Awalnya Dian Okta Yoshinta tidak bisa naik sepeda. Kini dia bersama sang suami, Pratomo Santosanengtyas, bersiap menuju KAI Kediri Dholo KOM Challenge 2021. Ini menjadi event offline pertama mereka. Sebelumnya Dian dan Pratomo rajin mengikuti beberapa virtual ride.

Dian mengaku mulai belajar bersepeda pada Agustus 2020 lalu. Dian membutuhkan waktu satu jam untuk bisa menguasai sepeda. Semula, dia gowes dengan sepeda lipat. Seiring berjalannya waktu, Dian melirik road bike agar performa lebih baik.

"Ternyata jiwanya bukan sepeda lipat. Nggak sampai sebulan sudah ganti road bike. Lalu prosesnya bertahap sampai sekarang. Lebih aman olahraga sepeda. Apalagi ditemani sebagai pasangan," ungkapnya.

Sebelumnya, Dian memang lebih menekuni running. Pandemi membuatnya mencari kegiatan lain. Sebab, running dengan kelompok tidak diperbolehkan. Akhirnya dia beralih ke sepeda. Hobi barunya ini didukung suami. Sebab Pratomo memang tidak suka running.

Dian dan Pratomo kini sering gowes bareng ke mana-mana

"Gym tutup, semua tutup. Akhirnya mencari alternatif lain, yang olahraganya asik. Bersepeda effort-nya lebih dan tantangan lebih banyak. Kalau dulu saya lari sendirian, sekarang malah jadi couple ride ke mana-mana," lanjut Dian.

Dian dan Pratomo memulainya secara bertahap. Pertama, mereka gowes keliling kompleks perumahan tempat mereka tinggal. Lalu gowes di dalam Kota Pahlawan. Kemudian mencoba gowes jarak jauh dari Surabaya ke Pandaaan di Pasuruan. Lama-lama suami istri ini semakin tertantang untuk menaklukkan berbagai tanjakan.

"Setelah sudah tahu cara bersepeda, akhirnya mulai endurance keluar kota. Cari jalur yang ada tantangannya, yang tanjakannya perih. Dan ketemu Dholo itu. Kami mau mencoba," kata perempuan 45 tahun itu.

Dian sendiri hanya pernah mendengar trek dan rute Dholo dari teman-temannya. Dia mempersiapkan diri dengan baik. Dian menaruh antisipasi lebih karena saat ini memasuki musim hujan. "Yang penting percaya diri. Target waktu belum ada. Sekarang latihan yang perih-perih dulu agar finis happy dan safety," kata Dian.

Berprofesi sebagai ASN di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), Dian tidak bisa berlama-lama seusai finis. Dia harus segera pulang karena esok harinya kembali bekerja. "Sepedaan tidak mengganggu aktivitas. Justru jadi ajang buat tidak bermalas-malasan," tegasnya. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 66

Foto: Dokumentasi Dian Okta Yoshinta-Pratomo Santosanengtyas

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Preview Taiwan KOM 2024: Diwarnai Pembalap Elite Dunia
Kolom Sehat: Taiwan KOM 2024
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Kolom Sehat: Nasib Tour de France di Inggris
Kolom Sehat: Bucin
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Pantai Selatan Malang Manjakan Para Pemilik Trek