Tuntas Nanjak 13.400 Meter Selama Lima Hari

| Penulis : 


'Tim Patas' beraksi kembali. Setelah sukses mengelilingi Pulau Bali selama kurang dari 24 jam pada pertengahan Januari lalu, kini mereka nanjak hingga total evelasi 13.400 meter. Mengusung tajuk Strive Climbing Challenge di Solo, misi ini berhasil dituntaskan dalam lima hari.

Co-founder Wdnsdy Bike, John Boemihardjo dan founder Strive Sports Nutrition, Edo Bawono menjadi aktor di balik ide gila ini. Ceritanya, setelah menuntaskan misi di Bali, John menodong Edo untuk gowes ke Surakarta. Ide ini kemudian disambut baik oleh Yohanes Tekno "Yoyo".

BACA JUGA: Sukses Gowes Mengelilingi Pulau Bali dalam Sehari

Sebagai tuan rumah, Yoyo langsung mencari rute yang antimainstream. Rute gowes yang jarang, atau bahkan tidak pernah dilewati cyclist di kotanya. Setelah seluruh rute berhasil disusun, Yoyo mengajukannya ke John dan Edo. Setelah semuanya sepakat, misi ini dieksekusi pada akhir Februari hingga awal Maret lalu.

John, Edo, dan Yoyo turut mengundang para cyclist strong dari berbagai kota di Indonesia. Seperti Agus Harianto (Madiun), Rudy Rustanto (Cepu), Hendro Gunadi (Surakarta), hingga Francesco Bruno (Lombok). Mereka diajak menikmati rute pedas yang telah disiapkan oleh Yoyo.

"Orang-orang pada umumnya nanjak dua hingga tiga ribu meter selama seminggu atau dua minggu. Kami nanjak belasan ribu meter dalam lima hari," terang Edo.

Perjalanan dimulai dengan nanjak ke Nepal van Java pada Jumat (25/2). Tapi rutenya sedikit dimodifikasi. Mereka melawati Selo yang menjadi titik pertemuan Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Lalu turun Magelang, kemudian nanjak ke Gunung Sumbing. Rute pulangnya pun dibuat nanjak ke Kopeng. Mencapai jarak 230 kilometer dengan total evelasi 5.000 meter.

"Saat tanjakan di Kopeng itu kami diterpa hujan deras. Tidak ada yang pakai jaket karena ada satu teman yang tidak membawanya. Untungnya ada toko jas hujan dan kami berhenti untuk membeli jas hujan. Solidaritasnya memang luar biasa. Tapi kalau ada satu yang kram, ya tetap ditinggal dan ditertawai," canda Edo.

Hari kedua menempuh jarak yang lebih pendek, hanya 100 kilometer dengan total elevasi 2.400 meter. Mereka nanjak di sisi timur Merapi yang dapat diakses dari Surakarta. Sebenarnya, targetnya adalah mencapai evelasi 4.800 meter. Sayang, hujan yang sangat lebat membuat mereka menuntaskan misi ini di separuh jalan.

"Servis tuan rumah luar biasa. Sepeda kami diservis dan dicuci setelah ride. Juga ada laporan analisis sepeda. Kulinernya juga top. Pagi, siang, malam selalu ada makanan enak. Tak hanya makanan dan sepeda saja, orangnya pun ikutan dipijat setelah ride," sanjung Edo servis Yoyo selama di Solo.

Yohanes Tekno "Yoyo" (depan) menjadi 'tuan rumah' dalam Strive Climbing Challenge di Solo

Rute gowes di hari ketiga, Minggu (27/2) menempuh jarak terpendek. Cuma 60 kilometer. Dikawal Hendro Gunadi, mereka nanjak di rute-rute dalam Kota Surakarta. Melalui tanjakan dengan gradien 14-18 persen dengan total evelasi 600 meter. "Recovery ride di Solo itu harus lewat tanjakan pedas," timpal John.

Pada hari keempat Senin (28/2), Yoyo membawa 'Tim Patas' menyeberang ke Jawa Timur (Jatim). Mengeksplorasi jalan lama di Gunung Lawu. Mereka bertolak dari Karanganyar ke arah Cemoro Sewo. Lalu turun ke Magetan, dan kembali lagi ke Cemoro Sewu. Total elevasinya 4.000 meter dengan dengan jarak 150 kilometer.

"Misi utamanya adalah menyelesiakan jalan lama Cemoro Sewu di Jateng dan Jatim secara komplet. Kami melalui Dusun Beruk Karanganyar di sisi kanan Gunung Lawu. Menurut saya, ini rute paling indah di Solo dan sekitarnya," jelas Yoyo.

John memiliki pandangan tersendiri tentang rute di hari keempat. "Hari keempat adalah yang paling saya takuti. Sebab jalan dari Madiun menuju Sarangan relatif kecil dan banyak lenggak-lenggok. Luar biasa tajam," terang finisher Unbound Gravel 2021 ini.

Hari terakhir, Selasa (1/3) bertajuk Tour de Candi. Yoyo menjelaskan, mereka mengeksplorasi rute ke Candi Ceto dan Candi Sukuh. Mereka melalui rute yang sangat indah, yakni perkebunan teh dan perkebunan karet. Mereka berhasil mencapai elevasi 1.400 meter dengan total jarak 85 kilometer.

Secara keseluruhan, 'Tim Patas' berhasil nanjak lebih dari 13.400 meter selama di Surakarta. Kurang 600 meter dari target awal. "Tujuan utamanya adalah menyelesaikan semua rute nanjak yang bisa ditemukan di Surakarta, inilah misi utama saya saat mendapatkan info bahwa teman-teman akan ke sini. Sayang terkendala cuaca dan masalah teknis," tutur pentolan komunitas Happy Monday CC itu.

Secara khusus Edo Bawono mengucapkan terima kasih kepada Wdnsdy Bike dan SUB Jersey atas dukungannya untuk Strive Climbing Challenge di Solo ini. "Saya dipinjami sepeda Wdnsdy milik Mas Azrul Ananda. Sebab itu sepeda khusus dengan gear ratio untuk nanjak," ungkap Edo.

Setelah menyelesaikan misi di Bali dan Solo, 'Tim Patas' mulai membidik target baru. Ada banyak opsi. Mulai dari Manado, Lombok, gowes Jakarta-Jogjakarta, serta keliling Jawa Barat (Jabar). "Sekarang semuanya minta giliran disiksa. Rute berat yang tidak pernah dilalui, mau disuguhkan ke kami," kata John seraya tertawa. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray

Foto: @chaidar26

Populer

Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Campagnolo Kembali ke Balapan WorldTour 2025
Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
De Bleu CC Gairah Kota Biru
Journey To TGX 2024 Terbuka untuk Berbagai Jenis Sepeda (No eBike!)
Taiwan KOM 2024 - Rute Lama Kena Gempa, Rute Baru Jadi 150 Km
Sepeda Aero Merek Java Ini Bisa Dilipat
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal