Perdebatan mengenai disc brake dan rim brake masih terus terjadi di kalangan cyclist. Bagaimana kata juara Tour de France 2020 dan 2021 Tadej Pogacar? Pembalap UAE Team Emirates ini menggunakan kedua jenis rem itu. Tapi pemakaiannya disesuaikan dengan lomba yang diikuti.
Sebagian besar tim WorldTour telah beralih ke disc brake selama beberapa tahun terakhir. Mereka menerapkan strategi teknologi tunggal untuk memfasilitasi pekerjaan mekanik. Serta dalam bantuan kepada pembalap saat balapan.
Pogacar tampaknya tidak terpengaruh oleh tren tersebut. Pembalap 23 tahun ini seolah telah menguasai seni peralihan antara disc brake dengan rim brake. Kedua rem ini digunakan secara bergantian ketika Pogacar tampil di Tour de France.
Sepeda Colnago V3Rs miliknya dilengkapi dengan rim brake saat melibas rute di Il Lombardia, serta saat tampil di Olimpiade Tokyo. Pogacar memenangi Liège-Bastogne-Liège dengan disc brake. Teknologi ini juga dipakai ketika ia tampil di URI Road World Championships 2022 di Flanders.
Dalam wawancara dengan media Italia, BiciPro, Pogacar menjelaskan bahwa semua kembali ke bobot sepedanya. "Bobot itu penting karena di tanjakan itu adalah rasio kekuatan terhadap berat watt/kilogram yang menentukan banyak hal. Itu sangat penting karena saya bukan pembalap paling ringan di peloton," kata Pogacar.
Pogacar mengaku senang menggunakan rim brake maupun disc brake. "Saya memilih rim brake di Il Lombardia karena ada dua dua tanjakan curam di final, di mana saya mungkin akan menyerang. Saya menyadari bahwa roda yang ringan akan menjadi penting. Rim brake membuatnya menjadi paling ringan," jelasnya.
Cuaca tidak terlalu memengaruhi pilihan rem Pogacar. Sekali lagi, semua kembali ke soal bobot. Pogacar mengaku tidak memiliki kendala meski sering menggunakan rem yang berbeda. "Yang penting adalah mengingat yang mana yang digunakan. Tetapi hanya butuh dua jeda pada tuas untuk merasakan mereka. Tapi saya baik-baik saja," akunya. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 61
Foto: Getty Images, ASO