Komunitas asal Lampung, TROL CC tidak ingin sekadar berpartisipasi di Bromo KOM Challenge 2022. Mereka mengincar podium dalam event nanjak paling heboh di Indonesia ini. Mereka sudah memiliki amunisi yang ditarget berprestasi di Bromo KOM tahun ini.
Ketua TROL, dr. Muhammad Nasrulloh, Sp.OT mengungkapkan bahwa ada dua agenda gowes yang wajib diikuti komunitasnya. Satu di antaranya adalah Bromo KOM. Selama beberapa tahun terakhir, TROL konsisten mengirim anggotanya ke kendurinya cyclist di Indonesia itu.
"Bromo KOM sangat tersohor. Sejak dulu Bromo KOM adalah event wajib yang kami ikuti selain GFNY. Tiap tahun ya dua agenda itu. Yang lain tentatif," ungkap dr. Nasrul, sapaan akrabnya.
Ketika mendengar pendaftaran Bromo KOM dimulai pada 16 Maret, mereka berlomba-lomba mendaftar. Menurut dr. Nasrul, sekitar 30 member TROL registrasi pada hari itu. Mereka tak sabar tampil di Bromo KOM 2022. Serta mengaku sangat merindukan gelaran ini.
"Ada lebih banyak anggota kami yang ingin ikut. Tapi tidak kebagian slot. Sebab jam 8 pagi sudah habis," sebut dokter spesialis bedah tulang (ortopedi) ini.
Seperti yang telah disinggung di awal, TROL tak mau sekadar pelesiran ke Bromo KOM. Sejumlah anggota yang tampil di kelompok kompetitif, ditarget podium. Salah satunya adalah Rian Setiawan. Cyclist 28 tahun kelahiran Pandansari ini sering podium di pelbagai event di Pulau Jawa.
Prestasi ini diharapkan berlanjut di Bromo KOM 2022 nanti. Rian akan tampil di kelompok Men Age Category 25-29. "Kami memang memiliki divisi balap. Namanya TROL Racing. Dari 130an anggota, sekitar 30 cyclist tergabung di TROL Racing. Sisanya ya divisi happy-happy," sebut cyclist kelahiran Jombang, Jawa Timur ini.
Selain urusan podium, salah satu yang paling seru di Bromo KOM nanti adalah guyonan sesama member TROL. Meski sama-sama turun di kelas kompetitif, hasil akhir tentu saja berbeda. "Kalau tidak ikut kompetitif, buat apa ke Bromo KOM. Kalau cuma wisata, tidak usah," kelakar dr. Nasrul.
"Jadi, meski badannya besar-besar, tetap ikut kelas kompetitif. Masalah kewer atau finis, itu urusan nanti. Yang penting start di depan. Kalau start belakang, nanti kehabisan makanan," ucapnya lantas tertawa.
Selain anggota yang sudah berpengalaman di Bromo KOM, TROL juga mengirim cyclist baru ke event menanjak yang berlangsung 21 Mei itu. Walaupun baru gowes sejak pandemi Covid-19, mereka terkenal hobi nanjak. Geng Tanah Miring, begitu kelompok ini disebut.
"Sekitar belasan cyclist baru bergabung dengan kami sejak pandemi. Namanya Geng Tanah Miring. Sebab setiap hari mencari tanjakan terus. Mereka tidak doyan rute datar. Semoga otaknya tidak miring juga," canda alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Para anggota TROL intens berlatih agar finis bahagia di Bromo KOM 2022. Mereka berlatih di Gunung Sekincau di Lampung Barat. Sementara untuk rute dalam kota, TROL gowes di Bumi Kedaton Loop. Panjangnya 20 kilometer sekali loop. Elevasinya sekitar 600 meter.
Selain mempersiapkan diri untuk Bromo KOM, TROL juga berancang-ancang menggelar agenda tahunan mereka. Event pertama adalah Tour Presisi Lampung pada 2 Juli. Kemudian mereka menggelar Tour de Krui. Digelar pada minggu kedua November untuk merayakan hari jadi TROL. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 79
Foto: @membacavisual