Tinggal di Thailand hampir dua tahun membawa cerita dan pengalaman tersendiri buat saya. Terlebih jika dikaitkan dengan hobi yang sudah saya jalankan lima tahun ini, bersepeda. Thailand dan Indonesia tidak beda jauh dalam hal rute dan keindahan alamnya untuk bersepeda. 

Saya sendiri banyak tinggal di ibu kota. Di Bangkok. Jadi agak sedikit sulit bersepeda dengan nuansa alam dan pegunungan. Harus keluar kota dan menyiapkan beberapa hari untuk eksplore. Bagi saya sendiri, ada rute favorit menanjak yang tak jauh dari Bangkok. Menurut saya rutenya cukup fenomenal dan bagus untuk latihan, yaitu Kao Yai dan Kha Keaw.

Kao Yai sendiri punya rute sepanjang 28 km. Gradient-nya 4-8 persen. Kawasan ini merupakan cagar alam. Beberapa binatang dilepas bebas di tempat ini. Yang paling banyak gajah dan rusa. Gowes ke tempat ini sangat menyenangkan. Udaranya sejuk dan dikelilingi pohon-pohon rindang. Sejumlah cyclist biasanya tak puas hanya melahap rute 28 km. Mereka menambah siksaan tanjakan yang lebih tajam. Rutenya 8 km mengarah ke puncak di Kae Kheaw. Menuju titik puncak gradient-nya sampai 22 persen.

Rute menarik lain yang jauh dari Bangkok juga masih banyak. Misalnya di Chiangmai, Chiangrai, dan Phuket. Di tiga kota itu saya gowes bukan sekedar untuk latihan, namun ikut agenda balapan. Di Chiangmai saya pernah ikut Tour of Chiangmai 3 Stages. Sementara di Phuket, saya ikut Tour of Phuket 3 Stages. Dan, yang terakhir kemarin saya sempat juga ikut Tour of Thailand 3 Stages. Yang terakhir ini merupakan ajang balapan UCI 2.1.

Kalau pas ikut balapan, boro-boro saya bisa lihat indahnya panorama. Saya sudah terlalu sibuk mengatur napas dan bagaimana tetap bisa peloton. Padahal, panitia sebenarnya mengadakan event itu juga sekaligus untuk "menjual" keindahan panorama lokasi tersebut. Tapi, urusan foto-foto pasti selalu ada jalan.

Jadi, saran saya untuk cyclist yang mau berkunjung ke Thailand dan suka tantangan, datang saja ke Chiangmai atau Chiangrai. Di sana memang biasanya jadi jujugan latihan para climber pro.

Saya sendiri sehari-hari kalau latihan lebih banyak memanfaatkan Zwift atau Sky Lane. Skylane merupakan wadah para cyclist di Bangkok untuk latihan. Bagi saya, latihan di Sky Lane paling pas. Sebab saya bisa latihan dengan berbagai program yang aman. Aman karena tanpa harus berebut jalan dengan pengendara motor.

Satu lap di Sky Lane panjangnya 23 km. Dan totally flat. Musuh kita di sini bukan pengendara motor, tapi angin. Ya, karena rute Sky Lane mengelilingi bandara Suvarnabhumi. Bisa kebayang kan headwind-nya sebesar apa? Tapi, kondisi ini justru bagus untuk latihan berpeloton. Bergantian narik di depan. Urusan narik pun tak pandang gender. Baik cowok maupun cewek, jika berada di depan dan harus rotasi narik, ya harus narik.

Agenda akhir pekan rutin saya selama di Thailand biasanya gowes outdoor. Seringkali saya sebut sebagai “tarkam”. Gowes ini melibatkan kumpulan para pemegang podium di Thailand. Latihannya 100 km, ditempuh tidak lebih dari 2 jam 30 menit. Setiap jembatan harus interval. Jika kondisi saya fit, beruntung kalau bisa sampai finish. Tapi kalau lagi tidak fit, ya seringkali gagal. 

Latihan "tarkam" menurut saya bagus untuk senam jantung. Sebab, pulang-pergi kurang lebih ada 30 jembatan, yang di bawahnya sungai. Kebayang panjangnya jembatan dan angin kan? Di situ biasanya menjadi ajang copot-copotan. Dan, saya selalu menjadi perempuan satu-satunya di group ini. Tapi saya tetap menikmatinya. Sebab kondisi itu membuat saya tough. Tidak cengeng!

Saya merasa beruntung selama di Thailand ada banyak sekali jadwal race. Setiap bulan hampir selalu ada di berbagai daerah. Agenda race seperti itu biasanya juga saya manfaatkan sebagai bentuk latihan. Latihan untuk menghadapi race seperti di Inthanon. Race yang satu itu termasuk ikonik di Thailand. Kalau di Indonesia, ada Bromo. Di Thailand ada Inthanon.



Suhu udara di puncak Inthanon sangat dingin. Seringkali mencapai 4 derajat, terutama saat Februari. Saya sendiri belum pernah mengikuti event itu. Kesempatan baru akan saya dapat pada Februari 2021 nanti. Oleh karena itu saya berusaha mempersiapkannya dengan baik. Saya berharap bisa menambah pengalaman berharga di event itu. (vee gusti)


Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 25

Foto-foto: Dokumentasi Vee Gusti

Populer

Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Campagnolo Kembali ke Balapan WorldTour 2025
Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
De Bleu CC Gairah Kota Biru
Journey To TGX 2024 Terbuka untuk Berbagai Jenis Sepeda (No eBike!)
Taiwan KOM 2024 - Rute Lama Kena Gempa, Rute Baru Jadi 150 Km
Sepeda Aero Merek Java Ini Bisa Dilipat
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal