Komunitas Sepeda Banyumas (KSB) begitu merindukan Bromo KOM Challenge 2022. Mereka sangat menantikan event menanjak paling heboh di Indonesia ini. Ketika registrasi dibuka pada 16 Maret lalu, sebanyak 32 anggota KSB berhasil mengamankan tiket ke Bromo KOM tahun ini.
Saat founder Mainsepeda.com Azrul Ananda memastikan Bromo KOM terselenggara kembali tahun ini, KSB aktif menggali informasi terkait teknis pendaftaran ke penyelenggara. Mereka langsung merapatkan barisan. Kemudian mendata anggota yang akan nanjak ke Wonokitri, Bromo pada 21 Mei mendatang.
Hasilnya, sebanyak 32 member KSB berhasil mendaftar ke Bromo KOM tahun ini. Sejatinya jumlah itu bisa lebih besar. Akan tetapi, ada anggota yang tidak mendapatkan tempat. Sebab kuota 1.000 pendaftar langsung terisi penuh dalam delapan jam saja.
Ketua KSB Rano Surano menceritakan, sebagian besar anggota KSB yang berpartisipasi di Bromo KOM tahun ini adalah debutan. Sisanya memang pernah mengikuti kendurinya cyclist di Indonesia itu pada 2020 lalu. Namun, mereka tampil di kelompok sepeda lipat di bawah bendera Sepeda Lipat Purwokerto (Selip).
"Rata-rata belum pernah nanjak ke Bromo KOM. Atau pernah ikut Bromo KOM tapi naik sepeda lipat. Saya adalah salah satunya," ujar Rano.
Demam road bike selama pandemi Covid-19 membuat banyak anggota KSB berganti tunggangan. Mereka hijrah dari sepeda gunung (MTB) atau sepeda lipat ke road bike. Rano sendiri mengaku baru aktif memakai sepeda balap sejak akhir 2020. Kemudian ia 'meracuni' anggota KSB lain untuk mengikuti jejaknya.
"KSB sebenarnya menampung semua sepeda. Namun pandemi ini memunculkan fenomena tersendiri. Sejak akhir 2020 banyak yang berlomba punya road bike. Banyak yang hijrah dari sepeda lipat dan MTB ke roadbike. Jika Bromo KOM 2020 ikut sepeda lipat, pada tahun ini seluruhnya akan nanjak menggunakan road bike," aku Rano.
KSB beruntung karena Banyumas memiliki banyak tanjakan. Salah satu yang tersohor adalah Wisata Baturraden. Aktif nanjak menggunakan road bike selama lebih dari setahun terakhir menjadi bekal member KSB finis di bawah cut off time (COT) di Bromo KOM nanti.
"Namun kami tidak menargetkan podium. Sebagian anggota KSB ikut nomor kompetitif untuk merasakan atmosfer persaingan dengan peserta lainnya," bilang pria kelahiran Cirebon itu.
KSB akan tetap berlatih meski sedang menjalani ibadah puasa. Selain latihan nanjak, mereka juga harus latihan di medan datar. Sebab Bromo KOM akan melalui rute sepanjang 60 kilometer dari Surabaya ke Kota Pasuruan. Menurut Rano, KSB rutin bersepeda tiap Selasa dan Jumat.
"Bromo KOM itu suatu tantangan. Event yang mendunia. Event yang spektakuler dan prestise bagi cyclist. Saat mendengar nama Bromo KOM, orang pasti bertanya apakah sanggup sampai finis atau tidak. Sebab harus gowes 100 kilometer dan nanjak ke ketinggian 2.000 meter," terang pengguna Wdnsdy Aluminati itu.
Selain latihan nanjak agar finis bahagia di Wonokitri, Bromo, KSB juga mempersiapkan armada transportasi untuk mengangkut anggotanya dari Banyumas ke Surabaya. Menurut Rano, KSB akan menyewa bus dan minibus khusus. Kedua kendaraan ini sudah dimodifikasi agar dapat mengangkut cyclist beserta sepedanya.
"Bus ini bisa mengangkut 17 orang dan 17 road bike. Sebab didesain khusus untuk cyclist dan touring luar kota. Kami sering menggunakannya. Termasuk ke Bromo KOM 2020," pria yang aktif gowes sejak 2012 tersebut. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 79
Foto: Adi Indrayanto, Denayosa