Hobi Nanjak dan Gowes Sendirian Ribuan Kilometer

| Penulis : 

Cyclist senior yang satu ini benar-benar luar biasa. Meski sudah berusia 61 tahun, ia masih kuat gowes ribuan kilometer. Sendirian! Namanya Albert Hamonangan Daulay. Baru-baru ini ia telah gowes sejauh 1.573 kilometer, dari Denpasar hingga Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. Tahun depan, ia memasang target gowes 2.000 kilometer.

Bersepeda tidak bisa dipisahkan dari kehidupan cyclist kelahiran Surabaya tersebut. Ia mengaku sudah gowes sejak kecil. Dari era sepeda jengki hingga beralih ke sepeda gunung (MTB). Hobinya nanjak. Ia suka menjelajah dari gunung ke gunung dengan bersepeda. Aktivitas gowesnya sempat terhenti pada 2013 saat ia terkena gejala stroke. Dua tahun berikutnya ia gowes lagi setelah berjumpa sepeda Brompton.

"Saya terkena gejala stroke setelah gowes ke Gunung Ijen dan salah satu gunung di Malang. Setelah itu saya rehat gowes. Pada 2015, ada seorang teman datang ke rumah membawa Brompton. Pas saya coba ternyata enak. Akhirnya saya beli. Brompton memang enak karena lipatannya ringkas. Selama ini saya sering memakainya saat touring keliling Bali," aku Albert kepada Mainsepeda.com beberapa waktu lalu.

Selain kembali aktif gowes dengan Brompton kesayangannya, Albert juga mengubah pola hidupnya. Ia mengurangi konsumsi makanan yang berlemak dan gorengan, serta lebih banyak makan sayur dan buah. Selain itu, Albert juga memotivasi diri sendiri untuk tetap bugar dan selalu sehat. "Karena saya hidup sendrian, kalau saya sakit, siapa yang akan merawat. Jadi saya harus sehat. Itu motivasi saya," terangnya.

Hanya memiliki satu sepeda lipat ternyata tidak cukup. Albert memutuskan untuk membeli sepeda Birdy untuk menemani Brompton miliknya. Dalam sepekan, ia bisa gowes tiga hingga lima kali. Jaraknya bervariasi. Mulai 50 kilometer hingga 70 kilometer. Gowes ke daerah Ubud menjadi rute favoritnya. Apalagi ia memang hobi menaklukkan medan tanjakan.

Sebelum menetap di Bali sejak 2017, Albert tinggal di Bandung selama belasan tahun. Ia aktif gowes di Kota Kembang. Berbagai macam rute sudah ia coba. Mulai dari gowes ke Jakarta, Cirebon, bahkan bersepeda dari Bandung ke Bali. Setelah hijrah ke Pulau Dewata, ia kembali gowes jarak jauh. Dari Denpasar ke Tangerang Selatan. Total jaraknya 1.573 kilometer.

"Setelah selesai ikut Bromo KOM Challenge 2020, tiba-tiba kehidupan menjadi tidak normal. Dan waktunya sangat panjang. Itu membuat saya pribadi merasa tertekan, merasa tidak bebas. Akhirnya saya ambil kesimpulan untuk keluar dari situasi ini. Kalau gowes di Bali hanya gitu-gitu saja. Akhirnya saya buat rute ini," cerita Albert.

Albert memang tergabung di komunitas Bikeberry Surabaya. Akan tetapi, untuk urusan gowes 1.573 kilometer ini, ia ingin menuntaskannya sendirian. Rutenya ia bikin sendiri dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Yang pasti, Albert ingin rute tersebut membuat orang lain berpikir dua kali untuk menemaninya gowes.

"Saya merasa lebih bebas jika sendirian. Akhirnya dalam touring ini saya mendapatkan sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan. Banyak teman baru yang saya temui di tengah perjalanan. Kami diikat oleh persaudaraan satu sepeda," ungkapnya.

Berangkat dari Denpasar, ia gowes menuju Banyuwangi di Jawa Timur (Jatim). Lalu ia menuju Jember, Lumajang, Malang, Kediri lalu ke Tulungagung. Dari sana ia naik ke Ponorogo, lalu ke Wonogiri, Solo, Boyolali, Magelang, Banjarnegara, dan Banyumas. Kemudian ke Tasikmalaya dan Bandung. Dari Bandung, ia menuju Tangerang Selatan. Ia menuntaskannya dalam 15 hari gowes.

"Rutenya saya buat sendiri dengan mengacu kepada peta. Bukan peta digital lho ya. Kemudian saya kroscek dari video di YouTube. Saya cek bagaimana kondisi jalur yang akan lewati. Saya juga mengatur jadwal istirahatnya. Setiap 50 kilometer, saya selalu setop," jelasnya.

Ada kepuasan tersendiri setelah menyelesaikan rute 1.573 kilometer ini. Menurut kakek satu cucu ini mengaku ada banyak gondaan untuk berhenti di tengah jalan. Namun Albert mencoba meneguhkan hati dan menguatkan mental untuk menuntaskan misi ini. "Memang gowes butuh power. Kalau mental kuat meski power kurang, kita bisa dimampukan. Tapi kalau mentalnya anjlok, semuanya habis seketika," ucapnya.

Albert sudah memiliki target untuk tahun depan. Ia ingin gowes sejauh 2.000 kilometer. Albert mengaku sudah mulai memetakan jalan. Rutenya akan diubah. Ia akan melalui kota-kota yang sebelumnya tidak disinggahi saat gowes 1.573 kilometer, seperti Situbondo, Madiun, Magetan, Karanganyar, Jogja, hingga ke Pangandaran. "Ada kepuasan tersendiri setelah menyelesaikan gowes jarak jauh. Saya enjoy, tidak pernah merasa capek, dan ingin mengulanginya lagi," bilangnya. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 25

Foto: Dokumentasi Albert Albert Hamonangan Daulay

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Grupset Rotor 13-speed Ini Bisa Mengubah Dunia!
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Kolom Sehat: Bucin
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour