Seperti kebanyakan pendaftar Bromo KOM Challenge 2022 lainnya, Bayu Isnandar rela 'jaga lilin' agar dapat registrasi tepat waktu. Upaya Bayu berhasil. Ia menjadi pendaftar pertama di event menanjak paling heboh di Indonesia tersebut.
Istilah 'jaga lilin' berlaku untuk cyclist yang begadang demi mendaftar Bromo KOM Challenge pada Rabu (16/3) lalu, tepat pukul 00.00 WIB. Bayu termasuk di antaranya. "Saya yakin teman-teman lain pun pasti begadang agar kebagian slot. Sebab Bromo KOM memang luar biasa. Sangat dirindukan," ungkap Bayu.
Usahanya berhasil. Bayu sukses mendaftar pada Rabu dini hari lalu. Ia makin bersyukur karena seluruh teman-temannya yang berjumlah sepuluh orang, juga mendapatkan slot. Sehingga mereka bisa 'naik haji' bersama-sama ke Bromo KOM Challenge 2022 pada 21 Mei nanti.
Bayu takjub saat Mainsepeda.com merilis pengumuman bahwa slot 1.000 pendaftar langsung habis dalam waktu delapan jam saja. "Sold out dalam delapan jam itu luar biasa. Artinya Bromo KOM memang naik hajinya cyclist. Sebab atmosfer memang berbeda," ungkapnya.
Bayu Isnandar (kiri) bersama Ade Cahyo Nugroho, Direktur Keuangan & Strategi BSI
Cyclist yang bekerja di Bank Syariah Indonesia (BSI) ini mengaku aktif gowes mulai awal 2019. Semula ia adalah pegiat sepeda lipat. Bayu gowes dengan Brompton. Baru setahun gowes, ia memberanikan diri tampil di Bromo KOM Challenge 2020. Ia 'dikompori' oleh Ade Cahyo Nugroho, Direktur Keuangan & Strategi BSI.
Berkat latihan intens di Sentul tiap akhir pekan, Bayu, Ade, dan rekan-rekan lainnya berhasil finis sebelum cut off time (COT). "Waktu diajak Pak Cahyo ke Bromo KOM 2020, itu hal tergila untuk saya. Sebagai newbie, saya nanjak 2.000 meter dengan Brompton. Alhamdulillah kami berlima berhasil finis sebelum COT," ungkapnya.
Kini Bayu datang dengan pasukan yang lebih banyak, sepuluh orang. Mereka tidak lagi turun di kelas Brompton. Bayu tampil dengan senjata baru, yakni road bike. Ia aktif gowes dengan road bike sejak akhir 2020. Lagi-lagi 'diracuni' oleh bosnya itu.
"Pak Cahyo yang selalu memotivasi untuk bersepeda. Memang beliaunya memang aktif berolahraga. Sejak saat itu saya tidak pernah menyentuh sepeda lipat lagi," ungkap Bayu.
Bayu akan turun di kelas Men Age Category 35-39. Bromo KOM tahun ini merupakan pengalaman baru untuknya. Sebab ini kali pertama ia gowes dari Surabaya ke Bromo. "Saya memang belum pernah start dari Surabaya, tapi saya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Targetnya masih sama, finis sebelum COT," terang cyclist kelahiran Jakarta ini.
Cyclist 36 tahun mulai mempersiapkan diri mulai dari sekarang. Ia gowes bersama komunitas Sweaty CC. Mereka rutin melihat rute tanjakan tiap akhir pekan. Bayu juga sudah mempersiapkan program latihan selama puasa. Ia berikrar akan tetap gowes meski intensitasnya sedikit diturunkan.
Jika biasanya gowes empat kali dalam sepekan, ia dapat bersepeda selama dua hingga tiga kali. Ia berusaha no bidon ride saat gowes. Atau, jika tidak memungkinkan bersepeda pada pagi hari, ia mengganti program latihan dengan gowes indoor.
"Saya dan teman-teman juga mempersiapkan program di luar gowes. Salah satunya latihan di gym. Sehingga performa kami tidak menurun tajam setelah libur Lebaran nanti," terangnya. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 77
Foto: Dokumentasi Bayu Isnandar