Sensah memberikan alternatif menarik di tengah semakin sulitnya mendapatkan grupset ideal untuk sepeda. Grupset buatan Tiongkok ini juga memberi kita banyak opsi untuk melengkapi komponennya. Harus ditegaskan: Sensah pada dasarnya hanya membuat shifter, front derailleur (FD), dan rear derailleur (RD). Semua komponen grupset lain bisa didapat dari merek lain, dengan berbagai macam harga dan kualitas. 

Di seri pertama tulisan ini, saya sudah menyampaikan tentang shifter dan FD. Sekarang, giliran ke bagian belakang. Berlanjut ke komponen pelengkap.

REAR DERAILLEUR DAN CASSETTE
Saya dan John Boemihardjo menjajal dua macam RD Sensah Empire Pro 12-Speed. Ada versi karbon "normal," dengan rantai dan sproket silver sederhana. Ada juga versi OSPW (oversize pulley wheel), dengan warna yang lebih "bling." Maksudnya, sproket dan rantainya warna rainbow.

Secara performa, keduanya kurang lebih sama. Shifting bagian belakang Sensah bisa dibilang seperti grupset-grupset high end lain. Smooth, klik-klik enak. Ada teman saya yang saat mengikuti di belakang mengaku takjub. Dia tidak menyangka perpindahan gir belakang Sensah semulus itu.

Kuncinya, sekali lagi, ada pada setelan. Kalau mekaniknya pengalaman memasang dan menyetel SRAM mekanikal lama, dia seharusnya dengan mudah menyetel RD Sensah. Karena sangat mirip. Termasuk saran untuk membuat kabel shifter belakang melengkung lebih panjang.

Pada sepeda kami, yang dipasang semua adalah sproket 11-32. Karena ini 12-speed, jadi prinsipnya sproket itu sama persis urutannya dengan Shimano 11-28 yang 11-speed. Hanya ditambah satu lagi gir 32 di bagian paling atas. 

Ini membuat adaptasi sangat mudah. Kebetulan saya terbiasa pakai Shimano 11-28. Jadi, urutan girnya sama semua, plus dapat gir penolong lebih ringan untuk tanjakan lebih terjal/curam. Benar-benar rasio gir yang menyenangkan.

Kalau Anda mencari grupset ini, mungkin Anda akan menemukan opsi sproket 11-34. Kami tidak membelinya, jadi kami tidak tahu seperti apa. Berdasarkan beberapa review yang kami cermati, opsi itu memberi sedikit tantangan ekstra.

Misalnya, harus menambah goat link pada RD supaya jangkauan pulley bisa lebih panjang. Kemudian, dan ini CATATAN SANGAT PENTING, ada kemungkinan sproket besar itu akan terlalu rapat dengan ruji-ruji roda.

Sensah 12-speed tetap menggunakan freehub Shimano HG normal. Jadi ruang yang normalnya untuk 11 gir itu dimampatkan untuk 12 gir. Dengan demikian, gir paling besar di belakang "lebih menggantung" ke belakang, semakin rapat dengan ruji-ruji.

Kami mendapati ada beberapa wheelset yang terlalu rapat jaraknya. Sehingga kalau setelan tidak pas, rantai akan bergesekan dengan ruji. Dan itu bisa berbahaya di jalan. Untungnya, wheelset alloy favorit saya, Fulcrum Zero, tidak mengalami masalah apa pun. Jaraknya sangat aman.

Pada sepeda Wdnsdy Aluminati yang kami pakai sebagai test bike Sensah, cassette yang terpasang ada dua merek. Satu Sensah, satu Sunshine. Tapi yang Sensah, kalau dilihat belakangnya, adalah buatan ZTTO. Sekali lagi, Sensah pada dasarnya hanya membuat shifter, FD, dan RD.

Kalau Anda browsing marketplace, lokal maupun asing, Anda akan menemukan banyak merek sproket 12-speed. Pilih saja yang sesuai keinginan dan kebutuhan (dan kemampuan).

Rear derailleur Sensah Empire Pro 12-Speed versi OSPW (oversize pulley wheel)

Mengenai pilihan RD Sensah, tidak ada banyak beda antara yang normal dengan yang OSPW. Secara pribadi, saya termasuk yang tidak terlalu percaya dengan keuntungan tambahan dari OSPW. Dan kebanyakan kenalan yang beli alasannya adalah untuk gaya, bukan performa.

Kalau Anda membeli Sensah, kemungkinan besar karena Anda ingin berhemat. Jadi, buat apa membeli opsi yang lebih mahal kalau performanya kurang lebih sama?

RANTAI
Soal rantai ini mungkin seharusnya saya gabungkan dengan RD dan sproket. Ada banyak pilihan merek tersedia. Kalau beli paketan, biasanya ikut paket merek yang menjual. Seperti ZRace atau ZTTO. Kalau beli terpisah, ada YBN, KMC, dan lain-lain. Asal tahu saja, banyak merek itu pada dasarnya datang dari pabrik yang sama!

Yang penting, kalau untuk Sensah Empire Pro 12-speed, gunakanlah rantai 12-speed. Jangan paksakan rantai 11-speed. Karena gigi-gigi di sproket lebih tipis, dan jarak antara gigi lebih sempit, kita butuh rantai yang sesuai pula.

Kebetulan, grupset Sensah yang kami beli datang dengan rantai YBN. Sejauh ini fine-fine saja. Minimal, pada salah satu sepeda, lebih dari 1.000 km ya baik-baik saja. 

Rantai termasuk komponen yang memang harus diganti secara berkala, dan harganya tergolong tidak mengerikan. Jadi soal rantai kita tak perlu pusing. Yang penting setelan dan perawatan.

CRANKSET
Ketika membeli grupset Sensah, pertanyaan terbesar adalah crankset apa yang ingin dipasang. Waktu pertama dapat mini grupsetnya, saya terus terang memasang dulu crankset power meter merek Quarq. Teman-teman bilang itu curang, karena crank-nya lebih mahal dari seluruh sepeda lain. Tapi saya punya alasan, supaya kesan pertamanya benar-benar fokus pada komponen Sensah. Tidak terganggu oleh crank merek lain.

Kemudian, ketika crank datang, saya memasang dua versi dari merek yang sama pada dua test bike saya. Yang disc brake saya pasangi ZRace RX crankset standar. Sementara yang rim brake saya pasangi ZRace x Sigeyi RX power meter. Keduanya pada dasarnya sama, hanya yang satu ada power meter-nya. Dan itu adalah crankset power meter termurah yang saya punya.

Bagaimana performanya?

Secara model, mirip banget dengan Rotor. Crankset ZRace ini datang dengan format lepasan. Jadi mekanik harus merakit chainring, spindle, dan arm-nya. Mulanya, karena cenderung hati-hati, beberapa baut kurang keras. Mengendur ketika dipakai "keras." Bukan masalah. Setelah dikerasi semua, dengan bantuan sedikit Loctite, aman. Tidak ada lagi bunyi-bunyian.

Yang power meter? Juga memuaskan. Ada magnetic charger-nya, jadi tak perlu pusing ganti baterai seperti banyak merek (mahal) lain. Akurat? Berdasarkan pengalaman memakai banyak merek power meter, saya merasa sama dengan yang lain. 

Bahkan, "akurat" adalah pertanyaan kurang tepat kalau menanyakan kualitas power meter. Mungkin akan selalu ada selisih, walaupun kecil sekali, antara satu merek dengan yang lain. Jadi, yang paling penting dari sebuah power meter adalah konsistensinya. Asal konsisten dengan dirinya sendiri, tidak lompat-lompat angkanya secara tak terduga.

ZRace x Sigeyi RX power meter

Kebetulan, yang versi power meter itu yang sudah saya hajar lebih dari 1.000 km. Sejauh ini baik-baik saja. Sama saja. Malah, ada app-nya juga, dan saya baru saja meng-upgrage firmware-nya via aplikasi tersebut. Jadi, Sigeyi cukup membuat saya kagum soal itu.

Bagi teman-teman yang berminat merakit Sensah, silakan gunakan crankset mana saja yang Anda merasa aman. Kebanyakan akan kompatibel dengan Sensah 11-speed maupun 12-speed. Karena tuntutan tebal-tipis chainring tidak akan seribet sproket yang spacing-nya lebih rapat.

Banyak orang memadukan Sensah dengan crankset Shimano, atau SRAM. Atau dengan merek-merek lain. Bebas saja sesuai kemauan dan kemampuan.

Terakhir, soal rem. Ini butuh diskusi terpisah yang lebih panjang dan penuh perdebatan. Bukan sekadar rim versus disc. Tapi juga pilihan merek dan opsi-opsi harganya. (bersambung)

Podcast review Grupset Sensah Empire Pro 12-Speed

Sensah Empire Pro 12-Speed di tanjakan

Populer

GCR Malang Punya Jersey Baru, Lebih Sejuk dan Menarik
Kalender Mainsepeda 2025: Dibuka EJJ, Trilogy Telah Menanti
Giliran EJJ Boleh Berbagai Jenis Sepeda, Kecuali eBike!
Investor Kakap dari Tiongkok, Akankah Bawa XDS Astana Keluar dari Degradasi?
Kolom Sehat: Akhir Tahun 2024
Kolom Sehat: Idol
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Journey to TGX 2024: Hanif Finisher Pertama di Pasar Pon Trenggalek
Kediri Dholo KOM: 10 Rekomendasi Kuliner Kediri Versi Warlok Ivo Ananda, Cobain Yuk!
Ijen KOM 2024: Inilah Kuliner Hidden Gem Banyuwangi, Wajib Cicip!