Sejumlah program baru telah dirancang oleh Grissee Cycling Community pada tahun ini. Salah satunya adalah menggalakkan kolaborasi. Tak cuma itu saja, mereka juga mengagendakan gowes jarak jauh. Agar tampil lebih keren pada 2021 ini, Grissee juga membikin dua jersey sekaligus.
Beranjak tahun kedua sejak komunitas ini dibentuk, jumlah anggotanya kian bertumbuh. Mulanya, mereka muncul dengan 30an anggota. Kini, jumlah member-nya melonjak hingga 125 orang. Membentang dari utara hingga ke selatan Kota Gresik. Alhasil, tak semua member bisa kumpul saban akhir pekan untuk gowes bareng.
"Tapi mereka tetap gowes sendiri-sendiri. Member kami ini hampir semuanya pekerja. Jadi mereka memanfaatkan waktu pagi untuk gowes, maksimal sampai jam 07.00 pagi. Kalau Sabtu-Minggu baru ke rute agak jauh seperti ke Sidoarjo atau Pasuruan," kata Asril Kurniadi, salah satu founder sekaligus pentolan komunitas ini.
Menurut Asril, mereka juga terimbas fenomena bike boom. Pandemi Covid-19 ini turut mendongkrak jumlah cyclist di dunia, termasuk di Gresik. Ada sejumlah rekan baru yang merapat ke Grissee Cycling Community. Mayoritas di antaranya adalah cyclist kawakan.
"Mereka yang awalnya pakai MTB dan mulai menjajal road bike. Jadi mereka bukan cyclist baru. Meski ada pula pesepeda baru yang gabung ke komunitas kami," jelas dosen Universitas Brawijaya tersebut.
Seiring dengan makin banyaknya jumlah anggota, membuat komunitas ini mulai merancang agenda gowes jarak jauh. Menurut Asril, kaki-kaki para rekannya sudah mulai tertantang untuk menaklukkan rute ratusan kilometer. Selain itu, mereka juga ingin sharing dan kolaborasi dengan komunitas dari kota lainnya.
Menyoal kolaborasi, Grissee Cycling Community sebenarnya pernah melakukannya dengan komunitas dari kota tetangga seperti Tuban. Kegiatan seperti inilah yang ingin digalakkan tahun ini. Asril berharap komunitasnya bisa gowes bareng dengan grup lain dari Surabaya atau kota-kota di sekitarnya.
"Kemarin ada teman dari Jakarta, penyelenggara GFNY, meminta saya mencoba mengadakan road ro GFNY. Mereka mau coba mengadakan di Jawa Timur. Kemasannya bisa seperti acara gowes bareng, coaching clinic, sekaligus promosi acara mereka," ungkapnya.
Grissee Cycling Community juga akan tampil gres dengan balutan jersey baru tahun ini. Tak tanggung-tanggung, mereka memesan dua kostum sekaligus ke SUB Jersey. Warnanya biru dan kuning. Untuk memperkaya kearifan lokal, mereka memasukkan unsur batik pamiluto dalam jersey anyar tersebut.
"Kenapa kami bikin dua? Sebab kami mengumpulkan orang-orang dari berbagai macam keberagaman, termasuk masalah kesukaan. Oleh sebab itu temanya unity in diversity. Meski berbagai macam warna jersey, tetap Grissee Cycling Community," jabar juara dunia distance challenge Strava Oktober 2020 itu.
Khusus untuk jersey yang bercorak kuning, sekilas sangat mirip dengan kostum salah satu tim peserta WorldTour, Jumbo-Visma. Asril menjelaskan, komunitasnya memang sengaja membikin jersey parodi dari tim asal Belanda itu. Rencananya, jersey baru ini bisa digunakan mulai bulan depan.
"Kami mau bikin acara launching jersey-nya. Tapi mungkin kemasannya lebih sederhana. Jumlah pesertanya pun dibatasi. Sebab pandemi ini belum selesai," terangnya. (mainsepeda)
Foto: Dokumentasi Asril Kurniadi