Kontrak Peter Sagan bersama Bora-Hansgrohe berakhir tahun ini. Manajemen tim asal Jerman tersebut tengah mempertimbangkan apakah akan mempertahankan Sagan atau tidak. Dalam sebuah wawancara tengah pekan ini, manajer tim Ralph Denk merasa masa keemasan Sagan sudah lewat.
Hal itu ia katakan dalam interview dengan surat kabar Jerman Kölner Stadt-Anzeiger, Kamis (1/4) lalu. Denk mengakui bahwa Sagan telah memberi banyak hal ke timnya. Para sponsor pun sangat senang dengan kerja rider asal Slovakia tersebut. Masalahnya, bayaran Sagan sangat mahal. Mencapai 5 juta euro.
"Sementara ia sudah memasuki musim gugur dalam kariernya. Serta ia adalah salah satu profesional dengan bayaran terbaik di peloton. Kami hanya perlu mempertimbangkan: Apakah kami masih ingin memperpanjangnya atau lebih baik menginvestasikan uang untuk pembalap yang lebih muda," ucap Denk.
Sagan memang salah satu nama terbesar dalam peloton saat ini. Pembalap 31 tahun itu memasuki musik ke-12 di WorldTour. Selama kariernya, ia telah memenangkan 114 balapan individu, termasuk tiga gelar dunia, tujuh green jersey di Tour de France, serta berbagai kemenangan lainnya.
Akan tetapi, seperti yang dikatakan Denk, performa Sagan memang tak sehebat dulu. Sagan kehilangan green jersey-nya di Tour de France 2020. Ia kalah bersaing dengan Sam Bennett (Deceuninck-QuickStep). Ia hanya memperoleh satu kemenangan musim lalu di Giro d'Italia.
Nama Sagan makin tenggelam pada awal musim ini. Ia kalah tenar dibanding generasi baru yang dipimpin Wout van Aert (Jumbo-Visma) dan Mathieu van der Poel (Alpecin-Fenix). Sagan baru mendapatkan satu kemenangan pada musim ini di Volta a Catalunya 2021.
"Mungkin kami akan membuat bintang kami sendiri. Itu akan menjadi cerita yang lebih keren. Mungkin Lennard Kämna dan Maximilian Schachmann adalah kandidat untuk peran ini. Mereka telah menunjukkan penampilan luar biasa dan mereka masih memiliki potensi besar. Saya akan membiarkan diri saya terkejut," bilang Denk.
Sagan meresponnya dengan hati-hati. Ia mengaku tidak tahu apakah komentar Denk di media tersebut benar-benar tepat. Sebab ia belum membacanya.
"Sejujurnya, saya tidak merasa tua. Saya baru 31 tahun. Saya tidak merasakan musim gugur dalam karier saya. Saya pikir saya telah menunjukkan bahwa saya masih bisa memenangkan balapan meskipun musim semi saya terhambat oleh Covid-19," bilang sang superstar kepada Cyclingnews.
Tentu saja ia ingin membahas masalah ini dengan Denk. Hanya saja kompetisi sudah dimulai dan Sagan mulai disibukkan dengan agenda balapan. Ia masih memiliki banyak waktu untuk membahas kontraknya di tim Bora-Hansgrohe yang akan tuntas akhir musim ini.
"Saya mengalami tahun-tahun yang luar biasa di Bora-Hansgrohe. Tapi jika Ralph tidak membutuhkan saya, saya akan menjadi orang pertama yang mencoba menemukan tim yang benar-benar menginginkan saya," tegas Sagan. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 38
Foto: profimedia