Chandra Taruna Sofyan beserta belasan cyclist dari Banjarmasin dan Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah bersiap untuk tampil di KAI Kediri Dholo KOM Challenge 2021. Namun lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, khususnya Jawa Timur (Jatim), membuat event seru ke Kota Tahu harus di-reschedule.
KAI Kediri Dholo KOM Challenge 2021 seharusnya berlangsung pada 10-11 Juli nanti. Hanya saja, situasi saat ini tidak memungkinkan karena angka Covid-19 sedang melonjak sepanjang Juni. Penyelenggara memutuskan untuk mengubah jadwal event ini menjadi 14-15 Agustus.
Sebagai salah satu peserta, Chandra paham bahwa aspek kesehatan dan keselamatan harus dinomorsatukan. Apalagi pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pergi.
"Karena event KAI Kediri Dholo KOM Challenge 2021 diundur, kami melampiaskan kesedihan dengan gowes 400 kilometer," kata Chandra kepada Mainsepeda.com.
Meski sudah izin dengan istri dan keluarga, duo bapak-anak ini tetap membikin khawatir orang rumah. "Soalnya kami berangkat subuh, saat mereka belum babgun. Sampai mereka mengantuk dan tidur lagi pun kami belum pulang," bilang Chandra seraya tertawa.
Chandra dan Daniel bukan satu-satunya pasangan bapak-anak yang menuntaskan gowes 400 kilometer ini. Salah satu peserta KAI Kediri Dholo KOM Challenge 2021, Suroto juga ikut-ikutan "minggat" ke Amuntai. Om Suro, begitu ia akrab disapa, mengajak putranya, Abednego Evan Emanuella.
"Ada 22 cyclist yang gowes ke Amuntai kemarin. Ada yang start dari Banjarmasin seperti saya. Ada pula yang berangkat dari Banjarbaru seperti Pak Mailan. Khusus yang dari Banjarbaru, total jaraknya sekitar 300 kilometer," jelas cyclist 43 tahun ini.
KAI Kediri Dholo KOM Challenge 2021 adalah gelaran Mainsepeda.com yang di-manage oleh Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) dan DBL Indonesia. Event didukung oleh Bank Jatim, Pelindo III, Honda Surabaya Center, MPM Honda Jatim, Novotel Samator, Herba Mojo, Strive Indonesia, National Hospital, Wdnsdy Bike, SUB Jersey, dan AZA Wear. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 47
Audionya bisa didengarkan di sini
Foto: Dokumentasi Chandra Taruna Sofyan