Freedom Cycling Club (CC) sedang menepi di Pulau Bali. Mereka melaksanakan ritual tahunan yang sudah dilakoni selama lebih dari satu dasawarsa. Pergi ke Pulau Dewata untuk happy-happy. Sekaligus melepas penat setelah terkungkung oleh pandemi Covid-10 selama dua tahun terakhir.
Pergi ke Bali adalah agenda wajib komunitas asal Surabaya itu. Mereka melakukannya secara rutin setiap tahun selama satu dekade terakhir. Tahun ini menjadi tur kesepuluh mereka di Bali. Seharusnya menjadi yang kesebelas. Akan tetapi, pandemi Covid-19 membuat agenda ini ditiadakan pada 2020 lalu.
"Bali selalu memiliki magnet tersendiri. Salah satunya transportasi yang gampang jika dijangkau dari Surabaya. Sebab kami di sini untuk gowes happy-happy, bukan gowes serius," kata Ketua Freedom, Mahfud "Ko Fuk" Tamwardi.
Mengusung tagar #balisepuluh, agenda ke Bali dilaksanakan selama empat hari, yakni 16-19 Oktober. Lebih dari 70 member berpartisipasi di acara ini. Mereka bertolak ke Pulau Dewata via pesawat pada Sabtu (16/10) kemarin.
"Sehari sebelumnya, semua sepeda kami berangkatkan ke Bali terlebih dahulu menggunakan dua minibus dan dua mobil," ucap Anggi, anggota Freedom CC yang membidangi akomodasi.
Setibanya di Bali, mereka langsung meluncur ke penginapan di daerah Sanur. Ketika di hotel, anggota Freedom CC buat terpingkal-pingkal dengan gambar Mahfud Tamwardi yang memegang karton bertuliskan ucapan selamat datang. "Pak Ketua dikerjain sama teman-teman," kata Rizki Noer seraya tertawa.
Tak ada agenda gowes pada Sabtu sore. Acaranya bebas. Ada yang nongkrong, ada yang kumpul di area hotel. Freedom CC baru memulai gowes pada Minggu (17/10) pagi. Berangkat dari Swiss-Belresort Watu Jimbar, mereka melaju menuju Jatiluwih ke wilayah Tabanan. Total jaraknya 130 kilometer dengan elevation gain 1.300 meter.
Mereka gowes lagi pada Senin (18/10) pagi. Kali ini tujuannya ke Kintamani di Kabupaten Bangli. Manajer Rute Freedom CC Jiang Louis mengatakan, medan yang dilalui di hari kedua lebih berat daripada gowes Minggu pagi. Total jaraknya 120 kilometer dengan elevation gain 1.650 meter.
"Kemudian kami akan coffee ride di hari terakhir. Total jaraknya sekitar 40 kilometer. Kami mau ke Ubud. Sekalian ngopi di salah satu kafe di Ubud," ungkap JL, sapaan akrabnya.
Gowes ke Bali menjadi ritual wajib Freedom CC setiap tahun
Setelah puas ngopi di Ubud, mereka akan kembali ke hotel untuk berkemas dan mencari oleh-oleh. Lalu mereka kembali ke Surabaya pada Selasa sore. Menurut Wakil Ketua Freedom CC, Suryanto, acara ke Bali ini semakin guyub karena belasan member turut mengajak keluarga ke Pulau Dewata.
"Selama pandemi kan jarang liburan. Mumpung destinasi wisata sudah dibuka, jadi beberapa mengajak keluarga untuk jalan-jalan ke Bali," tutur Suryanto.
Kembali ke Bali membuat member Freedom CC happy. Menurut Ko Fuk, sebagian besar anggota rutin mengikuti ritual ke Bali setiap tahun. "Jadi tidak bisa digambarkan rasanya. Sebab ini kegiatan rutin kami. Sempat tertunda tahun lalu dan kini diadakan lagi," bilangnya.
Selain itu, gowes ke Bali memberi pengalaman tersendiri bagi anggota baru Freedom CC. Mereka bisa merasakan sensasi gowes ramai-ramai di luar Surabaya.
Freedom CC selalu tampil keren selama tiga hari gowes di Bali. Mereka sudah memesan dua jersey khusus untuk event Bali ke SUB Jersey. Jersey pertama didominasi warna hitam dengan kombinasi hijau. Terdapat motif poleng (kotak-kotak hitam putih) khas Bali di lengan kiri. Jersey ini digunakan saat gowes Minggu pagi.
Jersey yang digunakan saat gowes Senin pagi juga berbeda. Konsepnya lebih sederhana. Didominasi warna biru dengan tulisan "Freedom" berwarna oranye melekat di bagian dada. Untuk gowes Selasa, mereka akan menggunakan jersey resmi Freedom berwarna hijau-oranye.
"Jadi foto-foto selama di Bali bisa lebih bervariasi karena menggunakan tiga jersey yang berbeda," timpal Tony "Tokutji" Kurniawan yang membidangi urusan foto dan video di Freedom CC.
Menurut Stephanus Setyabudi yang membidangi sponsorship, kesuksesan acara Freedom di tidak lepas dari dukungan para penyokong, yakni Wings Group, Parasol, OtakOtak EO, Swiss-Bel, dan Kalisari. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 60
Foto: Darius Hariyanto, Aan "Cak Lontong"