John Boemihardjo, Edo Bawono, bersama sejumlah cyclist asal Bali, Surabaya, Jakarta, dan Solo bikin heboh, Kamis (13/1) lalu. Mereka gowes mengelilingi Pulau Bali selama kurang dari 20 jam. Mereka menempuh total jarak sekitar 450 kilometer dengan elevation gain lebih dari 3.000 meter.
Cerita ini dimulai pada 24 Desember 2021 lalu, saat Edo merayakan hari jadi ke-44. Berbagai ucapan selamat dipersembahkan kepada founder Strive Sports Nutrition itu. Salah satunya dari John Boemihardjo, co-founder Wdnsdy Bike.
Percakapan kemudian berlanjut ke urusan sepeda. Kepada John, Edo mengungkapkan rencananya gowes di keliling Pulau Bali. Kebetulan Edo memang ingin liburan sekaligus ada urusan pekerjaan di sana. John yang terkenal doyan gowes jarak jauh dan suka tantangan, langsung menyanggupinya.
"Beberapa pekan terakhir memang banyak cyclist yang keliling Bali. Namun kebanyakan selama dua hari. Saya panas-panasi John untuk ikut keliling Bali dalam sehari. John bilang siap," cerita Edo kepada Mainsepeda.com.
Perjalanan mengelilingi Bali yang tercatat di akun Strava milik John Boemihardjo
Keduanya pun berbagi tugas. John mencari "massa" untuk diajak gowes ke Bali. Lalu Edo membujuk founder Mainsepeda.com, Azrul "Aza" Ananda untuk ikut ke Pulau Dewata. Aza menyanggupi. Apalagi klub sepak bola yang dipimpinnya, Persebaya Surabaya juga main di Bali.
Edo juga menghubungi Agus "Aliang" Willyam, pentolan komunitas Barong Cycling Team (BCT). Sebagai warga lokal, Aliang menjadi tempat bertanya untuk rute keliling Bali. Aliang sudah sering keliling Bali. Tapi tidak pernah sehari. "Dari percakapan itu, dia bertanya siapa saja yang ikut. Rupanya dia tertarik," kata Edo.
Aza, John, Johnny Ray, beserta sejumlah cyclist dari Surabaya dan Solo baru tiba di Pulau Dewata pada Selasa (11/1) petang. Mereka gowes dari Surabaya menuju Bali selama dua hari. Total jarak tempuhnya hampir 450 kilometer. Setelah rehat sehari, gowes keliling Bali ini direalisasi pada Kamis kemarin.
Mengenakan jersey khusus buatan SUB, mereka start dari Dewaruci pukul 05.00 WITA. Bertolak dari Denpasar ke arah Gilimanuk. Lalu menuju Singaraja, nanjak di Amed, dan finis di Jimbaran. Edo menegaskan bahwa mereka sepakat tidak potong rute. Tanjakan Amed yang selama ini dihindari karena curam, berhasil mereka sikat.
Foto bareng di puncak dengan setelah berusaha keras menaklukkan tanjakan di Amed
Amed berada di Kabupaten Karangasem, sekitar 300 kilometer dari titik start. Panjang medannya sekitar 30 kilometer. Memiliki tipikal rolling dengan gradien antara 15 persen hingga 20 persen. Tim Patas, begitu Johnny Ray menyebut Edo, John, dan kawan-kawan, menuntaskan tanjakan ini selama lebih dari dua jam.
Rasa perih selama nanjak di Amed terbayar lunas ketika tiba di puncak. Pemandangannya sangat indah. Kombinasi antara gunung dan pantai. Kemudian mereka bergegas lagi. Edo, John dan kolega melaju menuju titik finis di Jimbaran. Mereka tiba di garis akhir pada Jumat (14/1) pukul 00.30 WITA.
Luar biasa, mereka berhasil menuntaskan misi ini selama lebih dari 19 jam dengan moving time sekitar 15 jam. Dari sembilan cyclist yang start keliling Bali, hanya lima orang yang finis. Selain Edo dan John, tiga nama lainnya adalah Aliang, Yohanes Tekno "Yoyo" dan Fajar Surya Hadiwijaya.
"Responsnya heboh. Mungkin kami manusia pertama yang bersepeda mengelilingi Pulau Bali dalam sehari dan terdokumentasi di Strava. Bisa jadi ada yang melakukannya sebelumnya, tapi tidak terdokumentasi di Strava. Kami bertugas menginspirasi agar rekor ini segera dipecahkan cyclist lain," bilang Edo.
Finis di salah satu restoran cepat saji di Jimbaran
Selain bikin heboh, aksi "Tim Patas" ini juga bikin heran driver dan fotografer yang mereka sewa untuk memandu dan mengabadikan perjalanan mereka. Normalnya, sang fotografer sering berhenti di spot-spot menarik untuk memotret cyclist guna konten di media sosial.
Tapi rombongan ini adalah pengecualian. Mereka baru foto bareng di puncak Amed, 330 kilometer dari start. Edo menegaskan, mereka sengaja foto di sana sebagai bukti jika mereka tidak memotong jalan. "Kamu mau efisiensi waktu," tegas Edo. Ia berkelakar, "Suplai makanan dan minuman pun dilakukan dari mobil seperti tim WorldTour."
Perjalanan ini dilalui dengan lima kali pit stop. Termasuk harus berhenti karena kendala kecil seperti pecah ban dan rantai putus. Salah satu pit stop berada di toko sepeda milik sepupu Edo. Namanya Toko Bintang Terang. Lokasinya di Singaraja. Mereka dijamu makan siang di sana.
Awalnya sang pemilik toko terheran-heran karena "Tim Patas" makan siang di depan toko mereka. Sebab, mereka pikir cyclist itu identik dengan resto dan kafe kekinian. Edo menegaskan bahwa rombongannya satu dari sedikit pengecualian. Sebab mereka adalah kumpulan orang "gila" sepeda.
Rehat di Toko Bintang Terang dilanjut makan siang
Berhasil mengitari Pulau Bali selama kurang dari sehari membuat Edo dan kawan-kawan puas. Ada banyak nilai yang dipetik. Pertama, mereka memiliki teman sependeritaan. Kedua, mereka puas karena bisa mengerjakan sesuatu yang tadinya dianggap impossible. "Asal ada kemauan dan ditemani kawan yang sama gilanya, itu kombinasi maut. Apa pun bisa diraih," ucap Edo seraya tertawa.
Selain itu, perjalanan ini merupakan bagian dari meditasi dan mental exercise. Sehingga mereka lebih tangguh ketika menghadapi masalah sehari-hari. "Banyak pengalaman yang tidak kami rencanakan sama sekali. Banyak improvisasi, tidak terlalu banyak mikir. Kami harus kreatif untuk menghadapi masalah di jalan," katanya.
Baru beberapa jam setelah finis keliling Bali, John dan Yoyo sudah melambungkan wacana gowes di lima gunung. "Proposal" ini langsung ditawarkan ke Edo dan lainnya. "Sebentar, saya mau istirahat dulu. Otak saya belum bisa diajak mikir," canda Edo seraya tertawa terbahak-bahak. (mainsepeda)
Foto: @life_of_dwinasaurus