Kolom Sehat: Kerasnya Gowes di Ibu Kota

| Penulis : 

Podcast Main Sepeda terbaru menghadirkan Om Ben dari KGB sebagai bintang tamu. Om Ben yang sudah makan garam di dunia sepeda ini, memberikan beberapa tips sederhana bagi pegowes pemula agar lebih rapi dan lebih mumpuni berkendara di jalan raya. Jalanan di Jakarta khususnya.

Bersepeda di Jakarta memang tak mudah. Sebab lalu lintas di sana cenderung padat. Apalagi ketika memasuki jam berangkat kerja. Beberapa tempat nge-loop yang "nyaman" kadang terlalu jauh untuk pesepeda. Meski mereka bisa datang dengan mobil ke daerah itu, butuh kesabaran serta usaha untuk kembali ke tempat kerja atau ke rumah. Sebab jalanan ibu kota sudah macet ketika mereka sudah selesai gowes.

Maraknya pengguna dan pehobi sepeda membuat begitu banyak kelompok yang muncul. Latar belakangnya beragam. Ada yang mewakili lokasi tempat mereka tinggal, erepresentasikan perusahaan tempat mereka bekerja, atau hobi lain sebelum bersepeda. Nama yang diusung pun lucu, bagus, serta mencerminkan jati diri mereka. Kadang, kebanggan akan komunitasnya menjadi bumerang. Masalah yang bisa dimaklumi dapat menjadi pemicu adu mulut. Sebaiknya tidak berlanjut ke taraf yang lebih parah.

Kecelakaan juga mewarnai pergowesan di Ibu Kota. Walau musibah juga terjadi di tempat-tempat lain, tapi yang terjadi di Ibu Kota acap kali menjadi konsumsi utama. Sekaligus bahan pesan berantai di kelompok chat dan pergunjingan ketika selesai bersepeda di daerah.

Yang terbaru adalah tindak penjambretan selama dua hari berturut-turut. Kasus ini sempat marak tahun lalu. Lalu hilang seiring banyaknya pelaku yang tertangkap pihak keamanan. Sekarang kambuh lagi. Semua cyclist menjadi lebih was-was. Kali ini bukan hanya yang ada di Ibu Kota saja. Tapi bisa merambah ke daerah lainnya.

Apalagi, dewasa ini mustahil keluar rumah tanpa membawa ponsel. Dulu handphone masih bisa tak dibawa. Sekarang separuh identitas dan legalitas kita ada di ponsel. Bukti bahwa Anda sudah sudah dua kali vaksinasi, ada di sana. Anda bisa masuk ke mal juga karena handphone. Mau bayar tanpa kontak juga dengan handphone. Saat bersepeda juga membawa handphone. Walau pesepeda juga tahu bagaimana risikonya.

Agar semangat pesepeda di Ibu Kota tidak padam, menurut saya, kita harus bergandeng tangan. Misal saling menunggu ketika berangkat bersama ke titik kumpul. Mengusahakan keamanan kolektif. Atau gowes di tempat yang kompleksnya tidak terlalu ramai dan dilengkapi dengan one gate system.

Khusus untuk handphone, bisa ditaruh di tempat yang tidak mudah dijangkau. Bisa di kantong bib dalam atau di kantong sebelah paha untuk beberapa bib model adventure. Beberapa jersey juga dilengkapi dengan kantong yang berada di sebelah dalam. Apa pun usahanya hendaknya bisa dilakukan bersamaan agar efeknya bisa dirasakan bersama.

Semoga kondisi saat ini bisa membuat pesepeda semakin guyub dan memikirkan kepentingan bersama. Sehingga bisa menciptakan kondisi bersepeda yang lebih guyub, nyaman, dan aman di Ibu Kota. Serta pasti akan diikuti daerah lainnya. Sekian. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 61

Foto: Narendra "Nareend" Kameshwara, @adafotogue

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Kolom Sehat: MTB
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Barang Bawaan Peserta Journey To TGX 2024 Dikirim ke Trenggalek Gratis
Inilah Rute Journey To TGX 2024, Jarak Sama COT Bertambah
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji