Sepeda sultan, itulah predikat yang disematkan masyarakat kepada Brompton. Sepeda lipat buatan Inggris ini dikenal sebagai tunggangan kelas atas oleh masyarakat Indonesia. Harganya memang tak murah. Tapi sesuai dengan nilai dan fungsi yang didapatkan penggunanya.
Predikat Brompton sebagai sepeda sultan ini turut ditanyakan oleh Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya, Desra Percaya kepada CEO Brompton Will Butler-Adams. Keduanya berbincang melalui Instagram Live Selasa (26/1) siang waktu setempat.
Duta besar kelahiran Malang, Jawa Timur (Jatim) itu bertanya, mengapa Brompton disebut sebagai tunggangan mewah, mahal dan identik dengan kelas atas. Butler-Adams berpikir sejenak sebelum memberi jawaban. Ada beberapa alasan mengapa harga sepeda ini tak murah.
Faktor pertama adalah material yang digunakan. Butler-Adams memastikan bahwa Brompton menggunakan bahan-bahan berkualitas di setiap komponennya. Karena sepeda ini dibuat di London, salah satu kota terbesar di dunia, upah para pekerjanya pun tidak murah.
"Sayangnya, jika anda menginginkan sesuatu yang menyenangkan, itu memang tidak murah. Kami memproduksi sesuatu yang indah dan berkualitas tinggi," bilang alumnus Newcastle University tersebut.
Butler-Adams menambahkan, bahwa sepeda Brompton miliknya pun tidak murah. Akan tetapi, sepeda itu amat bermanfaat dan ia gunakan hingga saat ini. Jadi, selain nilai dari barang tersebut, manfaat yang didapatkan juga memiliki value tersendiri.
Sementara itu, Butler-Adams berharap pandemi ini segera berakhir agar ia bisa menggelar banyak event dan berjumpa dengan para pengguna sepeda Brompton. Ia ingin menyapa pada customer sepeda ini dan melakukan gowes bareng. Salah satu negara yang ingin dituju adalah Indonesia.
"Saya senang ketika riding bareng customer kami di Indonesia," akunya. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 29
Foto: Brompton