Dony Adhika aktif keliling Indonesia lagi sejak akhir 2020. Tak sekadar berpelesir, cyclist sekaligus YouTuber asal Jogjakarta tersebut datang untuk gowes. Dony memulai perjalanannya dari Pulau Belitung, kemudian pindah ke Bali, bergeser ke Tambora, dan berakhir di Danau Toba.
Pemilik nama lengkap Muhammad Dony Wahyu Adhika ini sejatinya sudah menyusun agenda gowes pada 2020 lalu. Akan tetapi, pandemi yang melanda dunia membuat planning tersebut berantakan dan tertunda. Setelah "berpuasa" hampir setahun, Dony akhirnya keliling Indonesia lagi sejak Desember lalu.
Singgah di kedai kopi legendaris di Belitung
Dony bercerita, perjalanannya dimulai dari Pulau Belitung. Ia gowes berkeliling pulau dengan jarak tempuh sekitar 300 kilometer. Selain gowes, Dony juga mengunjungi sejumlah spot yang berkaitan dengan film Laskar Pelangi. Mulai dari pantai, sekolah, juga Museum Kata Andrea Hirata.
"Rute di sana tidak ada tanjakan yang tajam. Cuma rolling 300 km. Nyaman karena lalu lintasnya tidak padat dan jarang ada traffic light. Pemandangannya luar biasa bagus," cerita pemilik akun Instagram @donyadhika itu.
BACA JUGA: Lewat YouTube, Dony Adhika Bikin Cyclist Hijrah ke Road Bike
Setelah rehat selama sebulan, Dony beraksi kembali pada Februari lalu. Tujuannya adalah Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB). Ditemani komunitas Bima Cycling Club, Dony diajak gowes mengelilingi Gunung Tambora.
Dony (dua dari kanan) berpose di padang savana di Tambora
Dony dan rombongan menginap di Bima. Dari sana mereka naik mobil menuju Dompu sekitar dua-tiga jam dengan jarak sekitar 90 kilometer. Mereka melewati jalanan pegunungan dan berkelok. Setibanya di Dompu, ia mengayuh sepedanya menuju Gunung Tambora. Finisnya di air terjun Oi Marai yang terkenal sangat elok.
Gowesnya di kaki Gunung Tambora. Rolling tipis dengan total jarak 100 kilometer. Meski cuaca cukup terik, Dony terhibur dengan pemandangan yang luar biasa indah. Ia bisa lihat gunung, savana, dan laut sekaligus. Dony mengaku berjumpa banyak sapi dan kuda liar sepanjang jalan.
"Penduduknya juga ramah dan sangat tradisional," ucap pentolan komunitas DWDW Raphapa tersebut.
Setelah mengeksplorasi Bima dan Tambora, giliran Pulau Bali yang menjadi destinasi gowes pada Maret lalu. Dony bersepeda bersama sejumlah karibnya dari DWDW Raphapa dan ZCC Cycling Community. Ia menjadi saksi efek besar pandemi Covid-19 terhadap turunnya pariwisata di Bali.
"Kami berkunjung ke Tanah Lot. Yang membuat saya tercengang, pengunjungnya cuma kami. Kami diperbolehkan masuk dengan sepeda. Padahal biasanya tidak boleh," cerita Dony. Ia berharap pariwisata Bali segera puluh dan normal kembali.
Pada pertengahan April, sebelum Ramadan, Dony melancong ke Pulau Sumatera. Tujuannya adalah Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut). Ia kehabisan kata-kata untuk menggambarkan betapa indahnya Toba. "Danau yang tidak bisa dilihat ujungnya," sebutnya.
Dony Adhika melewati tanjakan Sipinsur di Kabupaten Humbang Hasundutan
Berangkat dari Silangit, Dony gowes sekitar 50 kilometer ke Toba. Kemudian ia menyeberang ke Samosir. Dony tidak sekadar gowes, ia juga menikmati wisata budaya dan kiliner di sana.
"Sebagai salah satu destinasi andalan Indonesia, Danau Toba memang bagus sekali. saya menginap di salah satu cottage di sana," bilangnya.
Kini Dony sedang rehat. Ia tetap di Jogja sepanjang Ramadan hingga Lebaran nanti. Ia baru beraksi lagi selepas Idul Fitri. Ada berbagai daerah yang ingin dikunjungi. Mulai Mandalika, Labuan Baju, dan Likupang di Sumatera Utara. Dony juga berharap bisa gowes ke Bengkulu.
"Saya juga ingin ke luar negeri. Maunya ke Taiwan untuk lihat Taipei Cycle Show sekaligus nanjak ke Wuling," harapnya. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 41
Audionya bisa didengarkan di sini
Foto: Dokumentasi Dony Adhika