterium
Ladies Baja CC, Diracuni Bapak-Bapak Baja CC
Pesona Selo “Ring of The Fire”, Sensasi Menanjak Membelah Merapi dan Merbabu
Menang Best MTB dan Best in Show