Ajang balap gravel terus berkembang di Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, ajang-ajang tersebut juga seolah menjadi pemersatu para pesepeda. Mempertemukan penghobi, pembalap amatir, hingga pembalap level WorldTour. Bahkan pembalap MTB, BMX, dan disiplin lain seperti triathlon. Semua turun di rute yang sama, bersaing di jalan yang sama.
Unbound Gravel (Dirty Kanza) kembali menjadi pionir sebagai pemersatu. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak nama besar turun gunung berlomba di Kansas.
Awalnya, para pembalap yang baru saja pensiun dari level WorldTour. Seperti Ted King (eks Cannondale) yang lantas mampu menjadi juara pada Dirty Kanza 2016 dan 2018.
Kemudian, pada 2019, tim WorldTour resmi menurunkan wakil di ajang ini. EF Pro Cycling (sekarang EF Education-Nippo) menugaskan tiga pembalapnya: Lachlan Morton, Alex Howes, dan Taylor Phinney. Morton dan Howes pada akhirnya finis ketiga dan keempat.
Trek-Segafredo tahun itu juga menerunkan pembalap seniornya, Peter Stetina, yang mampu finis runner-up. Hanya kalah setelah Colin Strickland secara mengejutkan melarikan diri sendirian 100 km sebelum finis.
Matteo Jorgenson (Movistar) akan terbang ke Kansas setelah menuntaskan Giro d'Italia 2021
Tahun ini, tepatnya Sabtu, 5 Juni nanti, dua tim WorldTour kembali menerjunkan pembalap di kawasan Emporia, Kansas.
Trek-Segafredo kembali hadir dengan dua pembalap. Yaitu Kiel Reijnen dan mantan juara dunia U18 Quinn Simmons. Dari Spanyol, Tim Movistar menerjunkan Matteo Jorgenson. Hebatnya, Jorgenson lebih dulu turun di Giro d'Italia sebelum terbang ke Amerika untuk ikut Unbound Gravel pada 5 Juni nanti.
Para eks WorldTour lain yang hadir? Ted King kembali datang. Walau beberapa pekan lalu patah bahu karena kecelakaan saat latihan. Lalu Pete Stetina kembali hadir dengan tim independen. Travis McCabe, mantan sprinter dunia, ikut turun. Tidak ketinggalan Ian Boswell, mantan pembalap Team Sky (sekarang Ineos Grenadiers).
Laurens Ten Dam dan Thomas Dekker, eks WorldTour asal Belanda, ikut mencoba membawa sabuk juara ke Eropa.
Dari barisan perempuan, juara bertahan Amity Rockwell akan mencoba mempertahankan gelarnya. Kali ini dia tergabung di tim baru yang khusus dibuat untuk Unbound Gravel: Scuderia Pinarello. Ya, pabrikan kondang Italia itu (divisi Amerika-nya) bikin tim khusus gravel, mempromosikan produk gravelnya.
Tim itu cukup unik, menggabungkan atlet dari banyak disiplin. Bukan hanya dari road race. Ada pembalap MTB, triathletes, dan lain-lain.
Mantan juara lain, Alison Tetrick, akan turun untuk kali keempat. Dulu dijuluki sebagai "Gravel Queen," Tetrick pasti ingin kembali merebut gelar yang pernah dia raih pada 2017.
Tiffany Cromwell gowes bersama kekasihnya pembalap tim Mercedes Valtteri Bottas
Dari barisan perempuan, nama paling interesting yang muncul adalah Tiffany Cromwell. Pembalap asal Australia ini diutus skuad Women's WorldTour, Canyon-SRAM, untuk memburu sukses di Kansas.
Kenapa interesting? Karena Cromwell belakangan juga makin terkenal di arena balap mobil dunia. Dia adalah kekasih dari Valtteri Bottas, bintang Formula 1 di tim juara dunia Mercedes.
Cromwell, 32, menyebut Unbound Gravel sebagai tantangan menarik dalam fase karirnya sekarang. "Saya masih menjalani musim balap road, tapi juga mengikuti sejumlah balapan gravel. (Gravel) adalah pasar besar yang terus berkembang dan semakin tahun semakin besar," ucap Cromwell. "Saya sudah lama balapan di road dan gravel menawarkan sesuatu yang baru. Energi baru yang bisa membantu road racing saya. Untuk sukses di gravel, kita harus tahan mengikuti lomba-lomba yang panjang, terus menahan power, dan itu bisa banyak membantu strength saya di jalanan datar," paparnya.
Total, ada lebih dari 2.700 peserta di Unbound Gravel tahun ini. Mayoritas mengikuti kelas utama, yaitu 200 mil (presisinya 206 mil). Selain itu, ada pula kelas pemula 25 dan 50 mil. Kelas lomba yang seru lain adalah 100 mil (160 km), yang juga diikuti sejumlah profesional. Plus, ada kelas ekstrem, yaitu XL alias 350 mil alias 560 km, yang bakal start duluan sehari sebelum kelas utama.
Rute hampir seluruhnya mengelilingi kawasan jalan tidak beraspal di sekitar Kota Emporia. Walau para pembalap kelas dunia turun, mereka harus mengikuti aturan sama dengan yang lain. Yaitu tidak boleh ada bantuan selama melewati rute. Untuk kelas 200 mil, mekanik dan support hanya boleh diberikan pada dua kawasan pit stop yang sudah ditentukan. Secara kilometer, dua pit stop itu dilewati pada km 111 dan 256. Di luar itu, hanya ada satu water station yang hanya membantu mengisi air putih, pada km 207. (azrul ananda/habis)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 43
Audionya bisa didengarkan di sini