Kolom Sehat: Tips Cyclist Hemat di Era Pandemi

| Penulis : 

Penambahan jumlah cyclist "produk pandemi" sangat luar biasa. Di luar dugaan banyak orang. Alhasil, hukum supply dan demand (persediaan dan permintaan) jadi sangat terpengaruh. Baik sepedanya maupun aksesorinya bisa jadi sangat langka. Toko-toko sepeda jadi seperti habis dijarah. Harga pun jadi tidak karuan. Saya dan teman-teman menyebutnya sebagai "harga pandemi."

Shimano, sebagai raksasa supplier komponen, sampai ikut kewalahan memenuhi permintaan. Karena lonjakan ini memang bersifat global. Bukan hanya di Indonesia saja. Harga saham Shimano sampai mencapai puncak baru!


Kelihatannya, berburu parts sepeda itu seru ya. Ada yang ingin menambah komponen supaya lebih cepat, atau sekadar ingin me-matching-kan pernak-pernik sepedanya. Tentu saja ini bisa menghabiskan dana tidak sedikit. Dan karena harga pandemi sedang berlaku, para cyclist banyak yang tidak berani menyebut harga yang dia bayarkan, karena takut bisa menimbulkan kegaduhan di rumah.

Nah, supaya kita semua tidak terjebak harga di era tidak jelas ini, saya punya beberapa tips buat teman-teman semua. Tips yang bukan sekadar untuk berhemat, tapi juga supaya kita tidak salah beli.

1. Kebutuhan
Pastikan parts yang Anda cari adalah yang benar-benar Anda butuhkan. Kalau pun itu masukan dari teman, pastikan sekali lagi. Cek dan ricek. Ingat, kalau teman Anda itu juga cyclist produk pandemi, dia belum tentu benar. Kalau tidak hati-hati, bisa kena jebakan Batman. Karena banyak parts mahal sebenarnya hanya gimmick semata yang belum tentu Anda perlukan.

2. Cari Cyclist Budiman
Di setiap komunitas pasti ada orang yang sudah lebih dahulu bersepeda. Biasanya mereka sudah lebih dulu “salah beli” dan mengkoleksi parts sepeda. Dan bila kita dekat dengan orang seperti ini, biasanya barang-barang yang kita cari bisa kita dapatkan dengan harga wajar bukan harga pandemi. Entah itu mendapatkan saran yang baik, atau membeli barang yang dia miliki tapi tidak lagi butuhkan.



3. Sabar dan Mencari
Beberapa barang biasanya harganya normal saja. Hanya saja, ada upaya pihak tertentu untuk menggoreng harga. Kalau memang ada waktu sebaiknya sabar menunggu suplai baru agar tidak beli kemahalan. Atau, dengan teliti mencari barang di forum atau market place yang harganya wajar.

4. Pisahkan Aplikasi 
Iya benar. Kita harus memisahkan aplikasi. Memang pisah itu sering menyedihkan, tapi ini demi kelanjutan dan kestabilan kantong. Yang harus dipisah itu aplikasi market place dan aplikasi mobile banking. Kenapa? Karena kalau mereka bersatu di satu handphone akan jelek akhirnya.

Pembelian produk seringkali impulsif, harga yang beredar juga sering harga pandemi. Tetapi karena “panas” dan desakan juru bisik, biasanya kita tidak berpikir panjang. "Klik" di market place dilanjutkan "klik" mobile banking. Dalam sekejap mata saldo kita berkurang.

Nah, inilah tips dari saya, mungkin bisa bermanfaat. Walau kadang ada orang yang tidak ada batas budget-nya. Kalau ada orang seperti ini, mungkin perlu kita catat. Agar ketika mereka bosan atau beli yang baru kita siap menerima lungsurannya. 

Semoga menemukan barang sepeda yang kalian cari. Kalau saya? Saya masih mencari sepeda sakti yang bisa membantu mengejar teman-teman jahat saya. Tapi sampai hari ini belum ada yang jual yang seperti itu. Wkwkwkwk. Sekian. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 20

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Kolom Sehat: MTB
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Barang Bawaan Peserta Journey To TGX 2024 Dikirim ke Trenggalek Gratis
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Inilah Rute Journey To TGX 2024, Jarak Sama COT Bertambah
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan