Christopher Froome sudah jadi Mr. Yellow alias juara Tour de France sebanyak empat kali. Sekarang, dia punya koleksi warna baru, pink, sebagai juara Giro d’Italia 2018.
Saat etape penutup Corsa Rosa (julukan Giro) keliling kota Roma Minggu (27 Mei), Froome benar-benar menunjukkan warna itu. Mengenakan maglia rosa (jersey pink) sebagai pimpinan lomba, mengendarai sepeda Pinarello Dogma F10 warna pink yang disiapkan khusus untuk hari parade juara tersebut.
Sepeda Pinarello Dogma F10 edisi khusus warna pink milik Chris Froome (Team SKY).
Pada saat yang sama, pikirannya –dan seluruh petinggi Team Sky-- mungkin sudah berpikir kuning lagi. Ya, karena Juli nanti, Froome akan mencoba meraih kemenangan lagi di Tour de France. Kemenangan kelima, menyamai rekor terbanyak (setelah rekor tujuh kali Lance Armstrong dicoret).
Fausto Pinarello membubuhkan tanda tangan sekaligus ucapan selamat kepada Chris Froome di sepeda Pinarello Dogma F10 edisi spesial pink.
Dan persiapan menuju Tour de France sebenarnya sudah dilakukan sejak awal tahun, termasuk di dalamnya saat mengikuti Giro d’Italia ini.
Tahun ini, Froome dan Team Sky memang punya target ambisius. Merebut Giro dan Tour di tahun yang sama, menjadi pembalap pertama melakukannya sejak Marco Pantani pada 1998.
Untuk itu, pola latihan, dan jadwal lomba yang diikuti, sangat diperhitungkan. Misalnya, Froome tidak boleh mencapai puncak performa di awal Giro, melainkan di penghujungnya.
Dan itu benar-benar disiplin mereka terapkan. Di awal Giro ini, Froome tidak terlihat istimewa. Tidak buruk, tapi tidak istimewa. Kemudian, di pekan terakhir, dia jadi on fire. Kondisinya justru membaik di saat para pesaing mulai kelelahan, atau bahkan sakit-sakitan.
“Chris tidak mengawali Giro dalam kondisi 100 persen. Plus dia mengalami kecelakaan (sebelum etape pembuka), jadi dia tidak bisa push di awal lomba ini,” kata Nicolas Portal, sport director Team Sky.
Sudah diperhitungkan Team Sky bahwa Chris Froome harus mencapai performa bagus saat akhir Giro d'Italia, dilanjutkan mencapai peak performance saat Tour de France 2018.
Bahwa kemudian Froome membaik, lanjut Portal, adalah pertanda baik. Khususnya untuk Tour de France.
“Dia (Froome) menggunakan Giro ini sebagai latihan. OK, latihan dalam tanda kutip, karena ini sebuah lomba. Tapi kadang, lomba adalah latihan terbaik,” tegasnya seperti dilansir Velonews.
Tahun ini, jarak antara Giro dan Tour memang sedikit lebih panjang. Karena adanya Piala Dunia sepak bola, jadwal jadi agak beda. Selisihnya jadi enam pekan. Dan itu merupakan keuntungan untuk Froome. Tour de France dijadwalkan dimulai pada 7 Juli mendatang.
Jadi, apa yang akan dilakukan Froome setelah Giro ini? Ternyata, Team Sky sudah menyiapkan program khusus: Yaitu istirahat total selama dua pekan!
Chris Froome bakal istirahat total selama dua pekan setelah Giro d'Italia berakhir 27 Mei.
“Sangat penting bagi dia untuk istirahat dalam dua pekan ke depan. Dia akan istirahat, lalu kami akan melakukan training camp di ketinggian. Normalnya, tidak ada balapan yang dia ikuti (sebelum Tour),” jelas Portal.
Biasanya, Froome mengikuti lomba pemanasan, seperti Criterium Dauphine, sebelum Tour. Tahun ini, dia akan off.
Di Tour nanti, sejumlah nama besar sudah siap “menyambut” Froome, menjegal upayanya meraih juara untuk kali kelima. Sebut saja Nairo Quintana (Movistar), Vincenzo Nibali (Bahrain-Merida), dan Richie Porte (BMC). Semua akan turun dalam kondisi terbaik, dengan tim yang juga sekuat mungkin.
Kalau sampai Froome kembali jadi juara Tour de France, maka dia akan mengukuhkan status sebagai salah satu terbaik dalam sejarah! (mainsepeda)
Foto : twitter Team SKY