Chris Froome (Israel Start-Up Nation) memiliki delapan minggu hingga Tour de France 2021. Apakah performanya sejauh ini sudah cukup untuk membawa pembalap kelahiran Kenya ini ke Prancis? Hingga kini ia tak menunjukkan progres signifikan dari empat lomba yang telah diikuti.
Hijrah ke Israel Start-Up Nation (ISN) menjadikan Froome sebagai pembalap termahal di dunia. Ia menerima gaji 5,5 juta euro. Hanya saja, tingginya bayaran Froome belum sepadan dengan kontribusinya di lapangan.
Froome tak kunjung mendapatkan kemenangan pertamanya pada musim 2021. Dari empat event yang diikuti, pencapaian terbaiknya adalah finis ke-22 di Etape 4 UAE Tour.
Ketika para pembalap top beradu kemampuan di tanjakan Thyon 2000 di Etape 4 Tour de Romandie, Sabtu (1/5) malam, Froome tercecer di peringkat 110. Ia finis lebih dari setengah jam dari juara etape sekaligus rekannya di ISN, Michael Woods.
Froome sadar bahwa performanya masih jauh dari harapan. Ia juga tahu jika waktu terus berdetak. "Seperti yang saya katakan sebelumnya, performa saya menjadi makin baik. Saya merasa bahwa saya membuat kemajuan," ucapnya.
"Tapi saya masih butuh waktu. Saya akan terus bekerja dan hanya bisa berharap untuk sampai di sana (Tour de France)," smabung Froome di sela-sela Tour de Roamandie seperti yang dilansir Velonews.
Saat memutuskan berpisah dari Ineos Grenadiers dan pindah ke ISN, Froome terbang ke Amerika Serikat untuk menjalani program latihan sekaligus pemulihan cederanya. Froome mengalami kecelakaan horor di Critérium du Dauphiné 2019. Meski sudah balapan lagi pada musim 2020, ia tak kunjung menemukan bentuk terbaiknya.
Froome merasa proses pemulihan pasca kecelakaan di Dauphiné tidak berjalan maksimal. Oleh sebab itu ia datang ke Amerika Serikat untuk menuntaskannya.
"Saya tahu tentang cedera yang saya alami. Saya tak mengharapkan keajaiban," kata Froome kepada Neue Zürcher Zeitung (NZZ) awal pekan ini. "Saya tidak akan bangun suatu hari dan tiba-tiba menang lagi. Saya mulai dari bawah dan terus naik dan lagi," imbuh sang superstar.
Sebelumnya, Directeur Sportif ISN Rik Verbrugghe mengonfirmasi bahwa kebangkitan Froome memang terlambat dari jadwal. Ia mengisyaratkan jika Froome mungkin butuh satu tahun lagi untuk kembali ke performa puncaknya.
"Tapi kami tahu ini bisa terjadi. Yang terpenting kami terus bekerja seperti yang sudah kami lakukan selama ini, dan kami terus percaya pada Chris," bilang Verbrugghe kepada Het Nieuwsblad. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 42
Audionya bisa didengarkan di sini
Foto: AFP