Milan-San Remo akan menjadi sajian utama bagi pecinta balap sepeda pada Sabtu (19/3). Berlangsung di rute sepanjang 293 kilometer, balapan berjuluk La Classicissima itu adalah one day race paling bergengsi sekaligus yang terpanjang di Italia.
Milan-San Remo 2022 menjadi balapan Monumen pertama pada musim ini. Ada dua tanjakan pendek dan curam di sisa 20 kilometer. Tanjakan Cipressa memiliki panjang lebih dari 5,6 kilometer dengan gradien 4,1 persen. Lalu ada Poggio di San Remo yang memiliki panjang 3,7 kilometer dengan gradien rata-rata 3,7 persen.
Seharusnya ini adalah balapan Klasik yang bisa menjadi santapan empuk bagi para sprinter. Tapi rute naik-turun pada di 20 kilometer terakhir selalu menyuguhkan ending yang tricky. Bahkan, menghadirkan berbagai kejutan. Seperti pada musim 2018 saat Vincenzo Nibali berhasil menjuarai balapan ini.
"Milan-San Remo merupakan salah satu balapan termudah untuk diselesaikan. Tetapi, salah satu lomba tersulit untuk dimenangkan," ucap Tadej Pogacar (UAE Team Emirates) kepada Cyclingnews.
Pada Milan-San Remo 2021 lalu, Jasper Stuyven (Trek-Segafredo) berhasil menjuarai ajang ini. Pembalap asal Belgia itu menang sprint lawan pembalap top macam Caleb Ewan (Lotto Soudal), Wout van Aert (Jumbo-Visma), Peter Sagan, dan Mathieu van der Poel (Alpecin-Fenix). Ia menuntaskan lomba ini dengan catatan waktu 6 jam 38 menit dan 6 detik.
BACA JUGA: Milan-San Remo: Gampang Finis, Susah Menang
Sagan dan Van Aert akan tampil lagi pada musim ini. Pun demikian dengan Van der Poel yang disebut akan come back di Milan-San Remo. Selain itu ada Pogacar. Meski terkenal sebagai climber tangguh, Pogacar telah memberi bukti bahwa ia bisa menjuarai ajang one day race. Ia adalah pemenang Liège-Bastogne-Liège dan Il Lombardia pada tahun lalu. Serta menjuarai Strade Bianche pada awal 2022 ini.
Konon, kehadiran Pogacar di Milan-San Remo 2022 dapat mengubah balapan secara signifikan. Bahkan disebut bida mengurangi peluang sukses para sprinter. Tak hanya itu saja, dengan performa hebat pada awal musim ini, ia dapat membuat semua orang bingung tentang cara mengontrol serta mengalahkannya.
"Lihat finalnya. Cipressa tidak begitu curam. Ada Poggio, tapi banyak pembalap bisa melewatinya dengan cepat. Termasuk beberapa sprinter. Saya bukan pembalap dengan semua opsi terbaik untuk memenangkannya. Tetapi, jika saya mendapat kesempatan, saya akan melakukannya," bilang juara dua edisi terakhir Tour de France itu.
Milan-San Remo 2022 akan menjadi duel pertama Pogacar dengan seniornya sesama pembalap Slovenia, Primoz Roglic (Jumbo-Visma). Roglic datang ke Italia berbekal kemenangan di Paris-Nice 2022. Pembalap 32 tahun ini juga memiliki catatan apik di balapan satu hari. Ia adalah pemenang Liège-Bastogne-Liège 2020 lalu. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 77
Foto: Getty Images, Procyclingstats