Mamang-mamang Doyan Gowes dan Bertualang

| Penulis : 

Cerita tentang The Mamangs Cycling Community dimulai pada 2018 lalu. Berawal dari sekelompok pemuda yang tinggal di kawasan Bogor dan sekitarnya. Mereka memiliki hobi yang sama, yakni bersepeda dan berpetualang. Mereka juga sering gowes bareng ke daerah countryside di sekitar Bogor.

Meski menamai dirinya dengan The Mamangs, yang bisa diartikan sebagai paman dalam Bahasa Sunda, member komunitas ini ternyata masih muda. Rentang usia antara 20 tahun hingga 30an tahun. Jumlah anggotanya pun terbatas. Sekitar 20an cyclist saja.

"Konsep kami lebih ke adventure. Gowesnya sering ke daerah countryside di Bogor daripada ke dalam kota. Menikmati gowes dan petualangannya daripada main jarak atau waktu," ujar Yoshida Aditiawarman, salah satu pentolan The Mamangs.

Yoshida mengakui bahwa nama The Mamangs memang diambil dari Bahasa Sunda, yaitu mamang. Artinya om atau paman. Yoshida menjelaskan bahwa anggotanya mayoritas seumuran dan merupakan orang Sunda. "Jadi sering manggilnya ya ‘Mang, Mang’ begitu," kisahnya.

Sejumlah member The Mamangs foto di depan Tugu Ikan Marlin di Pangandaran 

Mereka sering mengadakan gowes ke daerah-daerah pedesaan di Bogor tiap akhir pekan. Tetapi untuk kegiatan rutin, beberapa anggota tetap gowes setiap hari sebelum berangkat bekerja. "Apalagi pas lagi work from home. Biasanya jam 06.00 sudah keluar janjian cari sarapan. Lalu jam 09.00 sudah kembali untuk mulai bekerja," ceritanya.

Tetapi untuk anggota yang tidak tinggal di Bogor, termasuk Yoshida, lebih sering berkumpul saat weekend. "Kami tidak main jarak atau waktu saat gowes. Kami lebih suka mengulik rute. Misalnya gowes agak jauh. Paling selesai habis makan siang," kata cyclist kelahiran Bandung itu.

Meski bukan komunitas besar, The Mamangs terbuka untuk orang-orang baru. Biasanya mereka mengajak beberapa teman untuk ikut gowes bareng. Tidak hanya rute di Bogor. Kadang mereka membuat rute jauh seperti ke Pangandaran.

Gambar bebek yang menjadi identitas The Mamangs, terpampang di bagian punggung jersey mereka

Karena itulah mereka membuat jersey dengan logo bebek. Yoshida menjelaskan pemilihan gambar bebek memiliki makna tersendiri. "Bebek itu ke mana-mana selalu bareng. Nggak meninggalkan teman. Mereka punya tujuan yang sama,” jelas Yoshida.

Pada akhir bulan ini, beberapa anggota The Mamangs akan gowes ke Jogjakarta. Ada yang ikut event di sana, ada pula yang ingin gowes mengeksplorasi Jogja. "Jadi, bagi anggota yang nggak ikut event, kami tetap ikut main ke Jogja dan gowes bareng di sana," tuturnya. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 70

Foto: Dokumentasi The Mamangs CC

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Kolom Sehat: Bucin
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour
RIDE Depok Upgrade Level ke SUB-PRO di Tahun Baru
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Weight Weenie Build: Wdnsdy AJ62 "NAKED" ini hanya 5,6 kilogram!