Esso Esso Gowes Makassar memiliki kegiatan rutin gowes mengelilingi Sulawesi Selatan (Sulsel). Agenda itu dilakukan tiap dua-tiga bulan. Hampir seluruh kota dan kabupaten di Sulsel sudah pernah mereka lewati.

Salah satu member Esso Essso Ikram Idris menceritakan, komunitas ini sudah terbentuk sejak 2015 lalu. Awalnya didirikan oleh para dokter yang hobi gowes. Lambat laun mereka berkembang. Kini anggotanya mencapai 250 orang dan berasal dari berbagai kalangan.

"Keanggotaan kami terbuka untuk siapa saja. Setiap kegiatan rutin yang hadir bisa 70 hingga 100 orang. Dari waktu ke waktu memang makin banyak yang gabung," katanya.

Dalam bahasa Bugis, Esso Esso berarti hari hari bersepeda. Dengan begitu arti nama komunitas ini yaitu setiap hari bersepeda. Mereka memiliki jadwal rutin giwes setiap Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu. Dengan rute dalam kota sekitar 30-40 kilometer.

Di luar jadwal itu banyak anggota Esso Esso yang tetap rutin gowes. Bedanya jika di luar jadwal resmi, tidak ada titik kumpul, jalur, maupun garis finis.

Anggota Esso Esso awalnya pengguna sepeda gunung (MTB). Makin ke sini makin banyak yang menggunkan road bike. "Karena kesibukan, waktu sepedaan makin sempit. Cuma bisa di dalam kota dan itu enaknya pakai road bike," ujar Ikram.

Meski begitu, anggota Esso Esso sangat beragam. Mereka tidak diwajibkan memakai road bike. "Kadang ada yang gowes pakai MTB dan sepeda lipat. Sejauh ini semua aman-aman saja," terang pria asal Makassar itu.

Untuk agenda reguler, Esso Esso bisa melakukan touring tiga-empat kali dalam setahun. Rutenya beragam dan menyusuri Sulawesi Selatan. Bahkan sampai Sulawesi Barat. Yang terbaru mereka touring ke Kabupaten Polewali Mandar selama dua hari.

"Hari pertama ke Kabupaten Pinrang. Jaraknya 170 kilometer. Lalu hari kedua dari Pinrang ke Polewali Mandar. Jaraknya 93 kilometer," terangnya.

Dalam agenda itu mereka langsung meluncurkan dua jersey sekaligus. Ikram menuturkan bahwa keputusan membuat dua jersey ini bertujuan untuk memfasilitasi keinginan dari anggota yang lain. Apalagi anggota Esso Esso terdiri dari beragam kategori usia.

"Bikin jersey dengan desain lebih kalem dengan ornamen sutera sengkang di lengan kiri. Lalu titipan kedua dari para anggota senior dengan desain lebih ramai," ungkap Ikram.

Desain kedua itu mengambil inspirasi dari bentuk lego. Kemudian diberi kata-kata yang sering mereka gunakan dalam komunitas. "Misalnya ada kata cerak, artinya syukuran karena tidak terjadi apa-apa saat gowes. Memang kalau dari jauh nggak kelihatan. Harus lihat lebih dekat lagi tulisan di jersey-nya," jabar Ikram. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 44

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Dokumentasi Esso Esso Gowes Makassar

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Grupset Rotor 13-speed Ini Bisa Mengubah Dunia!
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Kolom Sehat: Bucin
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour