Bagi Anisa Subekti, hidup tidak untuk di rumah. Mimpinya bukan membeli rumah, menetap di rumah, membeli mobil, atau sejenisnya. Dia tidak ingin terikat dengan rules bahwa di rumah itu tempat yang nyaman.

"Kayak di luar banyak sudut pandang yang berbeda ketika bertemu orang. Pergi keluar rumah biar bertemu banyak orang yang berbeda dan banyak hal yang berbeda-beda di dunia ini," ujar alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.

Anisa ketika melintasi Namib-Naukluft National Park di Namibia

Selama melakukan perjalanan keliling dunia, kesulitan terbesar Anisa memang soal visa. Sebab dia pemilik paspor Indonesia. Selain itu, banyak hal yang dipelajari. Karena tidak berangkat dari cyclist yang fanatik, Anisa pun belajar apa saja yang dipersiapkan selama tur hingga soal perlengkapan sepeda.

"Karena kami kurang tahu persiapan apa saja sejak awal, kami justru baru tahu hal-hal penting ketika di jalan. Kami juga belajar dari cyclist lain yang kami temui," ungkap Anisa.

BACA JUGA: Cerita Anisa Subekti, Keliling Amerika Selatan dan Afrika dengan Bersepeda

                                                                    Anisa di Laguna's route, Bolivia

Seperti soal persediaan makanan, tenda, matras, sleeping bag, dan lainnya. Saat di Kolombia dan Ekuador memang banyak warung makan. Tapi hal berbeda ketika di Peru. Anisa dan partnernya, Luis Simoes baru menemukan desa setelah dua-tiga hari perjalanan. Alhasil mereka pernah kekurangan makanan.

"Ternyata karena nggak bisa tidur, makanan kurang, jadi nggak punya tenaga buat gowes. Kesulitan seperti itu lebih ke kurang pengetahuan saat awal-awal," lanjutnya.

Rute di Peruvian Andes Range di Peru

Saat ini mereka masih berada di Portugal karena pandemi. Selama setahun ini mereka menetap di rumah. Dalam waktu dekat, Anisa dan Luis merencanakan untuk berkeliling Portugal terlebih dahulu.

Tidak hanya itu, Anisa juga bercita-cita keliling tanah airnya sendiri, Indonesia. "Pengen banget! Tapi nggak mau dikawal. Inginnya bisa menikmati perjalanan," ujarnya sembari tertawa.

Anisa dan Luis gowes di Bolivia

Saat ini Anisa sedang menyelesaikan buku tentang perjalanannya di Amerika Selatan. Dia juga mengajar Bahasa Indonesia secara online bagi warga asing. "Ingin menjadi inspirasi, terutama buat perempuan di Indonesia. Mereka bisa meraih apa pun yang mereka inginkan. Nggak terikat dengan standar yang selama ini dipikirkan," tegasnya. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 40

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Dokumentasi Anisa Subekti

Populer

Vingegaard Lebih Kuat di Time Trial dengan Crank Pendek 
Pembalap Non-Unggulan Memenangi Omloop Het Nieuwsblad 2025
Kolom Sehat: Hari Apes Nggak Ada di Kalender
Preview Omloop Het Niewsblad: Wout van Aert Kandidat Juara Pembukaan Spring Classics
Bromo KOM Challenge 2019: Ash Has Never Tasted Better
Herbamojo, Suplemen untuk Mendukung Stamina Tetap Prima
Identitas Baru, Nusantara-BYC Cycling Team Mantap Kejar Prestasi
EJJ 2025 Dimulai! Melewati 27 Kota/Kabupaten di Jawa Timur
EJJ 2025 1.500 Km Update- Hour 7: Zidan Start Lambat, Lalu Melayang Kejar Terry Tarigan
EJJ 2025 1.500 Km Hari 1: Zidan Masuk CP 1, Cuaca Mendukung