Komunitas road bike berkembang pesat di Malang Raya. Satu di antaranya adalah Go Cycling and Racing (GCR). Mereka eksis sejak 2018 dan trus berkembang hingga kini. Sekarang GCR tidak sekadar gowes saja, mereka juga mulai serius di pembinaan atlet.
GCR diprakarsai oleh sekumpulan cyclist muda di Malang. Seperti Ahmad Adi Nugroho, Norman, dan M. Yahya. Mereka berkembang dari sekadar grup WhatsApp menjadi sebuah komunitas. Waktu itu masih mengusung nama Gowes Ceria Family (GCF).
"Dulu selain gowes, kami juga sering guyon bareng. Penuh dengan canda tawa. Namanya juga anak muda," kata Adi yang kini menjabat Wakil Ketua GCR.
Lambat laun komunitas ini kian berkembang. Mereka kemudian rebranding menjadi GCR pada 2020. Perubahan itu dilandasi dengan semakin banyaknya cyclict yang bergabung dengan komunitas ini. Juga arah komunitas yang lebih serius di olahraga bersepeda.
Dari sekadar gowes dan guyon, GCR kini lebih terstruktur dalam berorganisasi. Semuanya berkat kehadiran Erik Setyo Santoso. Ia membawa napas baru bagi GCR. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang ini ditunjuk sebagai pembina GCR.
"Pak Erik datang dan membawa nuansa baru ke komunitas kami. Secara organisasi menjadi lebih terstruktur. Lalu ada banyak sponsor yang mendukung kami," aku Nono Supriyono, Ketua GCR.
GCR adalah komunitas yang heterogen. Berbagai macam latar belakang dan profesi ada di dalamnya. Mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN), pebisnis, hingga karyawan swasta. Semuanya disatukan oleh hobi bersepeda di bawah panji GCR. Mereka aktif gowes saban akhir pekan. Rutenya beragam.
"Kami sering ke Batu, Cangar, Jemplang, Tumpang, atau ke Karangkates. Sabtu-Minggu paling tidak harus gowes bareng. Baik rute flat atau nanjak," imbuh Adonis Fatsun Via Iobe, Sekretaris GCR.
GCR baru saja membuat event nanjak seru bertajuk Brotherhood Ride pada Sabtu (26/3). Rutenya dimulai dari salah satu pusat oleh-oleh di Jakan Ciliwung, Kota Malang. Kemudian mereka menuju Jalan Soekarno-Hatta, Sengkaling, dan start KOM di Tlekung. Mereka nanjak dua kilometer menuju titik finis di Oro-oro Ombo.
Setelah sesi foto di Jembatan Jalibar, dilanjut dengan makan-makan dan acara pembagian hadiah dan doorprize di Warung Mangkring Dau. Selain diikuti anggota internal, acara ini dihadiri perwakilan komunitas seperti Ratjoen dan Hooray. "Perserta kurang lebih 70 orang," kata Bendahara GCR Rizal Nasir Setyawan.
Tidak hanya lebih terstruktur, GCR juga mulai mengarah ke pembinaan atlet. Ada dua nama yang telah gabung, yakni Brilly dan Ikmal Kaffa Manggala. Bukan tidak mungkin makin banyak pembalap asal Malang yang merapat ke GCR di kemudian hari.
"Kami mendukung atlet yang belum ada wadah atau yang belum ada sponsor. Mungkin nanti akan ada beberapa tambahan atlet lagi," terang Humas GCR Harun Nugroho.
Pembina GCR, Erik Setyo (dua dari kanan) menjadi runner-up di Brotherhood Ride
Sebagai pembina, Erik Setyo sangat mendukung perubahan arah GCR. Apalagi mereka tidak sekadar gowes, tapi mulai menyentuh ke pembinaan atlet. "Sesuai dengan namanya, Go Cycling and Racing. Yang cycling biarkan para seniornya. Yang racing ya pembalap-pembalap ini," tutur Erik. (mainsepeda)
Hasil GCR Brotherhood Ride
Under 45
1. Ikmal
2. Riko
3. Rizal
Up 45
1. Didik
2. Erik Setyo
3. Tri
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 78
Foto: Dokumentasi GCR