M. Hasyim tidak menyangka Diroda Cycling Community (CC) akan sebesar sekarang. Pada awal 2019 lalu ia bersama keempat temannya terbesit keinginan bersepeda. Kemudian mereka berencana mengikuti event L'Etape Indonesia di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2020.
"Untuk mendaftar harus ada nama tim. Baru deh terpikir untuk mengusung nama Diroda. Setelah itu banyak teman, sampai temannya teman ikut main bareng kami," kata Hasyim.
"Setelah itu mulai berpikir bahwa bersepeda itu lebih enak," terang cyclist 25 tahun tersebut.
Saat ini anggota Diroda CC mencapai 90 orang. Rentang usianya beragam, antara 23-45 tahun. Menurut penuturan Hasyim, karena anggotanya dari teman ke teman, mereka sudah saling kenal satu sama lain. Mereka juga cepat akrab.
"Akhirnya dipelesetkan sedikit menjadi Diroda," ucap Hasyim seraya tertawa.
Tidak seperti kebanyakan komunitas sepeda lainnya, Diroda CC mengusung logo kucing. Memunculkan kesan cute, dan jauh dari sepeda. Pemilihan logo ini juga terjadi secara tidak sengaja.
"Maunya logo petir, tapi sepertinya malah mengintimidasi. Ya sudah, kami pakai logo kucing saja. Mau ngebut ya bagus. Kalau nggak, ya sudah. Selain itu, ada empat anggota kami yang memelihara kucing," ungkapnya.
Hasyim berharap situasi makin membaik. Sebab, ia dan teman-temannya sangat ingin mengikuti event sepeda skala besar. Mengingat terbentuknya Diroda untuk mengikuti event L'Etape Indonesia di Lombok.
"Kami punya rencana gowes Jakarta-Purwakarta. Tapi di-hold dulu karena pandemi Covid-19," terangnya. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 59
Foto: Dokumentasi Diroda CC