Salah satu tujuan wisata favorit di bumi ini adalah pantai. Di mana ada pantai, di sana pasti ada orang berkumpul. Entah untuk berjemur, berenang, bermain, atau berolaraga lainnya. Padahal, udara di pantai itu cenderung lebih panas. Gerah. Belum lagi pasir-pasirnya yang nempel-nempel lengket di badan. Tapi ini tidak menyebabkan pengunjung berhenti mendatangi pantai.
Saat acara pop up store SUB jersey, Wdnsdy Bike, dan Johnny Ray Cycling, saya banyak beraktivitas di daerah Pantai Indah Kapuk. Daerah yang hit dan populer. Sebab ini adalah daerah baru yang sarat dengan berbagai cerita. Baik cerita politik, geografi, makanan, hingga cerita bersepeda.
Secara geografis, tidak ada dua pulau yang saya datangi itu beberapa waktu yang lalu. Daratan yang di tempati Sesio Coffee adalah hasil reklamasi. Daratan buatan yang dibentuk dengan menguruk laut hingga menjadi pulau.
Yang membuat saya takjub adalah animo warga DKI Jakarta untuk menikmati rekreasi di kawasan ini. Secara khusus saya ceritakan di sekitar Sesio Coffee. Sesio Coffee adalah sebuah kafe yang memfasilitasi tempat untuk pop up ketiga brand Indonesia di dunia sepeda ini. Ada SUB Jersey, Wdnsdy Bike, dan Johnny Ray Cycling.
Kafe ini diprakarsai oleh Christopher Sesio yang sudah berpengalaman menjadi barista di Australia. Beliau pulang ke Indonesia dan membuka Sesio Coffee ini. Dari depan tempatnya seperti ruko biasanya. Yang spesial itu ada di lantai dua. Menghadap ke sungai buatan dengan latar belakang jembatan besar yang menghubungkan ke pulau reklamasi satunya. Samar-samar berlatar belakang Provinsi Banten.
Halaman belakang coffee shop ini, selain menghadap ke sungai, juga berbagi jalan lebar yang menghubungkan ruko-ruko atau bangunan di kanan dan kirinya. Jadi mereka seperti punya jalan panjang di belakang yang bisa dipakai bersama.
Jalanan ini bebas dari mobil dan motor. Alhasil dari pagi, siang, dan bahkan sampai malam, ramai hilir mudik warga yang berekreasi. Mereka datang meminjam ebike, sepeda atau sekedar jalan di jalanan yang bebas polusi itu.
Ketika jam perut keroncongan, mereka harus cepat-cepat memilih resto atau kafe untuk didatangi. Sebab, bila mereka telat sedikit saja, maka pilihan favorit pasti sudah penuh. Waktu tunggunya bisa lebih dari satu jam. Antriannya pun cukup panjang.
Kalau bahas macam makanan yang ada, wah maaf, saya cuma bisa keliling sebentar, karena piket terus. Tapi saya sudah mencoba sepuluh macam makanan. Serta masih buanyakkkkkk yang lain. Wkwkwkwkwk.
Maaf pembahasannya seputar perut dan perut. Maaf untuk tim puasa. Soal gowesnya bagaimana? Saya dua kali gowes di PIK. Satu lap di PIK 2 sekitar tujuh kilometer. Tempat gowesnya asoy walau berangin dan kental hawa lautnya.
By the way, saya tidak bisa melihat pantai buatan di PIK. Sebab ketika saya datang masih ditutup untuk pengunjung. Tapi saya lebih suka duduk di dalam Sesio Coffee sambil mencoba menu-menunya. Wkwkwkwk. Sekian. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 60
Foto: reinhardfoto