Rio de Janeiro, kota di tenggara Brasil ini sudah sangat mendunia. Oleh pesona alamnya yang indah, pantai yang sangat menawan, karnaval yang spektakuler, serta festival musik terbesar di Amerika Latn: Rock in Rio. Rio juga menjadi salah satu pusat olahraga di Brasil.
Dalam hal sepak bola, Rio punya Maracana. Stadion superbesar yang menjadi arena final Piala Dunia 1950 dan 2014. Dua tahun berselang, markas tim Flamengo dan Fluminense itu menjadi venue upacara pembukaan Olimpiade 2016, event olahraga terbesar di dunia yang saat itu yang berlangsung di Rio.
Ada satu lagi yang bisa dinikmati di Rio, yakni wisata bersepeda. Pilihan rutenya pun tak main-main. Anda akan diajak untuk mengikuti rute balapan road race di Olimpiade 2016 lalu. Dua cyclist asal Indonesia yang saat ini tinggal di Brasil, Anis Mustofa dan Aldila Avezine membagikan kisahnya gowes di Rio kepada Mainsepeda.com.
"Rio memang salah satu tujuan wisata di Brasil dan dunia. Orang ke Amerika latin kalau tidak ke Rio ya eman-eman. Karena Rio itu kota wisata, jadi mereka welcome dengan orang asing. Kalau dibilang bahwa Rio itu banyak kriminal, itu sebenarnya hanya sebagian kecil dari potensi yang ada di sana," cerita Anis.
Mulanya mereka mendapatkan informasi dari Instagram Rio Cycling, sebuah komunitas road bike di Rio yang mengembangkan cycling tour di kota nan indah ini. Keduanya tertarik ikut karena merasa bosan dan khatam dengan rute gowes di Brasilia, tempat tinggal mereka di Brasil. Selain itu, mereka ingin merasakan tantangan anyar. Sebab rute gowes di Brasilia didominasi medan flat.
"Setelah mendapatkan informasi dari Rio Cycling, kami akhirnya mengetahui bahwa cycling tour ini ada segmen tanjakan dengan view pantai dan perbukitan yang memanjakan mata. Kami berpikir, sepertinya kaki ini perlu ditantang untuk lebih kuat lagi," aku Anis.
"Semua pesepeda selalu ingn mengukur kemampuan diri sendiri. Juga untuk mengukur sampai sejauh mana limit-nya masing-masing. Itu motivasi utamanya. Kami penasaran sebenarnya rute Olimpiade 2016 itu seberat apa," timpal Aldila.
Anis dan Aldila menapaktilasi rute Olimpiade 2016 pada 31 Oktober hingga 2 November lalu. Untuk mengikuti cycling-tour ini, mereka harus terbang dari Brasilia menuju Rio. Jika menggunakan pesawat, akan menempuh waktu perjalanan sekitar 90 menit.
Setibanya di sana, mereka memilih jenis paket yang diambil. Ada tiga opsi, yakni kelas pemula, menengah, dan advance. Pada dasarnya seluruh peserta akan finis di tempat yang sama. Pembedanya adalah jarak serta rintangan yang dilalui.
"Kemarin, cycling tour-nya dinamakan training camp. Untuk level pemula bisa start duluan atau loading dulu ke titik tertentu. Kalau level menengah dan advance, kami semua start dari hotel dan finis di tempat yang sama. Bedanya di speed. Kalau menengah maksimal 40 km/jam, kalau level advance di atas 40 km/jam," jelas Aldila.
Anis Mustofa (kiri) dan Aldila Avezine
Jumlah pesertanya dibatasi, kurang dari 20 orang. Peserta traning camp ini didominasi cyclist lokal dari berbagai daerah di Brasil serta negara sekitar. Soal pelayanan, Rio cycling juga menyediakan pendamping yang akan mengawal para peserta tur ini.
"Jadi, komunitas ini bisa menghidupi diri sendiri lewat lini bisnis ini. Mereka menawarkan ke anggota komunitas apakah mau menjadi 'tukang tarik' selama training camp ini," jabar Anis.
Rutenya dibikin lebih bersahabat untuk pehobi sepeda. Sebenarnya, panjang rute road race di Oimpiade 2016 adalah 241,5 kilometer untuk putra, dan 141 kilometer untuk putri. Khusus cycling tour ini, jaraknya 174 kilometer. Gowesnya dibagi dalam tiga hari. "Jadi jaraknya lebih pendek daripada rute untuk balaapn putra, tapi lebih panjang daripada rute untuk putri," bilang Aldila. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 24
Foto: Allan Carvalho, Daniel Kullock, Diego