Chris Froome (Ineos Grenadiers) mulai menemukan kepercayaan dirinya lagi. Balapan La Vuelta a Espana 2020 tampaknya menjadi titik balik setelah masa-masa suram sejak pertengahan 2019 lalu. Froome memang belum naik podium. Tapi pembalap asal Wales ini diyakini akan kembali ke singgasananya, cepat atau lambat.
Froome adalah salah satu figur terbesar di peloton. Ia mengoleksi empat gelar Tour de France, dua trofi La Vuelta dan satu gelar juara di Giro d'Italia. Kariernya sempat merosot setelah mengalami kecelakaan hebat di Critérium du Dauphiné 2019. Ia memang sudah membalap lagi tahun ini. Hanya saja Froome belum menemukan bentuk terbaiknya setelah kecelakaan horor itu,
Puncaknya ketika namanya dicoret dari skuad Ineos Grenadiers yang diturunkan di Tour de France. Rider kelahiran Nairobi, Kenya itu hanya kebagian berlaga di La Vuelta. Pencoretan inilah yang membuat karier Froome dicap sudah habis. Usianya sudah 35 tahun dan ia baru sembuh dari kecelakaan hebat. Froome dipredksi sulit kembali ke bentuk terbaiknya.
Meski demikian, Froome menegaskan ia masih jauh dari kata selesai di olahraga ini. Walaupun banyak orang yang memintanya untuk pensiun saja, Froome masih ingin balapan.
"Saya telah menerima tweet yang tak terhitung jumlahnya yang meminta saja untuk pensiun. Jika saya berhenti setiap kali keadaan menjadi sulit selama karier bersepeda saya, saya tidak akan pernah mencapai apa pun. Percayalah ketika saya berkata bahwa saya masih jauh dari kata selesai," tulis Froome di Twitter-nya beberapa waktu lalu.
Pandangan publik mulai berbeda melihat kerja keras Froome saat menemani rekannya Richard Carapaz menanjak di Alto de l'Angliru di Etape 12 lalu. Carapaz memang tidak juara di Angliru. Tapi ia berhasil menempati posisi keempat dan merebut jersey merah dari Primoz Roglic (Jumbo-Visma). Froome lah yang membukakan jalan untuk pembalap asal Ekuador tersebut.
"Ini perasaan yang luar biasa bagi saya, bagaimana setelah dua minggu balapan, kaki saya menjadi lebih sehat," bilang Froome kepada ITV Cycling.
"Itulah yang telah saya lewatkan: waktu di peloton. Anda tidak dapat menirunya dalam latihan. Saya sangat menikmati berada di sini dan merasa sangat bermanfaat untuk kembali ke tingkat normal saya di masa depan," katanya semringah.
Froome menegaskan kembali, bagian terpenting di La Vuelta saat ini adalah beradaptasi dengan peloton. Ia berusaha menemukan kecepatannya, membiasakan dirinya dengan ritme balapan, serta berupaya kembali ke puncak. Froome mulai menutup satu per satu celah kekurangannya.
"Pertanyannya adalah apakah mungkin saya bisa kembali ke performa terbaik. Yang jelas saya belum sampai di sana. Jalan saya masih panjang dan saya akan terus berusaha keras untuk sampai ke sana," bilang Froome.
La Vuelta adalah balapan terakhirnya bersama Ineos Grenadiers. Froome akan hijrah ke Israel Start-Up Nation (ISN) mulai 2021 nanti. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 21
Foto: Getty Images